"Jeandra!"
Jeandra ardana putra,pemuda yang akrab disapa Jeje dengan kulit putih pucat juga tinggi sekitar 168 cm tak lupa hidung bangir juga wajah tampan menyerempet cantik ini menoleh ketika seseorang memanggil namanya.
"Napa lo?" Tanya Jeje pada Rendi yang terlihat ngos ngosan.
Pemuda bernametag Rendi putraditama yang tadi memanggilnya memegang pundak Jeje,tadi ia sempat berlari untuk menghampiri pemuda berkulit putih pucat itu.
"Lo budeg apa gimana sih?! Gue manggil manggil lo dari tadi kagak denger denger!"
"Emang kenapa sih?!!"
Rendi kembali mengambil nafas panjang lalu menghembuskannya agar oksigen yang masuk keparu-paru nya dapat teratur dengan baik.
"Ga ada,cuman pengen bareng aja"
Jeje mendengus sebal mendengar tujuan Rendi yang hanya ingin berjalan bersamanya kekelas sedangkan si pelaku hanya cengengesan.
"Kemaren lo ikut rapat?" Tanya Rendi membuka topik obrolan sambil berjalan bersama Jeje menuju kelas.
"Ikut"
Fyi,Jeje dan Rendi merupakan anggota osis disekolahnya.
"Ngebahas apaan?"
"Cuman ngebahas program kerja tiap sekbid sama ngebahas soal acara classmeet minggu depan"
"Oh gitu doang?"
"Iya,kemaren lo kemana? Gue cariin kagak ada"
"Pulang"
"Ga ngajak!"
"Lah elo diajak pulang malah ngobrol"
"Lagian tumben amat lo ga mau ikut rapat?"
"Progam kerja sekbid gue belom kelar jadinya gue kabur dari pada kena amuk sama Bagas"
"Lo udah tau apa yang dibahas di Rapat tapi masih nanya gue!"
"Yaudah lah!"
Tak terasa mereka berdua telah sampai didepan kelas,tapi baru saja akan duduk dibangku masing masing,Siti marpuah si ketua kelas sudah menyodorkan sapu ketangan keduanya.
"Piket!" Ucapnya dengan menatap kedua mahluk tersebut dengan tajam.
"Duh! Perut gue kenapa nih!" Ucap Rendi sambil memegangi perutnya "gw ke toilet dulu ya Je" sambungnya.
"Maju selangkah aja gue gorok congor lo!"
Glek
Jeje meneguk ludahnya susah payah mendengar gadis yang seumuran dengannya mengancam Rendi dengan sangat sadis.
Sedangkan Rendi sendiri hanya mampu cengengesan sambil mengambil sapu ditangan Jeje.
Ya,hari ini mereka mendapat jadwal piket dan sialnya ketua kelas mereka sangatlah menyeramkan sehingga Jeje dan Rendi harus rela menurut dan tidak bisa lari dari tanggung jawabnya setiap piket.
"Kita keknya harus demo bu sari deh biar si Siti lengser jadi ketua kelas" bisik Jeje pada Rendi yang dihadiahi anggukan semangat dari pemuda tersebut.
Setelah mereka menyapu kelas,bel sudah berbunyi menandakan semua murid harus masuk dan mulai pembelajaran.
.
.
.
.
.
Jeje menghela nafasnya panjang,ia merenggangkan jari jarinya setelah menulis rangkuman mata pelajaran kimia tentang koloid,Jeje dan Rendi memasuki kelas 11 Mipa 2 yang tentunya terdapat pelajaran kimia dikelas tersebut."Larutan! Koloid! Apa-apaan ini?!!" Teriak Rendi frustasi.
Dari tadi dirinya mencoba memahami rangkuman yang ia tulis dibuku catatannya kalau kata Rendi sih "percuma dirangkum kalau ga dipahami! Kan kasian pohon yang rela ngasih kulitnya cuman buat nulis tulisan yang ga bisa dipahami" memang muliya sosok Rendi ini,walaupun begitu ia tidak paham dengan materi koloid ini.
"Udah yuk! Kita ngebakso aja!" Ajak Jeje,sejak tadi memang guru yang mengajar sudah keluar dan katanya rangkuman akan dikumpulkan setelah jam istirahat telah selesai.
Rendi mengangguk setuju,kelas sudah kosong sejak bel istirahat berbunyi hanya mereka yang tersisa.
Mereka berjalan kearah kantin,tapi sebelumnya mereka melewati lapangan dimana terdapat siswa yang dihukum entah karena apa.
"Bagas emang keren ya?" Ucap Rendi.
Jeje yang mendengarnya menolehkan kepalanya mengahadap Rendi "kok bisa?"
"Itu kan kak Leo sama gengnya"
"Kak Leo yang mana?"
Jeje memang tidak terlalu mengenal seluruh murid disekolah ini,yang ia tau hanya Rendi,teman sekelasnya,dan anggota osis.
"Itu yang ganteng! Yang cewek cewek pada liatin!"
Jeje melihat arah tunjuk Rendi lalu sorot matanya menangkap pemuda yang terlihat menyeramkan tapi tampan,Jeje mengakui jika pemuda itu memang tampan tapi tetap saja dimatanya pemuda itu tampak galak sekaligus menyeramkan.
"Nyeremin mukanya" ucapnya.
"Tapi ganteng kan?"
Jeje tak menanggapi ucapan Rendi ia masih sibuk menatap pemuda itu hingga tatapan yang ia berikan bertemu dengan sorot tajam milik kakak kelas yang menyeramkan itu.
"Njir!!" Ucapnya yang langsung memutus kontak mata antar keduanya.
"Napa lo?" Pertanyaan tersebut terlontarkan dari mulut Rendi.
"Ga papa"
Keduanya kembali fokus untuk berjalan menuju kantin,dan setelah sampai mereka langsung mencari tempat duduk.
"Gue yang mesen,lo jaga meja ini jangan sampe diserobot orang lain" titah Rendi yang dibalas anggukan mengerti dari Jeje.
Tak menunggu lama,Rendi langsung datang membawa nampan berisi 2 mangkok bakso.
"Gue belom ngomong mau pesen apa sama elo"
"Gue udah tau"
Tadi Jeje baru sadar jika dirinya belum memesan makanan keinginannya pada Rendi,tapi Rendi udah tau duluan dia pengen bakso.
Mereka makan dengan hikmat hingga seorang pemuda datang dan duduk di salah satu kursi di meja tempat mereka makan.
"Rendi~"
__________________
Tbc...
Jangan lupa buat vote,komen,dan follow akun author nanti janji bakal gue follback,dan gue juga mau nyampein kalau ini work pertama yang gue garap jadi kalau ada penempatan kata yang ga sesuai tolong maafkan diri ini.
Terimakasih.
Bay!!
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKEL||END
Teen FictionJeje yang ga sengaja nyium bibir kakak kelas yang dicap sebagai bad boy sekolah harus rela berurusan dengannya sekaligus menjadi pacar dadakannya. Warn! cerita bl/homo/gay kata lainnya cowok sama cowok