Martha POV
Aku hanya duduk diam menatapi steak daging di meja makan dengan tatapan kosong.
"Makanlah, Martha. Pasti enak karena aku lumayan jago masak."
Aku melirik Ize-san yang duduk di hadapanku saat ini. Ia menggulung lengan bajunya dan mulai memotong steaknya.
"Hm, ini enak!" Ucapnya setelah satu suapan. "Selain karena kemampuan masakku, ini juga karena kakakmu pintar memilih bagian daging yang enak."
Aku masih diam dengan ekspresi murung. Kakakku, (Y/n) baru saja menyerahkan diri kemarin dan sedang menjalani interogasi di markas Polisi Militer saat ini.
Aku sangat kesal karena dia tidak pernah mengatakan apapun tentang rencananya padaku. Dia tidak pernah memberitahuku rencananya untuk menyerahkan diri demi membantu kudeta. Bahkan terakhir kali kami bertemu, kipikir dia sudah mati. Dia tiba-tiba muncul di makamnya sendiri dan berkata "Apa kabar?" Benar-benar menyebalkan. Apa dia tidak tahu betapa frustasinya aku?
Lalu dia berkata akan menyelesaikan semuanya dan setelah itu membelikanku daging.
Memang dia menepati janjinya membelikanku daging, tapi dia tidak ada di sini. Beberapa waktu lalu Ize-san datang mengantarkan daging. Ia berkata daging ini dari kakakku lalu ia langsung memasak di dapurku. Sambil memasak dia menceritakan apa yang sedang dilakukan kakakku saat ini.
"Martha?" Panggil Ize. "Ayo cobalah, enak kok,"
"Kenapa sih...." Gumamku. "Kenapa dia selalu melakukan hal-hal seenaknya sendiri?!"
Ize-san tampak terkejut. Ah... Tidak seharusnya aku membentaknya seperti ini. Aku sangat tidak sopan padahal dulu Ize-san yang menampung kami. "Maaf..." Ucapku pelan.
"Yah, dia memang menyebalkan kan?" Kata Ize-san sambil tersenyum. Aku menatapnya.
"Dia itu terlalu percaya diri-- ah, tidak, kurasa dia hanya mempercayai dirinya sendiri. Itulah sebabnya dia selalu menghadapi semuanya sendirian." Lanjutnya. "Kuakui dia memang pintar. Dia selalu punya rencana bagus yang gila tapi anehnya selalu berhasil. Dan dia selalu menempatkan dirinya di bagian rencana yang berbahaya."
"Sekilas terlihat egois dan angkuh, tapi dia seperti itu karena tidak mau membahayakan orang lain." Ize-san menghela nafas sejenak. "Dia tahu keputusan terbaik untuk semuanya. Jadi, kau tidak perlu khawatir. Percayalah pada keputusannya."
Aku tertegun mendengar kata-kata Ize-san. Dia sangat bijak. Bagaimana bisa dia mengenal kakakku lebih baik daripada aku? Aku jadi malu. "Ya... Kurasa kau benar. Baiklah, aku percaya padanya."
"Terimakasih sudah membelikanku daging, Nee-san. Terimakasih sudah memasak untukku, Ize-san." Aku menyatukan kedua telapak tanganku. "Ittadakimasu,"
"Nah, begitu!" Sahut Ize-san. "Persidangannya akan diadakan sebentar lagi. Kita harus datang bersama. Setelah itu, terserah kau mau menendang bokongnya atau apa."
"Iya," Aku mengangguk sambil tersenyum.
***
(Y/n) POV
1 hari setelah aku di penjara...
Martha datang mengunjungiku bersama Ize. Hal pertama yang dia lakukan adalah menendang bokongku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find My Way 2 [Armin X Reader]
FanfictionDua setengah tahun telah berlalu sejak kudeta dan (Y/n) menyerahkan diri. Setelah pembebasannya dari penjara, (Y/n) akhirnya kembali bergabung dengan pasukan pengintai. Keadaan dan sudut pandang terhadap dunia berubah sejak terungkapnya rahasia ruan...