19|PENYERANGAN

1.6K 63 0
                                    

hai besteii.....
jangan lupa vote ya, biar aku tambah semangat hehe🦋❤️

           🦋Happy Reading🦋

Setelah menunggu 2 hari, Arden memutuskan untuk melakukan penyerangan. Ia ingin tau, apa sebenarnya motif ketua mereka mengirim teror itu.

"Lo gak usah ikut deh," ucap Arden ke Ais.

"Kenapa sih? gue gak bakal nyusahin." sebal Ais.

"Nanti lo luka,"

"Tinggal di obatin lah."

Arden berdecak mendengar perkataan Ais. Sedangkan para teman-temannya sudah tertawa karena melihat Ais yang keras kepala.

"Udah kali Den, biarin aja si Lele ikut." ucap Chandra.

"Nama gue tu Ais! bukan Lele." kata Ais dengan wajah galak.

"Buna kalo masang wajah galak jatuhnya gemesin deh," celetuk Raiden.

"Mau ke kuburan atau rumah sakit?" tanya Arden dengan wajah garang.

"Mau ke hatinya bu- eh enggak cuma bercanda kok, hehehe." Raiden hanya cengengesan sambil berlari meninggalkan kumpulan inti Wirdzone.

Ais menatap Arden garang, "Gak boleh gitu!"

Arden memutar bola matanya malas. "Ya."

"Udah kumpul semua, Je?" tanya Arden ke Aje.

"Udah kayaknya."

"Suruh kumpul kesini." perintah Arden.

"Biar gue aja." ucap Nio.

"PENGUMUMAN, BUAT KALIAN SEMUA HARAP MERAPAT KE PARA INTI WIRDZONE!" teriak Nio dengan lantang.

Mereka semua langsung merapat sesuai perintah wakil dari geng Wirdzone itu.

"Gue udah nunggu respon dari geng sebelah selama 2 hari, tapi kalian lihat? mereka gak ada respon sama sekali." ucap Arden.

"Sesuai apa yang udah gue omongin kemarin. Kalo selama 2 hari gak ada respon, kita bakal lakuin penyerangan."

"Hari ini cewek gue mau ikut. Jadi gue minta buat kalian semua, tolong jangan lengah dan terus jagain dia kalo gue lagi ngelawan musuh." jelas Arden.

"SIAP!!"

"Buna tenang aja, Raiden bakal jagain Buna di mana pun Buna berada." ucap Raiden dengan menaikan alisnya menggoda.

"Mau ke kuburan?" tanya Arden dingin.

Raiden mengusap tengkuknya yang tak gatal. "Cuma bercanda elah,"

"Nah loh, pawangnya ngamuk!!" seru Fahri.

"Diem bang," bisik Raiden ke Fahri.

Ais melotot ke arah Arden. "Gak boleh gitu, bego!"

"Sekali lagi lo ngomong kasar, gue bakal ngasih hukuman ke lo." ucap Arden menatap Ais dengen menyeringai.

"Panik gak? panik gak?" ucap Chandra menirukan salah satu sound di aplikasi sebelah.

"YA PANIK LAH, MASA ENGGAK!!" teriak Aje.

"Ga waras," celetuk Nio.

"Bangett." timpal Fahmi.

"Adek lo juga, gak waras." kata Nio.

"Anj-"

"Udah." lerai Arden.

"DAN BUAT KALIAN SEMUA, GUE INGETIN SEKALI LAGI. JANGAN ADA YANG BAWA SENJATA TAJAM!"

ARDENTINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang