BAB 17

2.1K 186 0
                                    

Lindang| Berkembangnya Kasih Persaudaraan
***

Bhira berusaha menekan kemarahan yang meningkat dalam suaranya dan mempertahankan nada lembut dan tenang saat dengan baik-baik meminta, "Kembalikan uang yang kalian curi dariku."

Avie dan Dias sibuk membuka barang-barang yang mereka beli, bahkan dengan santai menyilangkan kaki dan bersandar di sandaran sofa, berpura-pura tuli.

"Berikan uang itu padaku sekarang!" napas Bhira memburu, tinjunya mengepal erat disisi tubuh hingga buku-buku jarinya memutih. Dengan kemarahan yang meningkat dengan cepat, dia melangkah maju dan meraih pergelangan tangan Dias, mengencangkan cengkeramannya hingga perempuan itu menjerit penuh kesakitan.

"Berikan uang itu padaku SEKARANG!" Nada suaranya meninggi karena marah, Avie dan Dias bahkan tercengang melihat bagaimana mengerikannya gadis ini ketika dia marah. "Aku tidak peduli kalian menindas gadis itu sebelumnya atau pun tidak, tapi kalian tidak bisa menindasku!"

"Shabira! Lepaskan tanganku!" Dias memberontak, dia mencoba meloloskan diri dari cengkeraman erat Bhira, namun, semakin dia mencoba untuk lolos semakin erat pula cengkeraman yang ia rasakan, seolah akan langsung meremukkan tulang-tulangnya.

"Shabira! Aku ibumu, lepaskan tanganku!" Dias melotot dengan marah, menghentak-hentakkan tangannya agar Bhira melepaskannya.

"Shabira apa yang kamu lakukan?!" Avie berdiri saat tiba-tiba kemarahannya meningkat, matanya melotot dengan kemarahan terang-terangan yang menyebar sampai ke leher. "Lepaskan tanganmu dari istriku!"

Ekspresinya menjadi tidak terkendali, suara Bhira bercampur dengan amarah yang tertahan saat dia melontarkan seluruh keluhan yang ia rasakan sejak kemarin. "Kalian melakukannya dengan sengaja bukan, membawaku kemari hanya untuk memanfaatkanku. Jika kalian menginginkan harta laki-laki itu, kenapa kalian membuatku datang dan tinggal ditempat kumuh ini?! Kenapa kalian membiarkan gadis itu bersenang-senang menikmati kemewahan orang kaya itu dan membiarkanku hidup dalam kemiskinan, huh?!"

"Kamu putri kandung kami, tentu saja kami ingin kamu kembali. Lagipula laki-laki itu mengancam kami jika kami tidak menyerahkan putrinya pada saat itu dia akan melaporkan kami ke polisi." Avie menjelaskan dengan nada sengit, "Dia membawa Fanda pergi tanpa meninggalkan uang sepeserpun, kami kehilangan seseorang yang seharusnya menghasilkan uang untuk keluarga ini tapi pria itu memaksa kami untuk menyerahkannya."

"Aku tidak peduli!" Bhira kehilangan kendali dan meraung dengan marah, "Kalian membuat keluarga itu mengusirku dari rumah. Dan tanpa perasaan kalian mencoba memanfaatkan ku setelah penghasil uang kalian pergi!"

"Bukankah sudah kukatakan, kamu seharusnya menghasilkan uang untuk keluarga ini. Kamu telah hidup dalam kemewahan selama bertahun-tahun sekarang sebagai bagian dari keluarga ini, tunjukkan sedikit baktimu terhadap kami."

"Shabira," cengkeraman itu membuat tangannya mati rasa sehingga suara nya gemetar ketika dia berbicara, "Kami telah hidup dalam kemiskinan selama bertahun-tahun, kami bekerja dibawah kendali orang lain hanya untuk menghidupi keluarga ini. Bisakah kamu merasakan penderitaan yang kami alami selama ini disaat kamu menikmati hidupmu dalam kemewahan. Kamu makan dan tidur dengan nyenyak dirumah yang bagus, mengendarai kendaraan yang mewah, memakai pakaian yang mahal."

Dias menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, "Lihat bagaimana adikmu menderita selama ini, dia hidup dalam kondisi yang mengenaskan, bahkan tidak bisa bersekolah karena kami tidak punya uang! Bisakah sedikit saja memikirkan keluarga ini dan tidak bertindak egois?!"

"Aku egois?" Bhira berkata dengan suara rendah. Dia memincingkan mata, menatap tajam ke arah Dias.

"Ya! Kamu egois, bagaimana mungkin kamu menyembunyikan uang sebanyak itu saat kami memintamu untuk membantu pengobatan adikmu?!"

LINDANG [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang