chapter 7

6.6K 566 61
                                    

7. Bandung

●●●

Rezka dan Xavier berada diruang Osis, Kamal? Dia belum datang dan Gema, Gema tidak sekolah dia izin ada urusan dengan keluarganya.

"Terus motor lo gimana?" tanya Xavier.

"Ntar gua titipin ke si Kamal, udah gua bilangin gak usah bawa motor biar dia balik bawa motor gua." Xavier mengangguk dan terduduk lemas dikursi samping Rezka.

"Cewek gua gak masuk, sakit. Sebenarnya berat gua buat ke Bandung, maunya nemenin aja gitu biar cewek gua cepet sembuh," jelas Xavier. Xavier memang sangat terbuka dengan Rezka, Gema maupaun Kamal. Termasuk tentang pencintaanya juga.

"Kenapa cewek lo?"

"Demam."

"Pantesan datang-datang muke lo murem ke masa depan nya si Kamal," celetuk Rezka.

"Sadis ya." Rezka terkekeh.

"Tenda mau kapan diambil?" tanya Xavier teringat akan hal itu.

"Jadi besok ajalah, gua udah ngomong sama orangnya." Xavier mengangguk.

"Gua ke apotik dulu, ngikut gak?" tanya Rezka bangkit dari duduknya.

"Ngapain?"

"Beli bensin." Xavier terkekeh, Xavier merasa bodoh kali ini. Udah pasti ke apotik untuk beli obat, kenapa harus bertanya mau ngapain?

"Ngikut deh, bonceng tapi."

"Hemm.."

Merekapun berjalan menelusuri koridor yang mulai rame, karena jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh yang artinya setengah jam lagi bel masuk akan berbunyi.

"Lo udah ngasih tau Neira kalau lo mau ke Bandung?" Rezka menggelengkan kepalanya.

"Lah tolol lo," celetuk Xavier.

"Dari semalam gak ada kabar, buat memulai juga buat apa kalau ujungnya gua yang dicuekin," kekeh Rezka.

Xavier tau dalam kekehan renyah Rezka, ada perih yang Rezka rasakan. Karena Xavier tau luar dalamnya hubungan Rezka dan Neira yang tak semanis hubungannya dengan Leta.

"Komunikasi penting, bro. Kalau dia gak ngasih kabar duluan, setidaknya lo sebagai cowok harus memulai," tukas Xavier. Entah kesekian kalinya Xavier berucap hal yang sama kepada Rezka.

"Yo. Naik Sa!"

Merekapun memutuskan ke apotik yang dimaksud Rezka. Setelah dari apotik mereka kembali kesekolah dan Pak Fajar sudah menunggu diparkiran.

"Ayo anak-anak, kita berangkat sekarang!"

"Rez, lo duduk didepan biar gua yang dibelakang," ucap Xavier.

"Lo aja didepan. Nurut!"

"Ia dah pak Ketos," ketus Xavier dan membuka pintu mobil yang didalamnya sudah ada Pak Fajar.

"Pak jujur saya kurang kuat nih didalam mobil," kekeh Rezka dan membuka jendela mobil itu.

"Loh kenapa, Rez?" tanya Pak Fajar dengan heran.

NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang