39|AKHIR?

1K 41 2
                                    

HAI SEMUAA!! AKU KEMBALI WKWKW

Gimana nih kabarnya kalian semua?

Udah pada lupa kah sama cerita Arden ini? Kalo pada lupa yok baca lagi wkwk

Maaf ya gak up berbulan² karena emang ada kesibukan hehe

InsyaAllah aku bakal mulai aktif lagi

Jangan lupa vote dan komen ya!

Tandai jika ada kesalahan

                                         🐾Happy Reading🐾

Arden tersenyum, ia bergerak menyelipkan rambut Ais yang menutupi wajah cantik gadisnya itu.

"Kamu kenapa lihatin aku gitu?" kata Ais tanpa mengalihkan pandangannya dari buku pelajaran itu.

Arden tersenyum tipis, "Kamu cantik banget."

Ais terkekeh. "Ngomong gitu mulu gak bosen?"

"Aku gak bakal pernah bosen bilang kalo kamu itu cantik, dan kamu adalah bidadari di hati ku." jelas Arden.

Ais menoleh, ia mengusap pipi Arden. "Aku sayang sama kamu,"

"Aku juga sayang buangettt sama kamu."

"Dia masih gangguin kamu?" tanya Arden dengan nada serius.

Ais menggeleng. "Beberapa hari ini gak ada yang mencurigakan sih."

"Kamu jangan kenapa-kenapa ya. Aku sebenarnya udah tau dia siapa, tapi biar itu jadi urusan ku." ucap Arden.

"Aku sebenarnya takut pas kejadian lewat jendela itu. A-aku takut mereka nyakitin orang yang aku sayang,"

Arden menatap lekat manik mata Ais. Ia mengelus punggung tangan itu.

"Hey,  it's okay. Aku bakal selalu di samping kamu. Bukan cuma aku doang tapi kamu harus inget kalo ada anak-anak Wirdzone yang bakal lindungi kamu." ucap Arden menenangkan.

"PACARAN TERUSS!!!" teriak Chandra sambil memasuki ruang kelas Ais.

Melihat para inti geng Wirdzone memasuki ruang kelas dengan gaya cool, para teman Ais berteriak heboh.

"Ngapain lo pada ke sini? ganggu tau gak." kesal Arden.

"Gak usah gitu sama temennya," nasehat Ais.

Ula dan Erna yang sedari tadi hanya diam di pojokan sambil menatap kemesraan Arden dan Ais merasa lega.

Lega, karena mereka mempunyai temanyang akan sama irinya nanti ketika melihat pasangan itu.

"Neng Erna, di cari abang Fahri nih,  kiw!" goda Aje.

"Gak jelas lo!"

"Itu bocil yang di pojok ngapa diem-diem bae?" tanya Fahmi.

Ula menatap Fahmi garang. "Gue bukan bocil!"

"Kalo gak bocil mah seharusnya tinggi lah ya," ejek Fahmi.

Nio melirik Fahmi tanda peringatan.

"Ninuninu terpantau wakil ketua Wirdzone sudah memberikan lirikan tanda peringatan ya gaes ya... "

"Habis ini pasti ribut lagi," Ais memijit keningnya.

"Kamu pusing?" tanya Arden dengan khawathir.

Ais menggeleng.

"Nanti mau jalan?" tanya Arden.

Ais berbinar, sudah lama juga ia tidak keluar dengan Arden. "Mau!!!!"

ARDENTINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang