02: pacar dadakan

149K 14.3K 917
                                    

"Jadi pacar gue lebih enak"

"M-maksudnya?" Tanya Jeje gugup.

Bagaimana tidak gugup jika yang Leo minta makanan atau uang dia akan menyanggupinya dengan mudah tapi yang Leo minta adalah sebuah hubungan.

"Sebagai gantinya biar lo ga kita laporin,Leo minta lo jadi pacarnya! Masa gitu doang masih harus dijelasin?!" Jelas Rio pada Jeje yang malah speechless,sebenarnya tadi Rio sempat speechless tapi setelah ia mengerti maksud dan tujuan Leo,Rio langsung menjelaskannya pada Jeje.

"Ga mau!" Tolak Jeje ngegas membuat wajah Leo berkali kali lipat menyeramkan.

"Laporin sekarang!"

Jeje sudah hampir menangis mendengar ucapan Leo yang akan melaporkannya,bagaimana perasaan orang tua Jeje jika putranya dilaporkan dengan kasus pelecehan seksual pada laki laki?

"Jangan!" Pekik Jeje untuk kedua kalinya.

"Oke! Ayo pacaran!" Sambung Jeje setelah ia melihat teman Leo sudah mengambil langkah besar menuju ruang bk.

Leo menyeringai lalu tangannya mengusak rambut hitam legam milik Jeje.

"Jeandra" ucap Leo yang melihat nametag Jeje yang berada diseragamnya.

Setelah mengucapkan nama Jeje,Leo juga teman teman meninggalkan Jeje yang kembali berjalan pasrah kearah toilet.

"Gini amat dah nasib gue!" Ucap Jeje lelah.
.
.
.
.
Bel pulang berbunyi,kini Jeje tengah merapikan alat tulisnya.

"Dijemput?"

Jeje menoleh mendengar ucapan Rendi,tentang kejadian tadi saat dia resmi menjadi pacar Leo,Jeje sudah melupakannya juga menganggap jika Leo dan kawan kawan hanya bercanda bahkan dirinya tidak menceritakan kejadian itu kepada Rendi.

"Iya"

"Oh oke dah"

"Kenapa lo nanya nanya? Tumben amat?"

"Sekali kali basa basi bisa kali Je"

"Mengcapek!"

Jeje dan Rendi kini sudah keluar dari kelas dengan membawa tas dipunggung mereka.

Ting

Suara notifikasi dari handphone Jeje berbunyi,lalu sang empu membuka ponselnya.

+6285XXXX
|Mau pulang bareng gue?
16.05

Jeje mengernyitkan dahinya,yang mengiriminya pesan adalah nomor tak dikenal. Karena penasaran akhirnya dia membalas pesan dari nomor tak dikenal tersebut.

Jejeganteng
Siapa kah gerangan?|
16.05

+6285XXXX
|Pacar lo
16.06

Seketika nafas Jeje tercekat lalu ia menatap horor pesan yang dikirim oleh orang yang mengaku sebagai 'pacarnya'.

Karena merasa takut ia kembali menyimpan benda pipih itu kedalam saku celananya tanpa membalas pesan dari nomor tak dikenal yang Jeje rasa dia adalah Leo,si pacar dadakannya.

Jeje dan Rendi berpisah arah,Rendi pergi keparkiran untuk mengambil motornya sedangkan Jeje langsung menuju gerbang untuk menunggu jemputannya.

Tak berselang lama mobil berwarna hitam berhenti dihadapan Jeje.

"Dengan mas Jeje?" Tanya pengemudi yang tak lain adalah papa Jeje,Ardana Jaya sudirja

Jeje hanya menganggukkan kepalanya menanggapi candaan sang papa.

"Pak Jaya udah ganti profesi?" Tanyanya sebagai balasan candaan.

Jaya terkekeh mendengar ucapan Jeje lalu dia menyuruh putranya agar segera masuk kedalam mobil.

Perlu sekitar 20 menit untuk sampai dirumah Jeje dan selama itu juga Jeje memikirkan bagaimana cara mengatasi Leo.

Sesampainya dirumah,mama Jeje Dirana putri serahartja terlihat sedang menyiapkan makanan di meja makan keluarga.

"Jeje pulang!" seru Jeje saat memasuki rumahnya.

"Anak mama udah pulang?" Tanya Dira basa basi.

"He'um" ucap Jeje sambil mengangguk anggukkan kepalanya,sampai poni yang menutupi dahinya ikut bergerak gerak.

"Lucunya anak mama!!" Pekik Dira sambil mencubit pipi gembil putra tunggalnya.

"Mama sakit!" Adu Jeje saat Dira terus terusan mencubit kedua pipinya.

"Papa mana?"

"Lagi parkirin mobil"

"Eumm... laper?"

"Iya!!"

"Yaudah mandi dulu,ganti baju,terus makan ya?"

Lagi lagi Jeje mengangguk lucu membuat ibunya tak kuasa untuk mencubit pipinya lagi.

Jeje menaiki tangga menuju kamar yang berada dilantai dua rumahnya,sesampainya dikamar Jeje langsung merebahkan tubuhnya diranjang empuk miliknya.

Menarik nafas panjang lalu menghembuskannya secara perlahan Jeje lakukan untuk mengatasi rasa lelah,sampai akhirnya ia memutuskan untuk pergi kekamar mandi yang berada dalam satu ruangan dengan kamar Jeje.

Setelah mandi dan berganti baju,niat Jeje akan kebawah untuk makan malam bersama keluarganya,tapi malah benda pipih miliknya berbunyi menampilkan kontak nomor tak dikenal yang tadi siang mengaku sebagai pacarnya.

Jeje menelan ludahnya sebentar,lalu menetralkan oksigen yang masuk kedalam paru parunya,lalu ia menyambungkan sambungan telefon dari nomor tak dikenal itu.

"Hallo?"

"Tadi pulang sama siapa?"

Deg

Lagi lagi Jeje harus dibuat terkejut,karena suara yang ia dengar adalah milik kakak kelasnya,Leo.

"Jeandra?"

Jeje tersadar dari lamunannya.

"Eh-eum... kak Leo bukan?"

"Lo udah tau ini gue kan?"

"I-iya"

"Tadi siang pulang sama siapa?"

Nada bicara Leo terdengar kesal,mungkin karena Jeje tak kunjung memberikan jawabannnya.

"D-dijemput" ucap Jeje gugup.

"Sama siapa?"

"Papa"

"Besok biar gue yang anter lo pulang"

Lagi lagi Jeje merasa tertekan dalam keadaan ini,entah apa yang akan terjadi pada dirinya.

"Ga usah repot re-"

"Pokoknya besok gue yang anter lo pulang!"

Baru saja Jeje ingin menolak kembali tawaran Leo tapi sambungan telefon telah diputus oleh Leo sendiri.

Jeje meletakkan ponselnya dimeja nakas yang berada disamping ranjangnya lalu berjalan lesu kelantai bawah dimana mama dan papanya menunggu untuk makan malam

________________

Tbc...

Vote+komen+follow!!

KAKEL||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang