26: lanjut

82.3K 8.4K 665
                                    

🔞 inget! Jangan baca kalau belum siap!

Kini Dana dan Rio sudah full naked.

Dana kembali menciumi seluruh inci tubuh Rio,menggigit paha Rio gemas,ternyata paha Rio lebih mulus dari pada paha wanita.

Rio meneguk ludahnya kasar,menatap mata Dana yang penuh nafsu membuatnya gugup sekaligus ngeri.

"Lo ga mau makan punya gue?"

"N-ngelunjak lo anjeng!!"

"Gue udah makan punya lo! Lo ga mau gitu makan punya gue? Tega amat lo!"

Rio terdiam sebentar,ada rasa kesal,jengkel,dan yang pastinya malu.

"G-gue ga bisa" ucap Rio setelah beberapa menit terdiam.

Hening.

Tiba tiba keadaan menjadi hening sampai suara Dana memecah keheningan diantara keduanya.

"Pfft.. hahaha temen gue ga pernah dikasih blow job ya? Hahahha utututu lucunya"

Rio menatap Dana kesal,ia beranjak dari ranjang,mendorong tubuh Dana agar menyingkir dari atas tubuhnya.

"Mau kemana?"

"Sekolah"

"Lah?! Apa apaan lo? Ga mau dilanjutin?!!"

"Ga"

"Yo! Jangan gitu dong!"

Dana merengek seperti anak kecil,Dana memegangi lengan Rio menggoyang goyangkan lengan itu agar sang empu tidak lagi marah.

"Rio~"

"Bacot! Kalau mau lanjut jangan banyak tingkah bangsat!"

Dana membulatkan matanya.

Jadi ceritanya,Rio mau tapi malu?

Dana memeluk tubuh Rio,kepalanya ia sembunyikan diceruk leher pemuda tsundere itu.

Dana mendongak menatap Rio yang kini mengerucutkan bibirnya karena kesal.

"Dimakan ya? Nanti gue ajarin"

Dana dapat melihat bagaimana wajah Rio yang memerah karena perkataannya tadi.

"Hmm" dan hanya dehemanlah yang dapat Rio ucapkan.

Dana tersenyum cerah,ia duduk dipinggiran ranjang.

"Sini!" Ucapnya,menyuruh Rio untuk duduk bersimpuh dibawah.

Rio menurut,ia duduk dilantai kamarnya,wajahnya tepat berada didepan milik Dana yang lebih besar dari pada perkiraannya.

Rio meneguk ludahnya susah payah.

"Pernah makan permen lolipop kan?"

Rio mengangguk sebagai jawabannya.

"Coba bayangin punya gue tuh kek permen,dijilat aja dulu kalau lo masih belum nyaman"

Rio kembali menurut,ia menjilat kejantanan Dana pelan pelan membuat Dana menggeram bak hewan buas.

"Errgghh.."

Rio menghentikan kegiatannya,ia menatap Dana menunggu intruksi selanjutnya.

"Kenapa berhenti?"

"Cuman dijilat? G-ga diapa apain?"

Dana tersenyum cerah,ia mencubit kedua pipi Rio.

"Kulum"

"Di-"

"Di masukkin kedalam mulut,diisep sambil dijilat jilat,jangan sampai digigit,ngerti?"

Rio mengangguk mengerti,kenapa Dana menjadi tergesa gesa?

KAKEL||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang