🔞 jangan baca dulu kalau belum siap!!
Pagi hari ini Rio bangun pagi pagi sekali,entah kenapa tapi firasatnya sedang buruk dipagi ini.
Rio menatap seonggok manusia yang berada disampingnya,sedang tertidur dengan tenang dengan wajahnya yang tampan.
Mengusap seluruh wajah hingga leher,Rio baru teringat perbuatan Dana yang membuat tanda dilehernya semalam.
Rio menatap Dana sengit,pasti kissmark yang Dana berikan sangat sulit untuk dihilangkan.
Rio mendekat kearah leher Dana,mendekatkan bibirnya kearah leher pemuda itu dengan niat yang akan membalas perbuatan tidak senonoh yang dilakukan teman seperbobrokannya itu.
Rio menyesap leher Dana meninggalkan ruam berwarna merah tapi tidak terlalu pekat.
Rio menyesap leher Dana untuk yang ketiga kalinya,tapi hasilnya nihil hanya ada ruam warna merah yang tidak terlalu terlihat,tidak seperti tanda yang Dana berikan padanya sangat merah dan mencolok
Sedangkan yang empunya leher sedari tadi malah berpura pura tidur.
Ya,Dana hanya berpura pura tidur.
Tadi saat Rio menyesap lehernya untuk yang pertama kalinya,Dana langsung terbangun,apalagi sensasi geli dan aneh membuatnya harus segera membuka mata.
Tapi saat melihat Rio yang sibuk membuat tanda,ia malah memejamkan kembali kedua matanya dan sesekali tersenyum saat Rio berdecih kesal sebab tanda yang ia buat tidak terlalu terlihat.
Rio menyerah,ia menyibak selimut yang menutupi tubuhnya dan hendak turun dari ranjang jika saja tubuhnya tidak ditahan dengan sebuah lengan yang melingkar diperut dan pinggangnya.
"Kalau lo udah siap bilang dong" ucap Dana dengan suara berat dan serak khas orang bangun tidur.
"Apanya cok?!!"
Rio hendak menoleh menghadap Dana tapi tidak jadi karena pemuda yang memeluknya dari belakang menyandarkan kepalanya tepat di belakang kepala Rio.
"Mau ya? Kita coba bikin,abis tu kalau enak kita terusin,gimana?"
"Bikin apaan?"
"Anak"
Wajah Rio memanas,ia malu karena Dana mengatakan hal itu untuk kedua kalinya setelah kejadian tadi malam.
Rio juga berpikir,pasti Dana mengetahui jika dirinya tadi membuat tanda.
"G-gue gorok congor lo!"
Dana melepaskan pelukannya ia juga menyibak selimut yang menutupi sebagian tubuhnya.
"Dan" panggil Rio,saat menyadari jika Dana sedang ngambek padanya.
Dana tidak menjawab,ia memegang knop pintu dan akan keluar dari kamar Rio.
"J-jangan keluar" ucap Rio,membuat Dana berhenti dan menoleh kearah Rio.
"A-ayo" Ucap Rio lagi,kali ini wajahnya memerah hingga ketelinga.
Dana ngebug,ia masih belum mengerti dengan ucapan Rio.
"Ayo?"
"Katanya mau bikin anak!! Ga mau?! Yaudah!"
Dana segera melesat keranjang Rio,dirinya memeluk tubuh Rio sambil tersenyum bahagia.
Dana menciumi leher jenjang Rio,menyesapnya kuat membuat empunya leher mendesah panjang.
Dibawah sana,milik kedua manusia berjenis kelamin sama ini sama sama terbangun dari tidurnya.
Membuat birahi diantara keduanya semakin kuat.
Dana menidurkan tubuh Rio diatas ranjang sambil terus menciumi leher Rio.
Rio sebenarnya tidak habis pikir dengan dirinya sendiri.
"Seharusnya lo biarin dia ngambek! Bangsat!!" Batinnya menyesal.
"Eungh!" Lenguhnya,karena sedari tadi Dana terus menciumi lehernya kasar.
Dana menyudahi ciumannya,menatap hasil karyanya yang sudah terpampang jelas dileher Rio.
Dana meneguk ludahnya sebentar,lalu ia membuka kaos yang masih melekat ditubuh Rio.
Dan terpampanglah jelas dua niple merah agak kecoklatan milik Rio.
Tanpa basa basi,Dana meraup kedua niple Rio,menyesapnya kuat hingga membuat Rio melenguh antara sakit dan nikmat.
"Ahhh! Pelanh Danh" ucap Rio disela sela desahannya.
Ciuman Dana beralih kebibir tebal Rio,lalu mencumbu bibir itu kasar.
Menggigit bibit bawah Rio,melesakkan lidahnya lalu mengajak lidah Rio bergulat didalam mulut keduanya.
Dana melepaskan ciumannya,ia beralih menatap celana training yang dipakai Rio.
Dana menarik celana Rio selutut,hingga menampilkan celana dalam dengan gundukan yang muncul diantara selangkangan milik pemuda itu.
"J-jangan diliatin! M-malu"
Dana terkekeh,dirinya baru menyadari jika temannya yang satu ini benar benar imut.
Dana mengangguk,ia menarik celana dalam Rio lalu menatap milik Rio yang sudah tegang.
Dana tersenyum ia mengenggam milik Rio yang tidak seberapa itu,mempermainkannya seakan akan milik Rio adalah sebuah mainan.
Rio menggeram karena telapak tangan dingin Dana yang menyentuh miliknya yang sudah tegak.
"Eummh"
Dana mengurut milik Rio,menaik turunkan seonggok daging itu hingga membuat empunya mendesah kenikmatan.
"Ahhh! Eunghh!"
Dana menghentikan aksinya,menatap Rio yang kini menatapnya sayu dan kecewa.
Rio kecewa karena saat dirinya akan sampai dititik kenikmatan Dana malah menghentikan kocokan pada penisnya.
Dana takjub dengan wajah sayu Rio,wajahnya sangat sexy lebih sexy dari pada wajah wanita jalang di bar yang pernah memuaskan nafsunya.
"K-kenapa berhenti?"
Dana tersadar,dirinya tersenyum kikuk,tapi kemudian ia melanjutkan kegiatannya yang sempat ia tunda.
Dana menyelusupkan kepalanya diantara selangkangan Rio.
Lalu dirinya memasukkan milik Rio kedalam mulutnya,mengulum seonggok daging itu seperti memakan permen lolipop.
"Ahhh"
Rio mendesah panjang saat cairan kenikmatannya keluar.
Rio sibuk menetralkan nafasnya,sedangkan Dana sendiri kini sedang melucuti pakaiannya.
"Let's start baby"
______________Tbc...
Akhirnya Dana sama Rio yang duluan hehehe,ngewe nya ditunda dulu ya.
Mungkin sampai hari raya idul fitri.
Vote+komen+follow
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKEL||END
Teen FictionJeje yang ga sengaja nyium bibir kakak kelas yang dicap sebagai bad boy sekolah harus rela berurusan dengannya sekaligus menjadi pacar dadakannya. Warn! cerita bl/homo/gay kata lainnya cowok sama cowok