chapter 10

7.1K 625 132
                                    

10. Perjalanan

●●●

Masalah tadi selesai, Rezka juga sudah minta maaf kepada semuanya dan mereka memaklumi. Soal anggaran dana, sekolah memang memberikan tambahan dan mereka sudah mendapat sponsor.

"Lo gak ngeluh, pasti cape banget sih. Istirahat sana," celetuk Xavier menghampiri Rezka yang sedang memasukan peralatan-peralatan. Mereka ber tos ala laki, hal yang biasa mereka suka lakukan.

"Nggak cape. Lo kali yang capek, mending lo yang istirahat sana. Jangan sampe besok lo drop," ucap Rezka. Xavier itu tidak mengaca, sudah sangat jelas disini bahwa Xavier sudah sangat kecapean apalagi Xavier tipikal cowok yang gampang cape.

"Bohong banget sih sat, udah sana gua kayak ngebabuin lo banget anjir. Gua ketua pelaksananya, jadi lo harus dengerin gua, lo nurut kali ini," tukas Xavier. Ini lah sipat yang membuat Rezka kesal dengan Xavier, Xavier itu so soan merhatiin orang tapi badan sendiri gak diperduliin.

"Alah gak ada tuh ketua pelaksana kayak lo, tukang ngeluh, pake mau pura-pura sakit biar gak ikut kemping. Malu-maluin gua lo," gerutu Rezka teringat pada percakapan chat nya tadi malam dengan Xavier.

Xavier menyengir memamerkan rentenan giginya. "Ya tapi ya giman-

"Gua minta maat soal tadi, gua salah otak gua oon banget," lirih Rezka. Xavier mengusap bahu Rezka.

"Lo gak salah justru gua bilang makasih sama lo karena lo juga udah banyak bantuin gua, terlebih lo tau serewel apa tubuh gua," tukas Xavier.

"Haha ia maafin ya. Udahlah sana, jangan ganggu gua!" Rezka mendorong tubuh Xavier agar menjauh darinya.

"Ngusir banget, awas aja kalau lo butuh gua," ancam Xavier namun percayalah itu hanyalah candaan saja.

"Ia dah ia.."

"Keringetan banget lo, padahal udara dingin," tutur Xavier. Rezka mengusap peluh keringetnya.

"Ya kan gua dari tadi luntang-lantung sana sini, wajar."

"Tangan lo noh keringetan," celetuk Xavier yang sempat bertos ria tadi dengan Rezka.

Beberapa menit Xavier meninggalkannya dan entah kemana, hp Rezka bergetar.

Sudut bibir Rezka terangkat ketika melihat nama Neira lah yang menghubunginya.

"[Hallo, Ra?]"

"[Hallo, kamu dimana?]" Rezka terkekeh, kebiasaan Neira itu bertanya 'kamu dimana?'

"[Hatimu.]" Rezka bersikap seolah bahwa dirinya baik-baik saja, jika diingat soal tadi siang. Rezka sakit hati.

"[Ihh serius dimana ganteng?]" tanya Neira ada nada gemas disana.

"[Sekolah lah pake nanya, kan tau besok otw.]"

"[Udah jam 8 malam kamu masih disekolah, mau sampe jam berapa?]"

"[Sebentar lagi pulang, cantik. Ada apa-ada apa? Cantiknya Nana mau apa?]" Tuhan Rezka benar-benar membuat Neira jatuh cinta kesekian kalinya.

"[Kamu mah kalau disekolah aja so-soan dingin sama aku, giliran ditelpon aja hobbi banget bikin aku salting, soal tadi aku minta maaf gak bermaksud makan bareng sama Gio kok,]" gerutu Neira terdengar gemas oleh Rezka.

NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang