Lindang | Mencari Keberadaanmu
***1 tahun kemudian ...
Fairel mematikan layar komputernya segera setelah dia menyelesaikan laporan. Melonggarkan otot-otot tubuh yang kaku untuk melancarkan peredaran darah sebelum menghempaskan punggungnya disandaran kursi dan memejamkan mata untuk beristirahat sejenak.
"Selesai?" laki-laki yang lebih tua dua tahun itu bertanya dari kubikal disamping.
Fairel mengangguk pelan sebelum membuka matanya dan bertanya, "Apa bos sudah kembali?"
"Dia kembali sepuluh menit yang lalu, tapi sekarang sedang berada diruangan Pak Dean untuk membahas sesuatu." Fairel mengangguk dan kembali memejamkan mata.
Tanpa terasa waktu berlalu begitu cepat. Fairel yang setahun lalu masih duduk di bangku kuliah, sudah hampir tiga bulan bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan real estate. Perusahaan yang cukup terkenal di kalangan para pebisnis. Sebelumnya, Fairel dan Ishaq sempat berdebat tentang pekerjaan yang akan Fairel ambil. Ishaq melarang Fairel bekerja dibawah perusahaan pesaingnya, namun Fairel bersikukuh ingin mempertahankan pekerjaan itu karena ia tidak ingin menerima tawaran Ishaq untuk bekerja di perusahaannya. Akibat dari permasalahan itu, Ishaq sampai mendatangi bosnya kala itu, yang tentu saja membuat bos mau tak mau ikut andil dan mempertahankan Fairel sebagai karyawannya.
Fairel memiliki cara pemikiran yang berbeda dari karyawan yang lain. Dia kompeten, ulet, jujur, serta selalu tanggap dalam menanggapi setiap masalah yang terjadi di perusahaan. Meski baru beberapa bulan bekerja, namun bos menaruh kepercayaan penuh terhadap Fairel.
Beberapa menit setelah Fairel beristirahat, Lenar kembali mengusiknya dengan menendang kursi. Fairel yang tersentak segera menoleh, Lenar menunjuk ke arah pintu bos yang baru saja tertutup tanda bos sudah kembali. Fairel segera bangkit dari kursi, mengatur kertas-kertas yang ingin ia berikan untuk ditanda-tangani dan memasukkannya ke dalam map dengan rapi.
Dia mengetuk pintu kaca beberapa kali sebelum terdengar sebuah sahutan dari dalam yang menyerunya untuk masuk. Laki-laki yang dipanggil Bos itu duduk dikursi dengan ponsel ditelinga. Dia terlihat cukup sibuk dan selalu terlihat sibuk seolah pekerjaan tidak pernah habis mendatanginya. Fairel berdiri diseberang meja setelah menaruh berkas di atas meja.
"Iya, hallo?" Bos berbicara ditelepon. Kemudian dia menempelkan ponsel ditelinga dan bahu sebagai penyangga, saat kedua tangannya mulai sibuk menandatangani berkas yang diberikan Fairel.
Dahi Fairel mengernyit. Laporan itu seharusnya diperiksa terlebih dulu untuk menghindari kesalahan, namun bos malah menandatanganinya tanpa memeriksa.
"Benar, di kota itu. Jika memungkinkan telusuri setiap gang diperumahan yang berada dikawasan itu." Dia berhenti sebentar memberikan kesempatan pada seseorang di ujung sana untuk bicara, "Tidak, akhir-akhir ini saya cukup sibuk. Jika memungkinkan kalian bisa langsung bergerak tanpa perlu menunggu perintah. Berikan setiap informasi yang kalian dapatkan pada saya malam ini."
Setelah mengucapkan kata terakhir, dia menutup telepon. Tanda tangannya selesai, pemuda itu mengembalikan map pada Fairel lalu bersandar dikursinya sambil menghela napas lelah. Dia hendak beristirahat sejenak untuk mengembalikan energi yang terkuras. Tetapi kemudian dia merasa Fairel masih berdiri disana, menatapnya dengan tubuh mematung ditempat.
"Ada lagi, Tuan Runako?" Bos membuka mata dan pupilnya langsung tertuju pada Fairel sembari menaikkan sebelah alisnya, bertanya.
Fairel dengan sedikit ragu bertanya, "Bos tidak ingin memeriksa laporannya?"
Bos menghela napas ringan, menumpu kedua sikunya diatas meja dan menjawab, "Tidak perlu. Pekerjaanmu selalu memuaskan, saya percaya padamu, jadi tidak perlu diperiksa."
KAMU SEDANG MEMBACA
LINDANG [Terbit]
RandomTERBIT! Assalamu'alaikum, hai sahabat pena. Novel Lindang kini terbit lho, tentunya versi cetak lebih ringkas dan lebih rapi. Info untuk pembelian novel Lindang Versi cetak ada di shoppe, bisa langsung klik link-nya di bio atau bisa check out di @fi...