Setelah kejadian di lorong, suasana hati Haruto mendadak buruk. Alisnya menukik tajam membuat teman-temannya yang berstatus omega maupun beta meneguk ludahnya takut. Asahi yang berjalan di belakangnya hanya bisa menghela nafas pelan. Matanya menatap teman-temannya yang menatap takut ke arah Haruto, Asahi paham apa yang di pikirkan mereka.
Jika Haruto sedang dalam suasana hati yang buruk maka akan berpengaruh besar bagi teman temannya yang di ajar olehnya.
"Haru, kendalikan dirimu. Kamu harus mengajar setelah ini, jangan lampiaskan kekesalanmu pada teman-teman kita, hmm?" ucap Asahi sepelan mungkin. Haruto masih setia terdiam dan menatap jendela membuat Asahi menoleh ke arah teman-temannya lalu menggelengkan kepalanya pelan. Teman-temannya hanya bisa menunduk pasrah jika salah satu atau beberapa dari mereka akan menjadi sasaran kekesalan Haruto saat kelas berburu nanti.
.
.
.
"KELUARKAN KEKUATANMU!"
"LIHAT!! RUSA ITU LEPAS KARENA KAU KURANG TANGKAS!!"
"HATI-HATI JANGAN SAMPAI KAU MELEWATI BATAS YANG KU TENTUKAN!"
"JIKA KALIAN TIDAK BISA MENANGKAP SATUPUN RUSA, AKU AKAN MENAMBAH KELAS BERBURU BESOK!!"
Seperti yang Asahi katakan, Haruto dengan suasana hati yang buruk memang bukan kombinasi yang baik. Asahi menatap iba pada teman-temannya yang kini menjadi sasaran kemarahan Haruto. Bisa ia lihat, teman-temannya berlomba-lomba memasuki hutan untuk memburu rusa sesuai apa yang di tugaskan Haruto.
Asahi berjalan mendekati Haruto dan menyodorkan air putih padanya. Haruto menoleh sekilas dan menerimanya.
"Apa ini tidak terlalu berlebihan, Haru?" tanya Asahi dengan nada yang sangat pelan. Mencoba membujuk Haruto untuk meringankan kelas berburu hari ini. Haruto menoleh, masih dengan wajahnya yang kusut.
"Maksudmu?"
"Kasihan mereka jika kau benar benar menambah jam berburu besok. Kau tau kan, besok jadwal kita sangat padat dan mereka akan pulang larut jika masih mengikuti kelas tambahanmu" jelas Asahi. Asahi menatap Haruto dengan tatapan memohon, mencoba membuat pangeran bungsu Pack Barat itu luluh.
"Tidak! Biarkan mereka berusaha keras. Aku sudah terlalu memanjakan mereka minggu lalu." tolak Haruto. Asahi mendecak pelan mendengar jawaban Haruto.
"Minggu lalu mereka berhasil membawa dua ekor rusa kalau kau lupa, Ru."
Asahi tersenyum ketika melihat wajah Haruto yang melunak. Haruto menghembuskan nafasnya kasar dan menatap Asahi lalu memusatkan perhatiannya ke arah hutan di mana bisa ia lihat teman-temannya berusaha dengan keras memenuhi tugasnya.
"Baiklah... Tidak ada tambahan kelas berburu besok. Tapi aku mau satu ekor rusa untuk hari ini. Katakan kepada mereka." ucap Haruto. Asahi tersenyum sedikit lebar dan mengangguk patuh. Kakinya ia langkahkan memasuki hutan dan memberitahu teman-temannya.
Haruto melangkahkan kakinya ke batang pohon yang roboh di sekitar tempatnya berlatih dan duduk di atasnya. Matanya masih mengawasi jalannya pemburuan. Hingga mata bulatnya tak sengaja menoleh kesamping. Di lihatnya Jeongwoo yang entah sejak kapan berdiri dan bersandar di pohon, tak jauh dari tempat Haruto duduk. Haruto menggeram kesal, suasana hatinya yang mulai membaik kini kembali buruk.
Haruto berjalan menghampiri Jeongwoo sedangkan Jeongwoo hanya diam dan masih menatap intens laki-laki yang kini berdiri di depannya.
"Mau apa kau kemari?!"
Jeongwoo terkekeh pelan dan mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat dengan Haruto.
"Melihatmu melatih berburu."
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINO S1 (END)
WerwolfHaruto merasa dirinya memanglah seorang Beta dari keluarga Watanabe. Dia yakin seratus persen karena dia tidak mengalami heat saat umurnya genap 17 tahun hingga kini ia 19 tahun dan berada di tingkat akhir sekolah menengah atas. Namun apakah pemikir...