chapter 9

6.4K 554 76
                                    

9. Pemecahan Masalah

●●●

Dengan raut yang tidak bisa dibaca oleh orang lain, raut wajah Rezka membuat orang-orang yang melihat bertanya-tanya apa yang terjadi dengan ketua Osis mereka??

Rezka sendiri mengacuhkan tatapan-tatapan siswa-siswi, tak perduli. Rezka hanya membutuhkan satu botol air mineral dingin untuk meredakan emosinya yang tertahan karena pertikaian di ruang Osis.

Langkahnya membawa Rezka pada kantin yang berada dilantai dua, keadaan kantin ramai karena sudah masuk jam istirahat pertama.

Rezka mengedarkan pandangannya pada semua sudut kantin hingga matanya tertuju pada gadisnya, Neira.

Namun, senyum yang akan Rezka terbitkan harus tertahan ketika melihat bahwa Neira tidak sendiri, Neira bersama Sergio.

Neira belum menyadari keberadaan Rezka, dengan itu Rezka memutuskan untuk menghampiri. Bukan menghampiri Neira, tapi untuk mengambil botol air mineral yang disimpan dikulkas dekat dengan posisi Neira dan Sergio duduk.

"Nana?" panggil Neira dan bangkit untuk menghampiri Rezka yang sedang membuka kulkas.

"Hai?" Rezka menyapa.

"Kamu mau makan?" Rezka menggelengkan kepalanya, dan menoleh kepada Sergio setelah itu kembali menatap Neira.

"Have fun ya!"

"Maksud kamu?" Neira menyernyitkan dahinya.

"Kamu sama Gio aja dulu, aku sibuk." Rezka membalikan badannya untuk membayar minumannya, setelah memberikan uang kepada Bi kantin tangan Rezka ditahan.

"Apa, cantik?" Neira menunduk.

"Kamu makan dulu," pinta Neira.

Rezka terkekeh. "Yaudah kamu nya jangan nunduk, kayak punya salah aja," ucapnya.

"Kamu mau makan apa? Aku pesenin ya?" Rezka menggelengkan kepalanya.

"Aku mau keruang Pak Fajar, gak bisa makan dulu genting."

"Na, makan dulu kan bisa. Udah jam makan siang."

"Enggak. Udah ah, biasanya juga gak nyuruh makan." Neira menghela nafas.

"Aku cuma ngingetin." Rezka memaksakan senyumnya, Neira itu tak peka atau memang merasa dirinya tidak salah?

"Udah ya. Aku duluan." Rezka melepas tangan Neira yang memegang lengannya.

Sergio berdiri. "Rez, jangan salah paham."

"Salah paham apaan, Yo? Kan udah biasa lo sama Neira, lo berdua kan sahabatan, gua paham." Setelah itu Rezka meninggalkan keduanya setelah menoleh kepada Yala yang juga sedang duduk bersama Leta tak jauh dari posisi Neira dan Sergio.

"Maaf, harusnya gua gak nyamperin lo, Ra," ucap Sergio merasa bersalah.

"Lo gak salah. Kalau gitu gua gabung sama Yala, Leta ya."

"Gua juga mau kekelas!" Neira menggangguk dan duduk disamping Yala.

"Dari wajah Rezka, dia lagi ada masalah ditambah lagi lihat lo sama Gio. Gak coba tanya dia, minimal tanyain ada masalah apa?" tukas Yala yang memang sudah paham dengan Rezka, mau bagaimana juga Yala dan Rezka itu sepupuan yang dari kecil sudah bersama, dari Tk sampai saat ini mereka selalu satu sekolah.

NAREZKA (PO 15 Maret-28 Maret)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang