(+25) Tiba-tiba teringat sesuatu

406 62 0
                                    

Salam hangat dari Win untuk para Readers tercinta

Jangan lupa makan hari ini

Jangan lupa like dan komen, dan juga jangan lupa rekomendasikan cerita ini pada teman-teman kalian

'Selamat Membaca'

Malam ini langit sangat cerah, entah karena memang hujan sedang malas untuk datang atau memang bintang sedang ingin bersinar tanpa gangguan dari awan gelap yang akan menjadikannya rintik air yang berjatuhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini langit sangat cerah, entah karena memang hujan sedang malas untuk datang atau memang bintang sedang ingin bersinar tanpa gangguan dari awan gelap yang akan menjadikannya rintik air yang berjatuhan.

Gadis berambut panjang itu diam, masih dengan seragam sekolah yang membalut tubuhnya. Diam di depan gerbang rumah besar keluarganya sambil menatap langit malam yang penuh dengan bintang.

Dirinya hanya diam, seperti tidak ada niatan untuk masuk ke dalam rumah, memandang langit malam sambil sesekali membuang nafasnya dengan kasar. Gadis itu tahu bahwa jika dirinya masuk sekarang pasti ayahnya akan memarahinya habis-habisan karena pulang larut malam.

Gadis itu termenung menatap kosong bintang-bintang yang bertaburan di atasnya. Dia merindukan pelukan hangat sosok wanita yang selalu menyambut kepulangannya, tapi sekarang sang ibu telah pergi bertemu dengan sang pencipta dan bergabung dengan sang bintang di atas sana.

Gadis itu menghembuskan nafas kasar sebelum akhirnya kaki jenjang itu membawanya untuk masuk ke dalam rumah. Gadis itu berjalan mengendap-endap tanpa menimbulkan suara sedikit pun namun ketika kakinya ingin menyentuh anak tangga suara bariton berat mengagetkannya membuat dia hampir saja terpeleset.

"Dari mana saja kamu baru pulang jam segini?"

Gadis itu membalikkan tubuhnya pelan lalu menghembuskan nafasnya kasar ketika melihat seorang pria paruh baya sedang menatapnya dengan tajam.

"Bukan urusan papa," jawab gadis itu dengan beraninya.

"Udah mulai membangkang kamu?" Pria paruh baya itu mengeram marah.

"Nggak usah teriak-teriak, aku lagi capek."

"Berani kamu sama appa? Bicaramu itu seperti orang-orang yang tidak berpendidikan." Pria paruh baya itu berjalan mendekati gadis yang sedang menatapnya tajam.

"Kenapa aku harus nurut sama appa, ketika appa saja menghianati eomma!!!" Nafas gadis itu menggebu dengan sorot mata yang terlihat marah.

"Siapa yang mengkhianati eomma kamu?!!!" Nada bicara pria paruh baya itu meninggi.

Gadis itu tertawa sinis, "Appa berkencan dengan sekertaris appa ketika eomma terbaring lemah di rumah sakit. Dan jangan lupa kalau appa yang membunuh eomma. Aku benci sama appa dan aku juga malu punya orang tua kayak appa."

Plakkk...

Suara tamparan menggema di seluruh ruangan sangking kerasnya. Bahkan bibir gadis itu sedikit sobek karenanya. Gadis itu memegang pipi kanannya yang berdenyut dan memerah. Air matanya berdesakan ingin keluar namun dia tahan dengan sekuat tenaga.

This Ghost | Na Jaemin (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang