chapter 19

5.8K 570 97
                                    

19. Nyaris pingsan

●●●

Rezka hanya bisa menghela nafas kasar melihat kondisi motornya yang mengenaskan, kedua ban nya kempes dan tentu saja tidak bisa Rezka bawa kesekolah hari ini.

"Bareng Abang aja ayo," ajak Farraz yang muncul dari belakangnya.

"Naik mobil?" Farraz mengangguk.

"Gak papa. Mobil mahal gak akan buat lo mual," celetuk Farraz membuat Rezka terkekeh geli, dasar abangnya ini.

Farraz merangkul Rezka dan membukakan pintu untuk adik keduanya itu.

"Sana." Rezka hanya bisa menggelengkan kepalanya geli melihat sikap randon Farraz, tumbenan pintu mobil saja dibuka kan olehnya.

Farraz langsung mengendari mobilnya dengan kecepatan sedang. Rezka berdengus kesal, hari ini hari senin bisakah Farraz mengendari mobilnya dengan sedikit cepat?

"Masih gak sembuh batuk lo?" Rezka menggelengkan kepalanya. Sudah seminggu memang batuk nya belum juga mereda.

"Obat tadi diminum?"

"Diminum kok, Bang."

"Kalau masih gak sembuh-sembuh periksain kerumah sakit," tutur Farraz.

"Yaelah, Bang. Batuk bawaan dari acara kemah kemarin ini mah," celetuk Rezka yang sebenarnya bisa dibenarkan oleh Farraz.

"Semacam oleh-oleh?" kekeh Farraz.

"Ya begitulah.." Rezka menyandarkan tubuhnya disandaran kursi mobil, pikirannya kembali ingat dengan permasalahannya dengan Neira.

"Les apa hari ini?"

"Matematika sama bimbingan belajar," balas Rezka dengan santai.

Tak ada lagi pembicaraan keduanya, Farraz tak banyak menanya lagi membiarkan adiknya terdiam sampai pada akhirnya mereka sampai digerbang utama SMA Rajawali.

"Udah sana masuk, De." Rezka kaget, tumben Farraz menyebutnya dengan panggilan kecilnya?

"Ealah Bang, gua udah gede jangan dipanggil gitu," gerutu Rezka.

"Terserah, Abang lah. Kak Thalita mau pulang, katanya lo mau oleh-oleh apa," kata Farraz.

Thalita Chaisani, dia merupakan tunangan Farraz yang memang sudah sangat dekat keluarga Nakaswara termasuk dengan Rezka.

"Asli?" Farraz mengangguk.

Sudah hampir satu tahun ini Thalita memang tinggal di Singafura untuk menemani mamah nya berobat disana.

"Apa aja lah, Bang."

"Yaudah." Rezka membuka pintu mobil.

"Gua masuk, Bang."

"Ia belajar yang bener.."

"Siap.

Sesudah memastikan Rezka masuk kedalam Farraz pun kembali menyalakan mesin mobil dan pergi dari sana.

"Woilah beneran masuk lo?" tanya Rezka ketika berpapasan dengan Xavier.

"Yailah, bosen gua."

"Serah dah. Lo jangan ngikut upacara, lo piket aja." Xavier mengangguk lagian siapa yang berkata akan ikut upacara.

"Lo ditunggu si Gema diruang Osis, gua kedepan dulu."

"Okey."

Xavier pun stay didepan gerbang menyusul dua temannya yang lain, Xavier baru saja keluar dari rumah sakit dan tidak mungkin harus ikut upacara lebih baik menyatat orang-orang yang kesiangan, menghukum orang yang atributnya kurang lengkap.

NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang