09: ᴛʜᴇ ʟɪᴠɪɴɢ ʟᴇɢᴇɴᴅ

984 105 1
                                    

Untuk beberapa saat, (Y/n) dan Armin hanya berdiri memandangi rumah yang cukup terbengkalai di depan mereka.

"Di sini?" Tanya Armin.

(Y/n) mengangguk lalu menatap kunci yang ada di tangannya. Ia pun melangkah ke pintu rumah diikuti Armin.

Setelah semalam (Y/n) berdiskusi dengan Hanji soal alat manuver baru, pagi hari ini ia menemui Neora di penjara dan bertanya padanya dimana Nero mendapatkan alat manuver segala arah. Neora pun menjawab kalau alamat pembuat alat itu pasti masih ada di rumahnya, dan di sinilah (Y/n) sekarang. Di kediaman Nero yang membuatnya bernostalgia. Terakhir kali ia ke sana adalah beberapa minggu sebelum ia kabur dari rumah.

Pintu yang semula terkunci itu terbuka. Bunyi derit yang cukup nyaring terdengar. Setelah ditinggalkan Neora selama dua setengah tahun, tentu saja rumah itu berdebu dan kotor. (Y/n) sempat terlonjak dan bersembunyi di belakang Armin ketika seekor tikus berlari di depannya.

"Kau takut tikus?" Tanya Armin.

(Y/n) yang bersembunyi di belakang Armin keluar dari persembunyiannya. "Aku kaget tahu," Jawabannya membuat Armin terkekeh. Menarik nafas, gadis itu pun kembali melangkah ke dalam.

"Buku itu pasti ada di kamar Nero," Gumam (Y/n), teringat perkataan Neora kalau Nero pasti menuliskan alamatnya di buku catatannya. (Y/n) memasuki sebuah kamar tidur berukuran sedang, masih diikuti Armin. (Y/n) sempat tertegun sesaat karena teringat masa lalu.

Armin melangkah ke sisi lain kamar dan menemukan sebuah lukisan yang tidak terlalu besar. Ia tampak kagum dengan lukisan itu. "(Y/n), apa ini kau?" Tanyanya.

(Y/n) pun menoleh, berjalan mendekati lukisan itu, lukisan yang menggambarkan dirinya, Neora, Nero dan Robin saat dulu. "Ah ya... Kalau tidak salah umurku baru 14 tahun di lukisan itu. Kami dilukis setelah resmi menjadi sebuah kru."

"Ohh..." Armin masih menatap kagum lukisan itu. Keempat orang di lukisan itu tampak sangat dekat dan bahagia. (Y/n) tampak sedikit berbeda karena rambutnya saat itu masih sangat panjang serta pakaiannya terbilang elegan dan mewah.

(Y/n) beranjak menuju meja kerja yang ditutupi debu sementara Armin mencari di rak buku. Hanya ada beberapa alat tulis di atas meja. Gadis itu pun membuka laci meja dan menemukan sebuah buku catatan usang. Ia membuka buku itu dan ternyata tali pembatas buku menandai sebuah halaman. Ia membaca halaman itu

[Halaman kiri]:

29 Desember, 840

"Sahabat itu harus terus ada di sisi sahabatnya dan pemimpin harus melindungi bawahannya. Aku akan terus ada di sisi kalian sekaligus melindungi kalian. Karena aku sahabat dan pemimpin kalian. Ya kan?" Itu yang dikatakan ketua hari ini. Aku senang sekali dan merasa lega. Selama bersama ketua, tidak akan ada hal yang kukhawatirkan!

[Halaman kanan]:

2 Januari 841

Hari ini aku dirundung anak-anak di pasar lagi. Sangat menyebalkan, tapi aku tidak bisa apa-apa. Itu yang membuatku tambah kesal. Mereka keroyokan! Lalu ketua datang dan membantuku. Dengan mudahnya dia menangkap tinju si gendut dan meremasnya sampai kesakitan. Ketua memang sangat kuat! Bahkan dia bisa menaklukan orang hanya dengan genggaman tangannya. Aku senang tapi juga kesal. Aku selalu saja dilindungi olehnya. Lalu dia mulai memanggilku 'Nero-chan', sangat menyebalkan. Tapi aku rasa aku jatuh cinta padanya... Aku pasti akan jadi sekuat dia-- tidak, aku akan jadi lebih kuat darinya sampai aku bisa melindunginya. Saat itu terjadi pasti ketua akan terpesona padaku. Dia mungkin akan berkata, "Terimakasih, Nero, pahlawanku!" Dan aku akan menjawab, "Kau bisa mengandalkanku, ketua." Pokoknya aku berjanji akan melindunginya meskipun aku akan mati.

Find My Way 2 [Armin X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang