WARNING!⚠️
Mature content 🔞.
.
Jeongwoo mengernyitkan dahinya ketika dirinya tidak mendapati ayah dan adiknya di ruang kerja sang ayah. Saat kejadian Haruto yang mengidam mangga, Jeongwoo memang pergi sebentar ke perbatasan untuk memastikan jalur itu aman untuk keluarga besarnya nanti. Setelah beberapa menit mencari, Jeongwoo memutuskan untuk duduk sembari melanjutkan berkas yang seharusnya di kerjakan ayahnya.
Ceklek
Jeongwoo mendongak dan mendapati adiknya yang masuk, diikuti ayahnya, Asahi dan oh ada omeganya di sana. Jeongwoo bangkit dan dengan cekatan hendak membantu Haruto untuk membawakan keranjang buah. Namun, belum sempat menyentuh keranjang, Haruto lebih dulu menjauhkan keranjang itu dari jangkauan Jeongwoo. Alpha tersebut mengernyitkan dahinya bingung terlebih lagi Haruto yang menatapnya sengit. Hei, dia hanya berniat membantu, apa ada yang salah?
"Jangan sentuh manggaku!!" Jeongwoo membulatkan matanya dan menatap Junghwan, meminta penjelasan. Gelengan pasrah Junghwan semakin Jeongwoo bingung.
"Tapi aku ingin membantumu membawanya, Ru." kembali Haruto menjauhkan keranjang mangga tersebut dari Jeongwoo.
"Tidak!! Hanya Ruru yang boleh memegangnya!! Nanti kau makan buahku!!" Jeongwoo menggigit pipi dalamnya, mencoba menahan dirinya untuk tidak menyerang Haruto dengan kecupan kecupan di seluruh permukaan wajahnya. Haruto di depannya saat ini sungguh lucu dan menggemaskan.
"Baiklah baiklah.. Terserahmu." balas Jeongwoo. Haruto melengos, dan menatap Asahi penuh harap. Oh Asahi rasanya ingin memeluk erat sahabatnya lagi.
"Asa, ayo kupas mangganya~~~" Jeongwoo membulatkan matanya saat mendengar perbedaan nada bicara Haruto padanya dan Asahi.
"Ayah, terimakasih sudah mengambilkan mangga untuk Ruru" Junhoe tertawa gemas dan mengangguk setelahnya. Kedua omega itu pun meninggalkan ruangan Junhoe guna untuk memenuhi acara mengidam mangga Haruto. Jeongwoo kini duduk di samping ayahnya dan menatap dalam ayahnya, menunggu penjelasan lebih tepatnya.
"Haruto mengidam buah mangga."
"Lalu?"
"Harus ayah yang memanjat dan mengambilnya" Jeongwoo meringis pelan membayangkan ayahnya yang lumayan cukup berumur harus memnajat dan memetik mangga untuk Haruto. Dirinya jadi khawatir tentang mengidam dan memutuskan untuk menanyakannya pada ayahnya.
"Apa mengidam semengerikan itu ?" Junhoe tertawa lalu menerawang saat istrinya mengidam dulu.
"Mengerikan tapi menyenangkan. Dulu ibu kalian mengidam lebih parah dari Haruto. Kau tau, ayahmu ini harus mencuri bibit ikan milik penduduk karena ibumu yang sedang mengidam." Jeongwoo dan Junghwan sontak tertawa keras mendengarnya. Walaupun ayahnya ini adalah sosok yang tegas dan keras namun jika.menyangkut ibunya, maka ayahnya akan berubah 360 derajat dan Jeongwoo juga menyadari selain ibu, Haruto juga bisa merubah sifat keras ayahnya. Jeongwoo bahagia akan itu, apa yang diinginkan omeganya kini sudah Haruto rasakan. Di sayang oleh ayahnya.
"Kenapa harus mencuri? Ayah bisa memintanya langsung" Junhoe menggeleng.
"Ibumu memintaku untuk mencurinya. Bayangkan saja seorang Raja muda saat itu mencuri bibit ikan demi istrinya" Junhoe mengusap wajahnya malu ketika secara tidak langsung diingatkan oleh kejadian memalukannya dulu. Lalu matanya menatap Jeongwoo teduh dan menepuk pundak sang sulung lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINO S1 (END)
Hombres LoboHaruto merasa dirinya memanglah seorang Beta dari keluarga Watanabe. Dia yakin seratus persen karena dia tidak mengalami heat saat umurnya genap 17 tahun hingga kini ia 19 tahun dan berada di tingkat akhir sekolah menengah atas. Namun apakah pemikir...