07: ɴᴇᴡ ᴍᴇᴍʙᴇʀꜱ

1.4K 123 6
                                    

"Oh iya, kamar untuk Armin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh iya, kamar untuk Armin... Kau bisa tidur di kamarku. Tidak keberatan kan?" Tanya Stan.

"Tentu saja tidak. Terimakasih banyak,"

"He? Apa yang ayah bicarakan? Armin akan tidur di kamar Nee-san kan?"

"Eh?!" Kaget (Y/n) dan Armin bersamaan.

"Lho, iya kan? Aku sudah merapikan kamar Nee-san."

"T-tapi itu..."

"Y-ya... Kau bisa tidur di kamarku, Armin," Ucap (Y/n) canggung.

"Eh... Aku tidur di sofa ruang tamu saja kalau begitu, tidak apa-apa." Balas Armin.

"Mana boleh begitu!" Martha mencondongkan tubuhnya ke depan, menggebrak meja pelan. "Sudah, Armin tidur di kamar kakakku saja! Lagipula kasur Nee-san itu kan besar, cukup untuk dua orang." Sarannya ngotot. Stan hanya bisa menggelengkan kepala melihat kelakuan Martha yang sangat nafsu menjodohkan mereka.

"Baiklah, kalau memang boleh...."





























Keheningan yang canggung menyelimuti kedua insan. (Y/n) berpura-pura menyibukkan diri dengan merapikan meja, rak atau apa pun yang bisa dirapikan olehnya guna menghilangkan rasa gugupnya. Duduk di pinggir tempat tidur, Armin hanya bisa memerhatikan gadis itu mondar-mandir tidak jelas.

Sekarang, (Y/n) mengambil sebuah vas bunga, mengisinya dengan air lalu menaruh mawar yang tadi diberikan Armin di dalam vas itu. Setelah melakukan itu, (Y/n) merasa bingung karena tidak ada hal lain lagi yang bisa ia lakukan untuk menyibukkan diri. Akhirnya ia menoleh pada Armin setelah berdiri cukup lama di depan vas bunga. "Kau tidak tidur?"

"Oh.. ya... Sebenarnya aku belum mengantuk. Ini masih jam delapan..." Jawab Armin.

"Ah, ya... Kau benar..." (Y/n) kembali memandangi bunga mawar di vas tanpa alasan. Ia melirik ke arah tempat tidur lalu menyadari kalau selimut yang ada di tempat tidur hanya untuk satu orang. Ia bersyukur dalam hati karena punya alasan untuk keluar kamar dan berpura-pura sibuk lagi.

"Aku akan mengambil selimut untukmu." Ucap gadis itu melangkah cepat menuju pintu, tetapi karena kecerobohannya, ia tersandung karpet. Dengan cepat, Armin menangkap tangan (Y/n). Namun apa daya, ia malah ikut terjatuh di lantai.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Armin yang berada di atas (Y/n). Tangannya menahan belakang kepala (Y/n) agar tidak menghantam lantai.

"Ya, aku--"

'CLAK'

Suara logam yang saling bersentuhan memotong kata-kata (Y/n). Mereka berdua melihat ke arah kalung yang mereka pakai. Bandul kalung yang dilengkapi magnet itu menyatu membentuk hati. Tanpa sadar wajah mereka berdua bersemu merah. Mereka saling bertatapan. Kalung yang saling menyatu itu entah kenapa seolah memberi mereka lampu hijau.

Find My Way 2 [Armin X Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang