Haruto kini menemani proses pemakaman Ibu Rowoon, matanya menyendu saat melihat sang anak memandang ibunya yang beberapa saat lagi akan tertutup oleh tanah dengan pandangan kosong. Tangannya mengusap lembut surai sang anak membuat Rowoon mendongak dan mengangguk sembari tersenyum.
"Aku tidak apa-apa, Ibu." ucapnya lirih. Haruto menyamakan tingginya dengan Rowoon lalu mendekap tubuh mungil itu dari belakang.
"Rowoon boleh menangis sayang, tidak apa-apa"
"Tidak, Ibu akan sedih jika melihatku menangis." jawaban Rowoon membuat Haruto tersenyum tipis. Rowoon memang masih sangat kecil namun Haruto menyadari jika anak itu sangat dewasa dalam berbicara dan bersikap ,membuatnya kagum.
Setelah pemakaman selesai, Haruto merentangkan tangannya dan di sambut oleh Rowoon. Ia pun mengangkat tubuh mungil tersebut dalam gendongannya. Hanbin dan istrinya menatap haruto dengan tatapan haru. Mereka tidak menyangka jika anak bungsu mereka mempunyai sisi keibuan yang membuat Rowoon langsung menempel bahkan tidak mau lepas darinya.
"Rowoonie setelah ini makan ya?" tawar Haruto. Haruto baru menyadari jika sang anak belum memakan apapun sejak tadi.
"Bersama Ibu kan?" Haruto tersenyum manis. Di panggil ibu oleh Rowoon memang terdengar sedikit aneh awalnya. Namun, kini ia terbiasa di panggil beberapa kali dengan sebutan ibu oleh sang anak.
"Iya, Ibu temani" dan kini Haruto juga akan membiasakan diri membahasakan dirinya dengan "ibu" daripada "aku" kepada Rowoon.
Mereka pun telah sampai di ruang makan, sudah ada orangtua dan kakaknya di sana. Haruto turun sembari menggandeng tangan Rowoon. Ia terkekeh kecil saat melihat sang ayah yang merentangkan tangannya, siap menerima Rowoon di pelukannya. Rowoon mendongak seolah bertanya kepada Haruto.
"Pergilah. Kakek ingin memelukmu" setelah mengucapkan kelimat tersebut, Rowoon dengan hati-hati menuruni tangga dan berlari kecil untuk menyambut pelukan Hanbin.
"Waah, Rowoonie sudah wangi.." ucap Hanbin sembari mencium surai Rowoon. Rowoon terkekeh kecil di pelukan sang kakek. Haruto tersenyum lega melihat orangtua dan kakaknya yang kini sepenuhnya menerima Rowoon menjadi bagian dari keluarga Watanabe. Haruto kini duduk di samping kakaknya dan menepuk pelan pahanya, mengisyaratkan Rowoon untuk duduk di pangkuannya. Rowoon pun menghampiri dan duduk di pangkuan Ibu nya.
"Nah, sekarang Rowoon makan yaa. Rowoon mau makan apa sayang? Biar Ibu ambilkan" ucap Haruto lembut. Yoshi terkekeh pelan mendengar ucapan sang adik. Adiknya sungguh menyayangi Rowoon hingga membahasakan dirinya sebagai seorang Ibu.
"Rowoon akan memakan apa yang Ibu ambilkan hehe" semua orang di meja makan tersenyum gemas mendengar jawaban Rowoon. Haruto mengangguk lalu mulai mengambilkan nasi, sayur dan lauk untuk sang anak. Ia juga memastikan jika lauk dan sayur untuk Rowoon tidak pedas.
Haruto dengan telaten menyuapi sang anak hingga nasi, lauk dan sayur di piring Rowoon habis. Yoshi mengambil alih Rowoon ke pangkuannya dan menyuruh Haruto untuk menyelesaikan makan siangnya.
Setelah menyelesaikan makannya, Haruto menyuruh Asahi untuk membawa Rowoon berkeliling karena ia akan membahas pertemuan packnya dan pack Barat bersama orangtua dan kakaknya. Setelah memastikan Rowoon dan Asahi telah meninggalkan ruang makan, Hanbin memulai pembicaraan tentang pertemuan malam ini.
"Kita bawa bangkai Rogue ke pertemuan malam ini sebagai bukti jika mereka mengelak." ucap Hanbin. Haruto ingin mengatakan tentang apa yang sudah ia baca di buku tua pemberian sang kakak namun melihat situasi yang seperti ini membuatnya urung. Mungkin ia akan mengatakannya pada Yoshi setelah ini.
"Ayah, maaf bukannya aku membela mereka tapi seperti yang kita tau, Pack Timur sangat membenci rogue jadi aku sedikit ragu jika rogue itu adalah utusan Pack Timur." ucap Haruto. Hanbin terdiam dan memikirkan perkataan Haruto.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINO S1 (END)
WerewolfHaruto merasa dirinya memanglah seorang Beta dari keluarga Watanabe. Dia yakin seratus persen karena dia tidak mengalami heat saat umurnya genap 17 tahun hingga kini ia 19 tahun dan berada di tingkat akhir sekolah menengah atas. Namun apakah pemikir...