40|THEIR CONDITION

865 33 3
                                    

Hai semua!!! Apa kabar nih?

Udah siap buat baca chapter ini belum?

sebelum itu jangan lupa vote ya💗

⭐Tandai jika ada typo & ramaikan komentar!!

          🦋Happy Reading🦋

Derap langkah kaki terdengar di sebuah rumah sakit terkenal. Nio dan Aje adalah orang yang pertama sampai di rumah sakit setelah mendengar kabar bahwa sang ketua serta kekasihnya itu mengalami kecelakaan.

"IGD sebelah mana anjing?!" umpat Aje.

Nio berdecak kesal. Ia mengacak rambutnya, frustasi. 

Nio mencegat salah satu suster yang lewat. "Sus, IGD sebelah mana?"

Suster itu sempat terpesona oleh wajah tampan pemuda di hadapannya itu. "Lurus aja, habis itu belok kanan." 

Nio langsung berlari tanpa memperdulikan Aje.

Pintu itu masih tertutup. Nio mendudukan diri di kursi tunggu, di susul dengan Aje yang baru saja sampai.

"Ngapa lo ninggalin gue, bodoh!"

Nio diam, tidak menyahuti.

"Gimana keadaan adik gue?" Danish datang dengan keadaan kacau.

Saat di kampus tadi, ia di telfon oleh sang Ayah yang berada di luar kota bersama bundanya. Ia mengatakan jika adiknya mengalami kecelakaan bersama Arden.

Tanpa basa-basi ia langsung pergi meninggalkan area kampus.

Aje menggeleng lemah. "Kita baru sampai."

Ceklek.

Suara pintu terbuka mengalihkan atensi ketiga pemuda tersebut.

"Dengan keluarga Aisley dan Ardentino?" tanya Dokter tersebut.

"Kita bertiga, Dok." ucap Danish mewakili.

"Keadaan mereka berdua bisa di katakan tidak terlalu parah,"

"Dih, gak jelas." cibir Aje.

"Untuk Arden ia hanya mengalami luka ringan. Sedangkan Ais ia terluka cukup banyak," jelas sang Dokter.

"Minta tolong nanti mereka berdua pindahin ke ruang Vip yang berbeda ya dok,"

"Baik, ada yang di tanyakan lagi?"

Danish mengangguk, "Sudah boleh di jenguk Dok?"

"Boleh, tapi usahakan beri pasien waktu untuk istirahat ya. Saya permisi,"

Terlihat Chandra, Fahri, dan Fahmi berlari menghampiri mereka yang ingin masuk ke ruangan Arden dan Ais.

"Gimana keadaan si bos?" tanya Chandra.

"Alhamdulillah, cuma luka ringan." jawab Aje.

"Gue kira meninggal,"

Kalimat itu keluar dari mulut Chandra yang penuh akan dosa.

"Heh!" tegur mereka.

Chandra cengengesan di tempat.

"Boleh di jenguk kan?" tanya Fahri.

"Hm." jawab Nio.

"Langsung masuk aja. Jangan terlalu berisik," ajak Danish.

Mereka semua mengangguk dan mulai masuk ke ruangan itu.

Dapat mereka lihat tubuh Arden dan Ais yang di penuhi perban.

"Yah, si bos dah gak ganteng lagi." ujar Fahri.

ARDENTINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang