(+29) Dia Yang Ditunggu

389 57 0
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Seorang pemuda sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, beberapa alat entah apa menempel pada seluruh tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang pemuda sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit, beberapa alat entah apa menempel pada seluruh tubuhnya. Pemuda itu mengedip beberapa kali karena tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan lagi. Wanita paruh baya yang ada disebelahnya menatap sedih sambil mengusap lembut rambut kepala pada putranya yang sudah tidak memiliki rambut.

"Sayang, eomma sedih lihat kamu kayak gini. Eomma mau kamu sembuh, tapi eomma tau kemungkinan itu hanya sedikit. Eomma nggak punya anak lain, kamu putra tunggal eomma, putra kesayangan eomma. Walau kemungkinannya sedikit, eomma mohon berjuang untuk sembuh ya sayang". Wanita paruh baya itu menangis, menangisi takdir putranya. Kenapa harus putranya, kenapa takdir buruk ini harus terjadi pada putranya.

Pemuda itu ikut menangis dalam diam mendengar ucapan ibunya. Mulutnya tidak sanggup untuk hanya sekedar berbicara 'jangan menangis eomma'.

"Yeobeo," ucap seorang pria paruh baya yang baru saja membuka pintu. Wanita paruh baya itu lantas mengusap air matanya dan langsung menoleh.

"Ayo makan dulu."

"Eomma pergi dulu ya sayang, cepat sembuh." Wanita paruh baya itu mencium puncak kepala putranya yang gundul.

"Chenle, eomma appa pergi sebentar, baik-baik disini nak." Pria paruh baya itu mengelus kepala putranya lembut.

Setelah itu kedua orang tua itu pergi meninggalkan putranya. Mereka tidak  terlalu khawatir karena mereka memilih ruangan VVIP untuk putra mereka. Jika keadaan Chenle memburuk maka alarm ruangannya akan berbunyi sehingga para dokter dan perawat akan datang dengan sendirinya.

"Gue ikut sedih le kalau ngelihat keadaan lo kayak begini." Jisung menatap sendu Chenle yang terbaring lemah dari pojok ruangan.

Orang yang sedang ditunggu Jisung selama ini sehingga dia tidak kembali ke akhirat adalah Chenle. Jisung menunggu hari dimana Tuhan mengambil kehidupan Chenle untuk kembali ke pelukan Tuhan bersama-sama.

"Gue nungguin lo Le biar lo nggak sendirian. Gue setiap hari di sini ngejagain lo, lo bisa lihat gue kan le?" Jisung mendekati Chenle.

Chenle meneteskan air matanya ketika bayang Jisung yang tembus pandang terlihat oleh matanya. Jisung sengaja menampakkan dirinya pada Chenle karena mungkin ini sudah waktunya. Jisung bisa merasakan itu, sesuatu yang tidak pernah diharapkan oleh orang tua Chenle namun hal itu akan terjadi.

Chenle mengedipkan matanya menatap lekat Jisung yang ada dihadapannya.

"Ingat nggak le waktu gue sakit lo marahin gue habis-habisan le, tapi sekarang lo sakit dan gue ngga bisa marahin lo." Dengan samar Chenle mendengar ucapan yang terlontar dari mulut Jisung. Chenle hanya mengedipkan matanya sebagai jawaban.

This Ghost | Na Jaemin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang