BAB 15

2.4K 193 2
                                    

Lindang| Keluarga Harmonis
***

Bhira menatap kedai kecil dua lantai dengan desain ala jepang. Lantai pertama, dinding bawah direkatkan kayu setinggi pinggang orang dewasa, bagian atasnya adalah tiang vertikal yang dibentuk sebagai jendela yang bersekat sehingga memungkinkan cahaya masuk. Mereka memasang kanopi diatasnya sebagai pelindung. Lantai dua tidak jauh berbeda, beberapa dinding dari kaca dipasang secara berurutan ditutupi oleh tirai putih yang menghalangi pemandangan aktivitas di dalam sana.

Bhira mengikuti Jovan masuk ke dalam, ruangan itu menjadi lebih sempit dengan perabotan seperti kursi dan meja yang memenuhi sesisi ruangan. Walau hanya ada enam meja didalamnya, ruangan sempit itu terasa sesak, bahkan ketika mereka melewati beberapa meja Bhira tak sengaja menabrak sisinya. Gadis itu merasa sesak untuk sementara waktu sebelum Jovan membawanya ke arah meja pemesanan dan bertegur sapa dengan pemiliknya.

"Bibi~" Jovan memanggil seorang perempuan berusia enam puluhan dengan nada manja.

Perempuan itu mendongak, wajahnya yang penuh kerutan itu tiba-tiba sumringah dengan mata berbinar. Dia tersenyum lebar hingga matanya semakin menyipit. Sedikit terseok-seok dia berjalan kearah Jovan, lalu menangkup pipi pemuda itu dengan gemas.

"Putraku, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini, kenapa kamu tidak datang kemari, hm?" Tangannya mengusap puncak kepala Jovan dengan penuh kasih sayang dan terus melakukan kontak fisik dengan ekspresi ceria. Jovan terlihat nyaman dengan perlakuan itu, dia tersenyum sepanjang waktu dan membiarkan perempuan itu menyentuhnya dengan penuh kasih sayang.

"Bibi, aku lapar." Dia mengusap perutnya yang rata sembari mengeluh.

"Tentu, tentu. Ayo masuk, Bibi akan menyiapkan makanan untukmu." Dia menarik lengan Jovan saat tiba-tiba matanya melirik ke belakang dan mendapati seorang gadis cantik berdiri di belakang tanpa mengatakan apapun. Bibi Nani menatap Jovan dengan jahil, kemudian dia berjinjit lalu berbisik padanya, "Siapa gadis itu? Kekasihmu?"

Jovan menggelengkan kepalanya menyanggah. "Bibi, ini Kakak ku."

"Oh, kakak mu yangㅡ" Ekspresi Bibi Nani tenggelam setelah mendengar pernyataan Jovan. Matanya yang membulat karena kaget melirik ke belakang, mengamati profil wajah Bhira sebelum akhirnya dia melangkah mundur dengan ekspresi tidak percaya.

Jika dilihat secara seksama, wajah keduanya memang terlihat cukup mirip dari berbagai sisi. Mau itu depan atau samping, sepertinya memang mirip. Hanya saja wajah Bhira berbentuk lebih halus dibanding dengan perawakan Jovan sebagai laki-laki. Bibi Nani bertanya-tanya, apakah mereka kembar sehingga memiliki wajah semirip ini?

"Bibi, tolong tambahkan porsi untuk kakakku, dia akan makan bersamaku. Oh, jangan lupakan sate. Aku ingin banyak ehehe."

Bibi Nani mengembalikan ekspresinya ke semula dan menyentuh kepala pemuda itu sambil mengangguk. "Ayo masuk, sebentar lagi masakannya akan dihidangkan."

Jovan mengangguk antusias, lalu Bibi menuntun mereka berdua ke dalam. Bibi Nani menggeser pintu yang terbuat dari kertas tembus cahaya dengan kerangka kayu, seperti yang ada dirumah tradisional Jepang pada umumnya. Suasana di dalam lebih terlihat seperti nuansa yang ada di Jepang di banding diluar ruangan. Lantai diruangan itu bernuansa kayu, sehingga orang yang melihat akan merasakan suasana yang hangat. Disudut ruangan terdapat satu tanaman sakura setinggi tiga puluh lima senti meter dengan kelopaknya yang indah dan menenangkan mata untuk dilihat. Bunga itu tidak terlihat asli, itu seperti salinan yang dibuat hingga menyerupai bentuk aslinya.

Ditengah ruangan terdapat meja rendah dengan beberapa bantal yang digunakan sebagai alas duduk dilantai. Jovan memilih salah satu dari mereka dan duduk diatasnya tanpa ragu-ragu. Sementara itu, Bhira yang masih sedang memasuki suasana Jepang mengikuti Jovan dan duduk di seberangnya dengan iris mata yang terus memperhatikan sekitar.

LINDANG [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang