Armin hanya memandangi (Y/n) yang tengah memakan makanan-makanan yang ia beli tadi bersama prajurit pasukan pengintai lainnya. Tentu saja Sasha yang makan paling banyak.
"Aku percaya kalau (Y/n)-san adalah malaikat!" Kata Sasha dengan mulut penuhnya.
"Karena dia selalu membawakan kita makanan?" Tanya Connie malas.
Sasha mengangguk.
"Dasar!"
(Y/n) hanya tertawa. Ia melirik Armin yang sejak tadi diam. "Kau tidak mau ikut makan? Ini semua enak lho!" Tawarnya.
Armin tersenyum sendu. "Tidak, aku masih kenyang." Ucapnya. (Y/n) mengerutkan dahinya karena tingkah Armin tidak seperti biasanya. Kemudian pemuda itu pamit untuk istirahat di kamarnya.
"Ada apa dengannya?" Tanya Hanji. (Y/n) hanya bisa mengedikkan bahu.
Tak lama kemudian, ia pun berdiri, berinisiatif untuk melihat keadaan Armin. Namun pemuda itu bilang dia hanya kurang enak badan saat (Y/n) sampai di kamarnya. (Y/n) membiarkan pemuda itu istirahat.
Sampai di malam hari, Armin yang tak bisa tidur karena banyak pikiran memutuskan untuk berjalan-jalan di lorong wastu. Tak sadar, ia sudah sampai di depan kamar (Y/n).
"Eh? Kenapa aku ada di sini?" Ia sendiri pun heran. Baru saja ia ingin kembali ke kamarnya, tiba-tiba muncul keinginan untuk masuk ke kamar (Y/n).
Ia berbalik, kembali menghadap pintu kamar (Y/n). Perlahan, ia memutar knop pintu dan terbuka. Ia cukup kaget karena (Y/n) tidak mengunci pintunya.
Saat ia masuk ke dalam, tampak (Y/n) yang tertidur di kursi. Kepalanya terkulai di atas meja kerja. Armin menghela nafas, kebiasaan sekali kekasihnya itu tidur dalam posisi begitu. Saat pagi hari, pastilah ia akan pegal-pegal.
Kalau sudah tertidur dengan posisi itu, pastilah ada sesuatu yang sedang dikerjakan gadis itu. Sesuatu yang penting sampai tidak bisa ia tinggal bahkan untuk ke tempat tidur.
Armin pun mendekati meja perlahan dan menemukan banyak buku resep di atas meja. Mata Armin beralih pada secarik kertas yang berada di dekat tangan (Y/n). Di kertas itu tertulis: 'Makanan sehat untuk Armin' lalu di bawahnya tertulis rapih resep sup krim dan di paling bawah tertulis: 'Armin bilang sedang tidak enak badan. Semoga setelah makan masakanku, dia bisa cepat sembuh ^^'
Armin langsung membeku di tempatnya. Rupanya (Y/n) sampai ketiduran di atas meja karena mempelajari resep makanan sehat. Pun yang ia dengar dari Martha kalau (Y/n) itu tidak bisa masak. Armin merasa terharu karena (Y/n) sampai mau belajar masak untuknya. Seketika hatinya menjadi semakin bimbang.
Di satu sisi, ia sangat menyayangi dan mencintai (Y/n). Ia tidak ingin melepaskan (Y/n) bahkan sampai ia mati. Namun di sisi lain, ia merasa tidak tega jika (Y/n) harus merasakan sedih dan kecewa ketika ia meninggal nanti. Meskipun itu masih 10 tahun lagi. Armin juga ingin melupakan sejenak fakta itu dan hidup bahagia bersama (Y/n) untuk 10 tahun ke depan. Namun, rasanya hal itu terlalu egois.
KAMU SEDANG MEMBACA
Find My Way 2 [Armin X Reader]
FanfictionDua setengah tahun telah berlalu sejak kudeta dan (Y/n) menyerahkan diri. Setelah pembebasannya dari penjara, (Y/n) akhirnya kembali bergabung dengan pasukan pengintai. Keadaan dan sudut pandang terhadap dunia berubah sejak terungkapnya rahasia ruan...