chapter 6

6.9K 600 71
                                    

6. Perbedaan

●●●

Sudah hampir satu jam lamanya Rezka tidur di UKS. Akhirnya, mau tak mau kedua mata yang masih terasa ngantuk dan cape itu harus terbuka. "Cepet woilah," greget Gema.

"Sabar.." balas Rezka sambil mengumpulkan nyawanya, menoleh kearah jam yang menunjukam pukul setengah dua siang.

"Lo bolos pelajaran, untung lo udah sholat tapi tadi kita izinin lo lagi ada urusan diruang Osis. Jadi absen Fisika lo aman, tapi sekarang lo cuci muka dan kita keruang Osis Pak Fajar minta rapat dadakan," cerocos Kamal.

"Heeh ini bangun," balas Rezka dengan wajah luyu.

"Anak-anak yang lain udah pada kumpul, ketua Osis doang yang belum," cibir Gema.

"Ngantuk gua, Ge."

Setelah Rezka membasuh mukanya, merekapun langsung keruang Osis yang katanya akan diadakan rapat dadakan atas keinginan Pak Fajar.

Dan rapat pun dimulai sampai akhirnya beres sampai jam setengah empat sore.

Diruang Osis hanya tersisa beberapa inti Osis yang memang masih ada hal yang harus mereka obrolan.

"Jadi besok yang ikut nyurvei Xavier, Rezka sama Pak Fajar?" Xavier mengangguk.

"Tadinya gua enggak, Gema yang bisa tapi ternyata tuh bocah ada acara keluarga besok. Ya gak, Ge?" Gema mengangguk sambil memainkan ponselnya.

"Yaudah gimana caranya proposal ini harus beres hari ini, itu udah urusan gua sama Xavier biar yang ngajuin proposal ini lo ya Ge, biar cepet beres, mending-mending kalau gak minta direvisi lagi," tukas Rezka.

"Siap, Rez."

Rezka menyandarkan bahunya lemas, cape sudah ia rasakan sejak tadi. Apalagi rapat tadi benar-benar membuatnya lelah karena banyak perbedaan argumen sehingga harus mencari jalan tengah. Terlebih Rezka, Xavier dengan Pak Fajar.

"Bel, proposal lo print ulang ya, awas jangan lupa. Biar gua sama Xavier nyari beberapa tenda panitia yang masih kurang," ucap Rezka kembali bangkit dan mengajak Xavier untuk mencari tenda yang dirasa kekurangan untuk tenda panitia.

"Konsumsi udah diatur?" tanya Rezka.

"Udah sama Kamal, mungkin sie.konsumsi ngadain perbicaraanya lagi secara pribadi nanti." Rezka mengangguk.

"Yaudah. Sapi, ayo!" Xavier mengangguk dan menyerahkan proposal itu kepada Bella.

"Okey."

"Yang intinya kalau udah ada barang-barang yang pas dan pasti dibawa buat perkemahan nanti, langsung aja dipisahin. Kunci ruang peralatan ada di lo kan, Ge?" tanya Xavier kepada Gema, dan Gema mengangguk.

"Nanti gua sama anak-anak cek ulang lagi, kemarin masih ngasal banget."

Setelah Rezka dan Xavier meninggalkan ruang Osis, Gema meminta Bella untuk memperlihatkan proposal yang akan Bella print.

"Kenapa, Ge?" tanya Bella merasa Gema menyernyitkan dahinya.

Gema menggelengkan kepalanya. "Diva mana?"

NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang