Keduanya, Mashiho dan Junghwan kini duduk di taman belakang. Hening. Tidak ada satu suara pun keluar dari mulut keduanya. Junghwan yang masih betah menatap kekasihnya dari samping, mengagumi dan merindukan omega mungil di sampingnya. Tubuhnya tersentak ketika Mashiho menoleh dan menatapnya lekat.
"Apa yang ingin Pangeran bicarakan denganku?" Junghwan mengernyit tidak suka dan matanya kini menatap tajam sang omega.
"Kau memanggilku apa?" tanya nya dengan nada sedikit rendah.
"Pangeran." ulang Mashiho.
"Mashi kau--"
"Saat kau menyuruhku pergi saat itu, aku mengartikan jika kau mengakhiri hubungan kita. Aku merasa tidak sopan ketika bertemu denganmu setelah sekian lama lalu memanggilmu dengan panggilan yang tidak seharusnya" Junghwan memejamkan matanya, mencoba menahan seluruh emosi yang bisa saja meledak saat itu juga. Dia tidak berhak marah pada omega mungil di sampingnya karena penyebab Mashiho seperti ini adalah Junghwan sendiri.
"Lihat aku, Mashi" Mashiho menghadapkan tubuhnya dan menatap mata sang alpha lekat. Jujur, dia rindu Junghwannya, dia rindu bagaimana alpha itu memeluknya erat, memanjakannya dan merengek padanya ketika ingin sesuatu. Dirinya merasa jarak di antara mereka telah berbatas tembok tidak kasat mata. Dekat namun jauh.
"Maafkan aku. Aku salah, aku menyuruhmu pergi, aku tidak mendengarmu. Aku tidak mau mengerti jika kau jauh lebih tersiksa dan seharusnya aku ada di sisimu, mendengarkanmu." Mashiho menggeleng pelan.
"Tidak, Pangeran. Aku memang salah, di lihat dari sisi manapun aku tetap melakukan kesalahan. Ketika kau menyuruhku pergi, aku tidak sakit hati ataupun marah karena aku layak mendapatkan itu, bukan? Aku beruntung, Moon Goddess mengizinkanku melihat rumah yang ia buat untuk Haruto dan menemani Haru di masa-masa kehamilannya. Aku anggap itu sebagai penebusan dosaku, Pangeran." Mashiho kembali menerawang di saat dia menyusuri hutan dan berakhir menemukan rumah sederhana ini. Ia tidak bisa membayangkan ketika dirinya menyusuri hutan tanpa menemukan rumah ini, apa yang akan terjadi padanya? Mungkin mati di serang rogue atau binatang buas lainnya.
Mashiho tersentak dari lamunannya saat merasakan tangan dingin menangkup pipinya lembut.
"Aku menyakitimu terlalu dalam, bukan?" tanya Junghwan. Mashiho sontak menggeleng cepat dan bergantian menangkup pipi sang alpha.
"Tidak sama sekali. Kau tidak menyakitiku, Pangeran. Bahkan jika kau tidak menyuruhku pergi, aku akan pergi sendiri. Aku tidak mau kau malu memiliki omega jahat sepertiku."
"Kembalilah Mashi, kembalilah padaku. Ayo kita mulai semuanya dari awal. Hubungan kita, hubungan keluarga kita. Ayo kita perbaiki semuanya bersama." Mashiho melepas tangkupan tangannya dan menunduk dalam.
"Tidak. Aku dan orangtuaku sudah membuat kekacauan di sana. Aku tidak bisa, ayah dan ibumu juga tidak akan menerimaku, ak--"
"Justru mereka yang ingin kau kembali, Mashi. Mereka membantuku untuk mencarimu. Mereka sama sekali tidak menyalahkanmu atas kejadian saat itu. Aku salah. Aku yang salah, sayang. Kumohon jangan seperti ini. Aku mencintaimu, sangat." ucap Junghwan dengan nada sedikit tinggi dan ada keputus asaan di empat kalimat terakhirnya. Mashiho memeluk erat alpha di depannya dan di balas tak kalah erat oleh Junghwan. Tangan mungil itu mengusap punggung lebar sang alpha ketika merasakan bahunya basah, alpha nya menangis.
"Kumohon, Mashi. Ayo kembali bersamaku" ucap Junghwan lirih. Mashiho melepas pelukan mereka dan menatap lekat obsidian tajam alpha nya.
"Kau tidak malu memiliki ku?" Junghwan dengan menggeleng.
"Tidak sama sekali." Mashiho terkekeh pelan dan mengangguk.
"Baiklah"
"Kau mau kembali padaku? Tolong katakan iya. Jika kau mengatakan tidak, aku mungkin akan menjadi seperti itu" Mashiho sontak tertawa keras ketika Junghwan menunjuk ke arah katak yang melompat melewati taman. Tangannya menghapus airmata yang keluar karena terlalu banyak tertawa. Sedangkan, objek yang di tertawakan hanya merengut lucu.

KAMU SEDANG MEMBACA
DESTINO S1 (END)
Hombres LoboHaruto merasa dirinya memanglah seorang Beta dari keluarga Watanabe. Dia yakin seratus persen karena dia tidak mengalami heat saat umurnya genap 17 tahun hingga kini ia 19 tahun dan berada di tingkat akhir sekolah menengah atas. Namun apakah pemikir...