chapter 13

6.6K 628 89
                                    

13. Rasa lelahnya

●●●

Gema menghampiri Rezka yang terlihat sedang membaca buku dibangku gerbang masuk. "Nih kopi!" Rezka menoleh sebentar dan membiarkan Gema duduk disampingnya.

"Lagi acara kayak gini masih sempet-sempetnya belajar," komentar Gema.

"Hemm.." Gema tau bahwa ini memang bukan Rezka yang dulu, Rezka yang dulu mana pernah bela-belain baca buku apalagi disituasi sekarang.

"Sapi masih demam." Rezka mengambil segelas kopi yang dibuatkan oleh Gema, mungkin.

"Semoga yang lain bisa ngehandle." Gema berdehem pelan.

"Lo tidur sana biar gua yang jaga." Rezka menggelengkan kepalanya.

"Nggak. Gua aja sekalian sambil belajar," tukasnya.

"Rez, jangan terlalu maksain kondisi tubuh. Lo lagi cape ditambah maksain belajar, jangan gila!" ucap Gema dengan nada ngegasnya.

"Sans. Gua gak cape, enjoy aja."

"Apa lagi yang lo targetin?"

Pertanyaan Gema membuat Rezka terdiam beberapa menit. Rezka juga tidak tau apa yang menjadi targetnya, karena yang Rezka targetkan adalah keinginan Mamahnya, Rianti.

"Apa?" Gema kembali bertanya.

"Lo udah jadi ketua Osis, walau awalnya lo digoncang abis-abisan. Terus apa lagi?" Rezka menunduk sedetik dan kembali menatap area perkemahan yang terdengar sunyi karena hampir sebagian sudah tertidur, paling beberapa panitia yang belum tertidur.

"Keinginan nyokap gua banyak, Ge. Ketua Osis mah apa , belum apa-apa," balas Rezka berusaha terbuka.

"Setelah itu apa yang Mamah lo mau?"

"Kesempurnaan," balas Rezka dengan getir.

Ya, hanya kesempurnaan yang Rianti mau darinya. Rezka sebagai anak hanya bisa menurut apa keinginan orang tuanya, tanpa memikirkan mimpinya.

"Jangan gila.."

"Kalau lo mau tau gua nyaris gila, Ge. Gua kaget sama gua yang sekarang, dimana hari gua dibarengi sama organiasi, sama buku-buku dan target-target yang harus gua capai," lirih Rezka.

"Lo tau sebebas apa gua dulu, lo tau gua gimana." Gema mengangguk.

"Ya, gua tau. Tapi menurut gua mau seberubah apa hari-hari lo sekarang, lo jangan jadi orang lain."

Rezka terdiam. Jangan jadi orang lain? Sejauh mana Rezka meninggalkan dirinya sendiri.

"Banyak kekecewaan yang gua torehin keorang tua gua, Ge. Rasanya gak adil kalau gua gak berusaha menjadi apa yang diinginkannya."

"Gua dukung apapun itu."

"Thanks.." lirih Rezka.

"Apalagi kalau gua nengok ke kakak-kakak gua, mereka udah berhasil jadi orang. Mereka suks-

"Mereka sukses karena jalannya sendiri," potong Gema.

Rezka menoleh sebentar dan tersenyum miris. Gema benar, kedua kakaknya sukses karena jalan kemaunya masing-masing. Sedangkan dirinya?

NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang