(+8) Nenek Jeno

580 110 17
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

'Selamat Membaca'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiittt... Ttttiiit...

Cuiiiitttt

Braaakkkkk...

"Lo nggak apa-apa?" Jaemin menatap khawatir Renjun yang sedang menatap kosong kearahnya dengan nafas yang terengah-engah.

Jaemin tadi dengan cepat menarik tubuh kecil Renjun agar hal yang Jaemin khawatirkan tidak terjadi. Sedangkan truk yang mau menabrak Renjun, menabrak pohon yang berdiri kokoh di trotoar dan untung saja tidak ada manusia yang berdiri disana sehingga tidak ada korban jiwa.

"Woy lo berdua gapapa. Anjing gila telat dikit tepar."

Jeno menumpuh kedua tangannya di lutut karena berlari mengejar Jaemin yang berlari kencang seperti dikejar setan. Ya gak salah juga sih karena Taerin juga lagi lari ngikut dibelakang Jaemin.

"Ren lo gak apa-apa kan?" Jaemin kembali bertanya karena Renjun tetap menatap kosong.

Buggh...

Jeno dengan kurang ajarnya memukul wajah Renjun sampai Renjun tersungkur kebelakang. Jaemin tentu saja shok dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya ini. Jangan lupakan Taerin yang menganga tidak percaya.

"Jeno!!! Lo gila ya?" Jaemin langsung membantu Renjun berdiri.

Renjun akhirnya sadar dari keterkejutannya yang membuat dia bengong. Renjun memegang pipinya yang berdenyut akibat pukulan dari Jeno. Pukulannya tidak main-main, bahkan bibir Renjun sedikit sobek.

Berani bertaruh kalau Jeno tadi mukulnya tidak full tenaga. Kalau full tenaga bisa dipastikan Huang Renjun sang murid baru terbaring di rumah sakit saat ini juga.

"Dengan begini dia akhirnya sadar." Jeno memasukkan kedua tangannya disaku celana sambil menatap Renjun dengan datar.

"Lo gak apa-apa kan?" Ketiga kalinya Jaemin mengucapkan hal yang sama.

"Gapapa kok. Makasih ya udah nyelamatin gue." Renjun menyekah darah yang menetes dari bibirnya yang sobek.

"Gue balik dulu. Sekali lagi makasih." Renjun hendak berjalan pergi namun tangannya kembali dicekal oleh Jaemin.

"Lo ikut kita," ucap Jaemin datar.

"Hah? Kemana?" Renjun menatap bingung Jaemin yang mencekal tangannya.

"Kita butuh lo. Ada urusan yang penting."

Tanpa menunggu jawaban dari Renjun, Jaemin menarik tangan Renjun dan membawanya pergi ke arah halte yang ada di sebrang. Halte dengan tujuan berbeda dari rumah Renjun maupun Jaemin. Jeno hanya mengikuti saja dari belakang bersama Taerin yang ada di sebelahnya.

This Ghost | Na Jaemin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang