06: ketemu papa

118K 12.4K 289
                                    

Bel pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu,kini Jeje bersiap pulang setelah Leo mengirim pesan agar ia menunggunya sebentar.

Tentang masalahnya yang diketahui Rendi telah terselesaikan dengan bantuan Bagas.

"Bareng kak Leo?" Tanya Rendi.

Jeje mengangguk lesu,sedangkan Rendi hanya bisa terkekeh menertawai nasib temannya ini.

"Lagian lo tuh bego banget sih Je?!" ucap Rendi gemas,ia sempat tidak mengerti saat Bagas menjelaskan bahwa Jeje setuju menjadi pacar Leo agar tak dilaporkan dengan kasus pelecehan seksual.

Jeje bisa saja kan mengatakan pada guru bk jika hal itu tidak sengaja ia lakukan,tapi pemuda berumur 17 tahun itu malah bertindak pasrah.

Rendi juga sudah menjelaskannya pada Jeje dan tanggapannya hanyalah menghela nafas kasar sambil merutuki diri sendiri.

"Udah dong,ish...Rendi!"

Rendi masih terbahak bahak memikirkan ketololan Jeje,bahkan air matanya telah turun karena terlalu lama tertawa.

Melihat raut wajah kesal Jeje,Rendi menyudahi acara bengeknya.

"Kalau lo ga mau,mending lo jelasin aja sama kak Leo kalau lo masih normal ga mau pacaran sama cowok" ucap Rendi memberi nasehat.

"Emang dia mau?"

"Coba aja dulu,siapa tau dia bisa ngertiin elo"

Jeje mengangguk anggukkan kepalanya,mereka kini sudah berada diparkiran.

Rendi mengambil motornya,sedangkan Jeje menunggu Leo sambil duduk di sebuah bangku dekat parkiran.

"Kak Leo belum keluar?"

Jeje menggelengkan kepalanya saat Rendi sudah berada diatas motornya bersiap untuk pulang.

"Mau gue tungguin?"

"Ga usah,lo pulang aja"

"Beneran?"

"Iya"

"Oke dah! Gue cabut dulu ya Je!"

Jeje melambaikan tangannya ketika Rendi sudah melajukan motor scoopynya.

Ting

Suara notifikasi terdengar dari ponsel canggih milik Jeje,lalu sang empu membukanya dan terlihat pesan Leo yang sedang menanyakan keberadaan Jeje.

Kak Leo
|Dimana?
16.15

Jejeganteng
Diparkiran|
16.16

Kak Leo
|Tunggu bentar
16.16

Jeje menghela nafasnya,saat ini ia benar benar ingin pulang kerumah lalu bermesra mesraan dengan kasur kesayangannya.

Setelah menunggu sekitar 10 menit barulah Leo datang bersama motor ninja berwarna hitamnya.

"Maaf lama,ayo pulang"

Jeje mengangguk setuju lalu ia mengambil helm yang sudah disediakan oleh Leo.

"Rumah lo?"

Jeje mengatakan alamat rumahnya pada Leo lalu Leo segera melajukan motornya menuju rumah Jeje.

"Pegangan" ucap Leo sebelum melajukan motornya.

Jeje menurutinya dengan memegang pundak Leo,dan Leo terlihat biasa saja akan hal itu.

Pandangan sengit dari gadis gadis disekolahnya membuat Jeje tidak enak hati,ia mendengar dari Rendi jika belum ada yang dibonceng Leo diatas motornya dan Jeje adalah orang pertama yang mendapat kesempatan itu.

"Lo ngerokok" gumam Jeje yang sedari tadi mencium bau rokok dari tubuh Leo.

"Maaf" ucap Leo membuat Jeje berjengit kaget,ternyata pendengaran pemuda itu benar benar tajam.

Selama perjalanan menuju rumah Jeje,tidak ada percakapan antara kedua anak adam itu,hanya ada suara motor Leo dan kendaraan lain yang sedang berlalu lalang.
.
.
.
.
Jeje turun dari motor Leo,lalu membuka helm Leo dan memberikannya pada sang pemilik.

Sedangkan Leo sendiri sibuk mengamati rumah Jeje.

"Eum... makasih kak,mau mampir?" Tawar Jeje yang setelahnya hanya penyesalan yang didapat karena Leo turun dari motornya untuk mampir kedalam rumah Jeje.

Satpam membukakan gerbang untuk Leo dan Jeje.

"Pak yono masukin motornya temen Jeje ya" perintah Jeje pada satpam yang berjaga.

Satpam tersebut tersenyum lalu menganggukkan kepalanya.

"Ga perlu,biar gue bawa masuk sendiri" ucap Leo menghentikan pak yono untuk memasukkan motornya kedalam pekarangan rumah Jeje.

Leo menuntun motornya,lalu memarkirkan motor tersebut dipekarangan rumah Jeje.

"Masuk kak!"

Leo memasuki rumah Jeje yang bernuansa putih elegan dengan bunga bunga yang menghiasi taman kecil didepan rumahnya.

"Jeje pulang!" Seru Jeje setiap ia kembali dari sekolah.

Melihat hal itu,Leo tersenyum gemas akan tingkahnya.

"Loh! Tuan muda?" Ucap Jaya saat mendapati Leo sedang berdiri didalam rumahnya bersama Jeje yang berada disamping pemuda itu.

"Pak jaya?"

Jeje terheran heran dengan kedua manusia didepannya ini,mereka saling kenal?

"Tuan muda ada apa kesini? Apa ada hal yang penting hingga membuat tuan muda kesini?"

"Tidak,saya kesini mengantarkan Jeandra"

Jeje mengedipkan matanya beberapa kali,kenapa papanya dan Leo lebih terlihat seperti rekan kerja? Apalagi bahasa formal yang diucapkan keduanya membuat Jeje bingung juga penasaran.

"Jeandra? Kalian satu sekolah?"

Leo mengangguk sedangkan Jeje hanya menganga masih belum mengerti dengan keadaan kali ini.

"Oh,jadi temen yang kamu maksud itu tuan muda Je?"

Jeje tersadar lalu ia mengangguk sebagai jawaban.

"Jeandra putra Pak jaya?" Tanya Leo memastikan kebenaran tersebut.

"Iya,dia anak tunggal saya"

Leo mengangguk paham,dalam hatinya ia bersorak bahagia karena setaunya Jaya adalah orang yang berpikiran modern dan mengenai hubungannya dengan Jeje mungkin tidak akan ada drama 'hubungan tanpa restu orang tua'

Ya,Jaya adalah rekan kerja ayah Leo dan hubungannya dengan Jaya sangatlah baik,mereka berdua sedikit akrab karena alasan pekerjaan yang Leo tanggung untuk membantu ayahnya.

___________________

Tbc...

Vote+komen+follow!

KAKEL||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang