41|MALMING

891 31 2
                                    

Hai semua, apa kabar nih?

Maaf ya jarang up hehe♥

Sebelum baca jangan lupa vote dulu ya!

♣ramaikan komentar dan tandai jika ada kesalahan.

            🐝happy reading🐝

Beberapa minggu Ais dan Arden di rawat di rumah sakit. 5 hari yang lalu mereka sudah di perbolehkan pulang.

"Mah, Arden ijin keluar ya." Arden menuruni tangga tergesa-gesa sambil memakai jaket kebanggannya itu.

Maya langsung menghampiri anak tunggalnya itu. "Kamu baru sembuh, Arden. Jangan aneh-aneh deh,"

"Arden mau ke markas Mah. Temen-temen mau bahas pelaku kecelakaan Arden,"

Maya menghela nafas, "Ya sudah, tapi jangan ngebut ya."

Arden mengangguk, ia menyalami Maya dan langsung keluar menuju garansinya.

Setelah menempuh perjalanan sekitar beberapa menit. Ia telah sampai di markas.

"Gimana bos, udah sembuh lo?"

Arden ber-tos ria dengan anggotanya. "Lumayan lah. Perkembangannya sih nanti gue udah bisa malam mingguan,"

Alex berdecak, "Kalo deket ayang mah gue jamin cepet sembuh bos."

Arden tertawa, ia berlalu dari hadapan Alex.

Di ruang rapat sudah ada inti dari geng Wirdzone. Ia duduk di bangku yang sudah biasa ia tempati.

"Gimana?" tanya Arden ke Nio.

"Gue udah tau siapa dalang di balik semua ini," jawab Nio.

Fahmi berdecak, "Ngomong jangan setengah-setengah!"

"Sabar," ujar Fahri

"Setelah gue telurusi pelakunya Eji. Dia juga punya geng motor,"

"Gue kurang tau pasti dia ngelakuin ini gara-gara iri sama geng motor kita, atau perusahaan bokap lo." jelas Nio.

"Tapi, masih ada beberapa orang yang lagi ngincer keluarga lo. Terutama Ais," lanjut Nio.
 
"Ais kan bukan keluarga Arden." celetuk Aje.

Dengan gemas, Chandra menoyor kepala Aje. "Si Ais kan pacar Arden otomatis dia orang terdekat Arden. Jadi orang goblok banget, bikin kesel!"

"Tiba-tiba aku melayang, menembus lapisan awan...."

Arden menghela nafas, ya begini resiko punya teman agak miring.

"Gak usah nyanyi, suara lo jelek. Gue minta untuk kali ini serius, gue butuh bantuan kalian buat ini. Ada waktunya nanti buat bercanda." pinta Arden.

Mereka terdiam, merasa bersalah. Seharusnya mereka harus serius dalam hal yang menyangkut sahabatnya sendiri.

"Sorry,"

Arden mengangguk.

"Kira-kira siapa lagi dalang di balik semua ini," kata Arden.

"Gue belum bisa nemuin yang lain, mereka benar-benar pintar nyembunyiin identitas." jelas Nio.

"Lo tenang aja bos, kita lewatin ini bareng-bareng. Kalo semisal Lo ada hal penting dan harus ninggalin Ais, kita bakal jagain dia." jelas Aje.

Arden tersenyum. Ia beruntung bisa memiliki sahabat seperti mereka, ya walaupun agak gesrek.

  ***********✧(◍•ᴗ•◍)✧***********

Setelah dari markas, Arden langsung melajukan motornya untuk menjemput Ais.

ARDENTINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang