27. Olimpiade
●●●
Rezka memakai kameja putihnya dengan pelan-pelan karena linu dan perih itu masih ada, setelah itu mengambil jas almamaternya yang wajib Rezka pakai untuk olimliade nanti.
"De.." Rezka menoleh. Ternyata Alevia lah yang memasuki kamarnya.
"Iya, Kak." Alevia tersenyum mendapati Rezka yang sudah rapih dengan pakaiannya sekolahnya.
"Hari ini olimpiade?" Rezka mengangguk sambil menata rambutnya.
"Fokus mengerjakannya ya, jangan sampai lengah. Soal yang gampang sering kita sepelekan, dan sekarang kamu jangan menyepelekan soal-soal yang gampang."
"Iya, Kak."
"Baik-baik aja?" tanya Alevia ketika melihat wajah sedikit pucat adiknya.
"Gua gak bisa tidur, Kak."
"Kenapa gak bisa tidur? Belajar sampe subuh?" tanya Alevia ketika melihat dua gelas yang Alevia yakini itu adalah gelas kopi, bekas semalam Rezka belajar.
"Banyak materi yang belum gua pahami banget, Kak. Fokus kesatu bidang gua gak bisa, urusan pelajaran disekolah aja gua keteteran, les-les juga, belum Osis. Makanya gua takut karena keserakahan gua, buat gua jatoh," tukas Rezka karena ketakutannya itu ada walau tidak diperlihatkan.
Alevia mengerti bertapa banyaknya jadwal Rezka akan belajar. Hingga pagi malam hanya dipenuhi dengan materi-meteri pelajaran, bisa dilihat, kini Rezka kekurangan waktu bermain.
"Kakak percaya lo bisa, De. Percaya sama diri sendiri, ingat! Ada target Mamah, bikin Mamah bangga dengan pencapaian lo." Rezka mengangguk walau ragu, karena ia benar-benar tak bisa fokus dalam mempelajari bahan olimpiade, namun setidaknya ia telah berusaha.
"Ayo sar-
"Gak usah, Kak. Gua udah ditunggu Xavier dibawah," potong Rezka. Alevia melirik jam dinding yang terpasang disana.
"Masih jam enam, mau kemana dulu?"
"Mantan si Xavier semalam dibawa kerumah sakit, mau jenguk dulu."
"Yaudah."
Mereka pun turun kebawah bersamaan, Rezka ikut Alevia terlebih dahulu untuk meminta doa dan izin kepada orang tuanya.
"Mah.." Rianti yang sedang menyuapi Rasen pun menoleh.
"Udah siap?" Rezka mengangguk pelan.
"Aku berangkat sekarang aja, tempat olimpiadenya agak jauh soalnya.."
"Yaudah, Rez. Berangkat aja, ingat harus menang, jangan mengecewakan Mamah," tukas Rianti.
"Doanya aja, Mah." Rianti mengangguk..
"Mamah selalu berdoa, kamu harus berusaha."
"Iya, Mah."
"Minum dulu sus-
"Aku kurang suka susu, Kak. Gampang nanti aku cari makan diluar aja." Lagi-lagi Rezka memotong ucapan Alevia.
"Minum! Perut kamu kosong dan gak fakus ngerjain soalnya, nanti kamu kalah," ucap Rianti dan mau tak mau Rezka mengambil segalas susu itu dan menegaknya pelan.
"Berangkat sama siapa?" Kini, yang bertanya adalah Farraz orang yang lebih banyak menyimak.
"Sama Xavier."
"Xavier ikut olimpiade apa?" tanya Rianti.
"Fisika Mah-
"Tuh harusnya kamu juga bisa fisika, Rez. Kok malah debat PKN segala," potong Rianti.
KAMU SEDANG MEMBACA
NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)
Ficțiune adolescențiBerusaha terlihat baik dengan sakit yang terus menghujamnya. Dan tanpa orang disadari ada luka yang enggan diperlihatkan dan dapat disembunyikan.' Start : 23 maret 2022 Finish : 24 Juni 2022 Sumbergambar : Instagram, Pinterest dan google.