Otto

6.4K 737 116
                                    

Full moon akan berlangsung dua hari lagi sekaligus dimana Jeongwoo akan di angkat menjadi Raja,menggantikan sang ayah. Jeongwoo juga meminta sebelum pelantikannya, ia dan Haruto sudah resmi menikah. Itulah mengapa istana Pack Timur maupun Barat terlihat sangat sibuk. Pernikahan akan di adakan di dua Pack. Untuk saat ini pernikahan akan di adakan di Pack Timur karena bersamaan dengan di lantiknya Jeongwoo menjadi Raja.

Haruto dan Ibu Jeongwoo terlihat sibuk membantu para maid merangkai bunga untuk hiasan dan dekorasi pernikahan. Sedangkan Asahi, ia di beri tugas oleh sang ratu untuk menjaga Rowoon.

"Haru.."

"Ya Ibu?" Haruto mulai membiasakan diri memanggil calon ibu mertuanya dengan sebutan Ibu setelah beberapa kali menangkap raut sedih di wajah wanita itu ketika dirinya masih memanggil nya dengan panggilan formal.

"Ibu membuat ini khusus untuk kau pakai nanti" ucap sang ratu sembari memakaikan mahkota bunga di kepala Haruto. Ia mendecak kagum melihat mahkota yang ia buat sungguh cantik dan pas untuk Haruto.

"Cantik sekali. Di pakai ya nanti" ucap sang ratu. Haruto tersenyum dan mengangguk.

Selama beberapa hari ini ia dan Ibu Jeongwoo kerap menghabiskan waktu bersama supaya Haruto dapat beradaptasi dan menjalin hubungan yang lebih baik dengan calon Ibu mertuanya. Sang ratu cukup terkejut ketika mengetahui jika calon menantunya ini pandai membuat kue dan memasak. Setelah itu, ratu dan Haruto sering menghabiskan waktu untuk membuat berbagai macam kue dan membagikannya kepada seluruh penghuni kastil maupun istana utama.

Di sisi lain, Haruto masih belum bisa mendekatkan diri dengan calon ayah mertuanya begitupun sebaliknya. Hubungan keduanya seolah-olah di batasi oleh tembok tinggi tak kasat mata. Dingin, kaku adalah definisi yang cocok untuk mendeskripsikan hubungan keduanya. Jeongwoo bahkan tidak tau lagi harus bagaimana mendekatkan kedua orang yang di sayanginya. Semenjak kedatangan Haruto, sang ayah lebih memilih untuk singgah di ruangannya dan keluar ketika di perlukan. Untuk paman Jeongwoo, Jeongwoo meminta agar pamannya di hukum karena telah melanggar aturan perang dimana sang paman membawa senjata beracun dan hampir membuat Haruto terbunuh. Namun, Junhoe menentang keras dan memilih mengosongkan jabatan sang paman untuk sementara waktu.

Jeongwoo curiga karena semenjak pamannya pulih, ia lebih memilih ikut mendekam di ruangan sang ayah dengan dalih menemani sang ayah untuk menyelesaikan urusan kerajaan di akhir kepemimpinan sang ayah. Ia berfikir tidak akrabnya hubungan sang ayah dan Haruto pasti ada campur tangan pamannya namun ketika ia mengatakan ini pada Junghwan, Junghwan menegurnya untuk tidak menuduh yang macam-macam selagi tidak ada bukti. Akhirnya Jeongwoo hanya bisa berusaha dan berharap sang ayah dan Haruto dapat menjalin hubungan yang baik.

.

.

"Ru.."

"Hmm?" jawab Haruto tanpa mengalihkan pandangannya dari kegiatan merangkai bunga yang ia tekuni sejak tadi. Jeongwoo yang merasa di abaikan pun mendekat dan duduk di hadapan laki-laki manis itu.

"Kau mengabaikanku"

"Biasanya juga seperti itu kan" jawab Haruto. Jeongwoo mendecak malas mendengar jawaban Haruto yang kelewat santai. Memang benar, hubungan mereka belum ada kemajuan sama sekali. Hanya Jeongwoo yang gencar mendekati Haruto namun laki-laki manis itu tetap bersikap biasa saja dan terkesan cuek.

"Sudah cukup merangkai bunganya, Ru. Aku ingin mengobrol denganmu"

Haruto meletakkan rangkaian bunganya kedalam kotak lalu menutupnya. Kini matanya fokus menatap alpha di depannya yang sedari tadi mengganggu kegiatannya.

"Baiklah. Kau mau berbicara apa denganku? Jika tidak penting, aku mau tidur"

"Bagaimana hubunganmu dengan Ibu?"tanya Jeongwoo

DESTINO S1 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang