31|HEART WINNER

1.1K 45 8
                                    

Hai semua!! Apa kabar nih??

Jangan lupa vote chapter ini ya!💗

Yuk coba absen kalian dari kota mana aja?

            🦋Happy Reading🦋

Ais menutup pagar rumahnya.

Malam ini ia ingin ke minimarket untuk membeli beberapa cemilan. Dengan setelan kaos dan di baluti jaket serta celana hitam pendek, ia berjalan membelah keheningan malam.

Setelah berjalan tidak terlalu jauh, akhirnya ia sampai di minimarket tersebut.

Tanpa berlama-lama Ais segera menuju ke rak yang berisi berbagai snack.

"Beli apa lagi ya?" gumamnya.

Ais merasa sudah terlalu banyak mengambil berbagai snack, Ia langsung mendorong troli tersebut ke meja kasir.

"Mau bayar cash, atau pakai kartu mbak?" tanya penjaga kasir tersebut.

"Kartu aja," Ais menyodorkan kartu yang di milikinya.

Setelah membayar semua belanjaannya, Ais segera pulang.

Di tengah perjalanan tiba-tiba ada dua orang yang menghadang jalannya.

"Permisi, saya mau lewat." ucap Ais sopan.

"Bentar dulu dong neng. Gak mau kenalan dulu sama abang yang cakep ini?" goda salah satu dari mereka.

"Masih cakepan gue kali," sahut satunya.

"Maaf om, saya buru-buru."

Saat Ais ingin berjalan lagi, tiba-tiba tangannya di cekal.

Sontak Ais menghempaskan tangan itu.

Ia menatap tajam para om-om kurang belaian itu.

"Kita gak kenal. Gak usah pegang-pegang," desis Ais.

"Sok jual mahal nih bocah. Emang berapa sih tarif satu jamnya?"

BUGH!

Bogeman mendarat tepat di pipi om itu, sedangkan temannya yang satu memandang Ais dengan tatapan penuh gairah.

"Apaan lo ngeliatin gue kek gitu!! mau gue colok??!!" Ais mengarahkan dua jarinya ke depan mata itu.

"Eits, tenang dong neng. Main sama kita di jamin puas kok, punya kita gede-gede."

Plak

Bugh!

tamparan dan bogeman mendarat di wajah om-om kurang belaian tadi.

"Lo kira gue murahan?? mau punya lo gede kek, kecil kek, gue gak urusan!" emosi Ais.

"Badan gede, tapi beraninya sama cewe. Cupu lo om," kata Ais.

Mereka berdua sontak berdiri. Mereka tidak terima dengan perkataan Ais itu.

"Beneran gue garap ya lo." geramnya.

Kedua tangan Ais langsung di seret dengan paksa oleh kedua Om-om itu.

"Lepasin gue bangsat," berontak Ais.

"Yang kayak gini, lebih menantang nih,"

"Menantang, ndasmu!" umpat Ais.

"Tol-hmpftt," Mulut Ais di bekap oleh tangan bau terasi itu.

Ia sudah lemas, tangannya sangat sakit karena cekalan dari dua manusia kurang ajar itu.

"Lepasin dia."

ARDENTINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang