BAB 44

1.8K 163 2
                                    

Lindang|Kompetisi Memasak
***

Sejak pagi, gedung kompetisi telah dipadati orang-orang. Lebih dari ratusan orang berada di kursi penonton, segala kebisingan memenuhi aula dan orang-orang kesulitan mencari kenalan dalam kerumunan. Salah satunya Bhira yang kini tampak kebingungan mencari keberadaan Saskara diantara kerumunan orang. Bibi Nani, Jovan dan yang lain duduk dengan tenang dikursi penonton, melihat Bhira celingak-celinguk seolah mencari sesuatu Bibi Nani berpikir Bhira sedang mencoba menemukan mereka jadi dia mengangkat tangan tinggi-tinggi melambai ke arah gadis itu agar Bhira bisa melihat keberadaan mereka.

Bhira melihat Bibi Nani melambai, dia membalas senyuman dan melambai kecil padanya sebelum berbalik untuk masuk keruangan peserta.

"Bagaimana dengan Saskara?" Morise bertanya saat melihat Bhira masuk kedalam ruangan.

Dengan wajah setengah cemas, Bhira menggelengkan kepalanya, "Belum. Jovan, Bibi Nani dan yang lain ada dikursi penonton."

"En, tidak perlu khawatir sebentar lagi dia pasti akan datang." Ujarnya dengan nada menghibur. "Apa kamu gugup?"

"Sedikit,"

"Tidak apa-apa, aku berada disampingmu. Kita akan mencoba melakukan yang terbaik untuk kompetisi ini."

"Morise?" panggilnya gelisah.

"Hm?"

Bhira terdiam sejenak dan bulu matanya bergetar saat kegugupan mulai menyertai. Dan hal-hal negatif yang tidak dia inginkan terbayang didalam kepalanya. "Bagaimana kalau aku melakukan kesalahan? B-bagaimana jika seandainya aku menambahkan banyak garam didalam masakannya, atau aku membuat kesalahan saat mengukur takaran rempah-rempahnya. D-dan ... b-bagaimana kalau para juri memuntahkan makanannya saat mereka mencicipi masakanku? Aku sangat khawatir, aku tidak bisa membuat kedai kita dikenal dengan koki yang ceroboh dan be--"

Morise tidak tahan gadis ini memiliki segala bagaimana dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk didalam kepalanya. Dia mengangkat jari, menutup bibir gadis itu sembari berdesis "Ssstt!" padanya. Kemudian tubuhnya membungkuk, ingin menyamakan pandangan mereka dan berkata dengan nada tulus, "Rara, apa kamu kehilangan kepercayaan dirimu lagi sekarang? Dengarkan aku baik-baik, aku ada disini bersamamu. Apapun yang terjadi, aku akan tetap ada disampingmu. Jangan terlalu merasa tertekan, jika sesuatu terjadi saat kompetisi dimulai aku akan membantumu untuk memperbaikinya. Buatlah dirimu menjadi rilex, lagipula ini hanya kompetisi menang dan kalah adalah hal yang biasa."

Tangan Bhira terulur saat dia menurunkan tangan Morise dari bibirnya, pandangannya turun kebawah menatap kedua kakinya berbalutkan sepatu mahal yang dibelikan Saskara. "Aku tidak mengharapkan kemenangan. Hanya saja ... aku merasa sedikit gugup dan takut melakukan kesalahan sehingga para juri akan mempermalukan kita."

Setelah kejadian memalukan yang dilakukan Fairel padanya satu tahun yang lalu, Bhira merasa enggan untuk melakukan kesalahan yang sama mempermalukan dirinya didepan umum. Dia sedikit trauma dengan kejadian saat itu sehingga sejak tadi malam dia memiliki kegelisahan yang berlebih, bahkan setiap kali mencoba untuk menutup mata dan tidur dia akan selalu terbangun dengan jantung yang berdebar dan tubuh yang berkeringat dingin. Akan lebih baik jika Saskara ada disana untuk memeluk dan menenangkannya sebentar namun pria itu tak kunjung muncul sehingga Bhira terlihat ketakutan dan kecemasan mulai memenuhi hatinya.

Morise menatap Bhira di depannya dan melihat ketakutan, kepanikan, dan kegelisahan yang jelas melintas di mata gadis itu. Menghela napas ringan, dia kembali menghiburnya. "Rara, percayalah pada dirimu sendiri, tekankan pada dirimu bahwa kamu bisa melakukannya. Ini akan berakhir dalam sekejab, kamu pasti bisa melakukannya, hm?"

LINDANG [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang