chapter 5

7.6K 564 66
                                    

5. Perihal Perubahan Narezka

●●●

Satu hal yang biasa untuk Farraz melihat Rezka yang tertidur pulas dengan televisi yang menyala, bungkus makanan berserakan disana, segelas kopi yang sudah habis tanpa sisa membuat Farraz menggelengkan kepalanya.

"Rezka..!" Farraz menyentak agar Rezka bangun dan bisa pindah kedalam kamarnya, ingat ini masih jam setengah empat pagi.

Farraz menggoyangkan badan Rezka hingga membuat Rezka merasa terganggu. Rezka membuka matanya dengan perasaan kesal dalam hatinya.

"Bangun, pindah kamar sana," ketus Farraz.

"Hemm.. tanggung," balas Rezka dengan purau.

Farraz mencubit pinggang itu dengan keras membuat Rezka meringis dan kantuk yang dirasakannya langsung ilang begitu saja.

"Sakit," cicit Rezka.

"Bodo amat, sana pindah! Lo punya kamar bisa gak sih gak usah tidur diruang keluarga gini, jadi berantakan, kayak orang suka bersih-bersih aja," gerutu Farraz dengan memunguti beberapa sampah dan mengumpulkannya.

Rezka hanya menatap Farraz dengan tatapan memelas. "PINDAH!"

"Gak usah nyentak," balas Rezka yang langsung nyelonong pergi meninggalkan Farraz.

"Bang, lagi ngapain?" tanya Alevia yang keluar dengan muka bantalnya. Ruang keluarga dilantai atas memang berdekatan dengan kamar Alevia.

"Adik lo ketiduran. Terus lo ngapain?" tanya Farraz bertanya balik.

"Rezka?" Farraz membalasnya dengan deheman, dengan kedua tangan yang masih mengumpulkan sampah-sampah itu.

"Ngapain dia ketiduran disini?"

"Ya mana gua tau."

"Yaudah, Bang. Gua mau kebawah ambil air, kalau udah televisinya jangan lupa dimatiin," tukas Alevia dan berjalan kearah tangga.

Keesokan harinya, Rianti selaku itu rumah tangga sudah menyiapkan sarapan untuk seluruh anggota keluarganya, tentu saja dengan bantuan Bi Ifa.

"Bi, saya mau bangunin dulu anak-anak, tolong bereskan." Bi Ifa mengangguk.

"Baik, Bu."

Ditengah anak tangga, Rianti berpapasan dengan Farraz yang tentu saja sudah rapih dengan pakaian kantornya.

"Ehh Bang, untung udah keluar kamar. Sana tunggu dimeja makan, Mamah panggilkan adik-adik kamu dulu," tukas Rianti tersenyum hangat.

"Siap, Mah," balas Farraz dan membiarkan Rianti terus naik untuk membangunkan adik-adiknya.

Ceklek

Rianti berjalan pelan kedalam kamar Rezka, Rianti menggelengkan kepalanya kenapa bisa Rezka ketiduran dimeja belajar seperti ini?

"Rezka bangun, udah siang!" Rianti mengoncangkan tubuh Rezka agar anak itu cepat bangun.

"Rezka bangun!" Rezka membuka matanya, Rezka bukan tipikal orang yang susah dibangunkan, Rezka hanya Rezka yang tidak bisa tidur dengan kebisingan.

NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang