BAB 43

2K 174 1
                                    

Lindang| Tekad
***

"Benarkah?" mata Bhira berbinar bahagia saat tahu kedai mereka akan mengikuti kompetisi memasak yang diadakan di tengah kota. Kemarin saat dia pulang lebih awal, seorang taster yang akan menjadi salah satu juri di perlombaan tersebut mampir untuk menikmati hidangan kedai. Awalnya mereka tidak mengenalinya karena penampilannya yang sederhana, namun setelah dia menyerahkan kartu nama kepada salah seorang pelayan, mereka sangat terkejut begitu tahu bahwa dia adalah taster yang terkenal di mancanegara bernama Mr. Guddy. Dia secara istimewa mengundang mereka untuk mengikuti perlombaan tersebut karena ada satu kuota yang tersisa.

Mereka berembuk, lalu memberitahu Bhira kemudian. Gadis itu tertegun, bahkan tak tahu harus berkata apa. Dia sangat senang kedai mereka setidaknya di akui kelezatannya oleh sang pencicip yang handal. Lagipula Bhira selalu menonton Mr. Guddy di setiap acara TV yang ia tonton. Dia tahu lidah Mr. Guddy berbeda dengan orang-orang yang biasanya, orang itu tidak pernah salah dalam mencicipi sesuatu.

Sambil tersenyum Bhira berkata, "Itu sangat menarik, dan menurutku kita perlu mencobanya. Jadi ... siapa yang akan berpatisipasi?"

Bhira menatap mereka dengan berbinar, namun suasana tiba-tiba menjadi hening. Mereka secara serempak menatap ke arahnya seolah mereka telah menunjuk Bhira sebagai salah satunya.

"Ke-kenapa kalian menatapku?" tanyanya dengan ekspresi polos.

"Kamu tahu maksud semua orang." Sahut Morise dengan ekspresi serius.

"Tapi," Bhira sedikit ragu, "Aku tidak sebaik kalian. Bagaimana mungkin itu bisa aku?"

"Kami mempercayakanmu."

"Benar, kamu bisa diandalkan."

Yang lain menyahut setuju.

Tapi tetap saja ini terlalu terburu-buru. Bukannya Bhira tidak menginginkannya, hanya saja dia tidak pernah terbiasa menjadi pusat perhatian semua orang. Belum lagi saat ini kondisinya tidak memungkinkan ia untuk ikut. Bhira merasa tidak percaya diri.

"Bibi mempercayakan kamu, nak. Morise akan ikut bergabung denganmu, jadi kamu tidak perlu segugup itu. Semua akan baik-baik saja."

"I-itu...maksudku, keahlianku tidak sebanding dengan apa yang kalian miliki. Aku merasa tidak pantas."

Bibi Nani tersenyum padanya dan menyemangatinya. "Yakinlah, kemampuanmu bahkan lebih baik dari yang Bibi dan Paman miliki. Lagipula kami sudah terlalu tua untuk mengikuti kompetisi, akan lebih baik jika generasi baru seperti kalian yang melakukannya."

Kelopak mata Bhira terkulai lemas, dia berbicara dengan tidak percaya diri. "Aku tidak memiliki keterampilan yang bagus, bagaimana kalau aku melakukan kesalahan saat sedang memasak?"


"Yakinlah pada dirimu sendiri, Rara. Kami yakin kamu akan melakukan yang terbaik, meskipun tidak menang tetapi kami merasa bangga kamu berhasil mengikuti kompetisi ini dan membawa nama untuk kedai ini." Pegawai yang lain menyemangatinya.

"Jangan cemas, kami percaya kamu bisa melakukannya, oke?" hibur Paman Tar.

Morise berjalan mendekat, tersenyum dan menepuk pundak gadis itu dua kali. "Jangan takut, aku bersamamu, hm?"

LINDANG [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang