chapter 33

5.8K 670 112
                                    

33. Akhirnya tumbang

●●●

"Bagus.. anak susah diatur baru pulang," cibir Rianti ketika Rezka masuk kedalam rumah. Rezka menoleh sebentar, diruang keluar terdapat Rianti dan Agam yang sedang membaca koran.

Rianti bangkit dan menatap Rezka dari bawah sampai atas. Setelah itu menatap Rezka dengan datar. "Sebenarnya mau kamu itu apa?" tanya Rianti.

Rezka tertunduk. Merasa malu telah mengecewakan orang tuanya dan bahkan kedua kakaknya.

"Narezka.." panggil Rianti lagi.

"Kamu itu cowok, apa wajar cowok kabur-kaburan saat ada masalah? Apalagi masalah kamu sama orang tua kamu loh." Rianti berusaha berkata lembut, semoga Rezka mau mengerti.

"Maaf, Mah."

"Maaf kamu tidak membuat Mamah menahan kesal Mamah sama kamu."

Ya, Rezka tau. Rianti masih kesal kepadanya, tentu saja karena perihal kekalahan olimpiadenya.

"Mamah beneran cape kalau kamu seperti ini terus." Rezka mengangkat kepalanya, menatap Rianti yang juga menatapnya.

"Maksud Mamah? Mamah cape punya anak kayak aku?" Ya, Rezka berani bertanya.

Rianti mengangguk pelan. "Mamah cape, Mamah bingung. Kamu sulit untuk diatur, selalu suka semaunya, gak pernah hargain keinginan orang tua, Mamah cuma ingin kamu bisa banggain Mamah, Mamah malu kamu selalu ada dib-

"Terus selama ini aku apa dihidup Mamah? Bukannya aku udah berusaha jadi ketua Osis seperti keinginan Mamah? Mah, bisa gak Mamah jangan dulu melihat hasil aku, karena hasil itu gak gampang. Aku harus berproses-

"Proses kamu itu bermain-main! Kamu gak pernah serius menjadi apa yang Mamah inginkan. Kamu itu terpak-

"Kalau aku gak terpaksa, aku gak akan jadi ketua Osis seperti apa yang Mamah mau! Semuanya terpaksa, yang mungkin kedepannya aku akan terbiasa!" potong Rezka dengan tegas.

"Lalu?"

"Kenapa sih, Mah? Kurang apalagi aku, aku udah berusaha, aku udah berusaha ikhlas jadi apa yang Mamah mau. Tapi kenapa Mamah tidak pernah puas?!" tanya Rezka memberanikan diri untuk speak up, karena Rezka tak mau kedepannya jalan hidupnya diatur oleh Rianti. Bukannya setiap anak punya jalan dan tujuannya sendiri?

"Puas bagaimana jika hasil untuk membahagiaan Mamah aja kamu gagal!"

"HARGAIN DULU USAHA AKU BISA?! SETIDAKNYA APRESIASIKAN USAHA AKU!" pekik Rezka yang sudah tak bisa menahan amarahnya.

"PERNAH GAK MAMAH KASIH SEMANGAT BUAT AKU?! PERNAH GAK MAMAH TANYA AKU BAIK-BAIK AJA?! ENGGAK KAN?! LALU MAMAH MAU HASIL DENGAN INSTAN! MAMAH GI-

PLAK

Rezka tersenyum miris, tamparan Agam. Ya, Agam kembali menamparnya.

"BERANI-BERANINYA KAMU MENAIKAN NADA BICARA KAMU KEPADA ORANG YANG SUDAH MEMBESARKAN KAMU!" sentak Agam.

Rezka terkekeh purau, memalingkan pandangannya tak ingin melihat Agam. Rezka memundurkan langkahnya dan tertawa sinis, kenapa disaat ia membela diri, selalu salau?

Rianti terisak, merasa sakit hati mendengar sentakan Rezka. Hati orang tua mana yang tidak sakit mendengar sentakan yang keluar dari mulut anaknya.

"Apa? Papah mau nyalahin aku lagi?" tanya Rezka menyudahi tawaan paksanya.

Agam menatap Rezka dengan sangat tajam, Rezka takut melihat kemarahan Agam namun anak juga boleh bersuara bukan?

"NAREZKA?!"

NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang