Jeje membuka kedua matanya,yang ia lihat kini adalah kamar Leo sedangkan pemiliknya belum diketahui kemana perginya.
Jeje mengusap wajahnya,sudah berapa kali ia menangis dan tidur?
Menguap sebentar,Jeje menyibak selimut yang menutupi tubuhnya lalu ia beranjak untuk keluar dari kamar Leo dan menemui pemilik apartemen ini.
Jeje melangkah pelan,kepalanya terasa berat karena terlalu banyak tidur.
"Loh? Kenapa bangun?" Tanya Leo dari arah dapur.
Jeje menghampiri Leo yang sedang sibuk memotong beberapa sayuran dengan apron berwarna hitam yang melekat ditubuh pemuda itu.
Memeluk tubuh Leo dari samping dan menyimpan kepalanya dilengan kakak kelasnya ini.
Leo tersenyum tipis lalu ia kembali fokus dengan sayuran yang tadi ia potong.
"Jeje suka" ucap Jeje tiba tiba membuat Leo menghentikan aktivitasnya dan beralih memeluk tubuh Jeje.
"Suka apa hm?"
Jeje terdiam sebentar,ia mengeratkan pelukannya ditubuh Leo,mengendus aroma parfum Leo yang terasa menenangkan.
"Kak Leo"
Leo melepaskan pelukannya,lalu menangkup kedua pipi Jeje dan menciumi seluruh wajahnya berulang kali.
Dan terakhir memberikan kecupan di bibir merah Jeje lama.
"Kenapa nangis?" Tanya Jeje saat melihat mata berair Leo.
"Terharu"
"Alay! Gitu aja nangis"
Cup
Cup
Cup
Leo mengecup bibir Jeje kasar,antara kesal dan gemas.
"Ngomong gitu lagi,aku makan bibir kamu"
Jeje menyengir lucu.
"Bercanda sayang"
Leo menggigit pipi Jeje gemas hingga membuat empunya pipi meringis kesakitan.
"Eh sakit banget ya?" Tanya Leo khawatir,pasalnya tadi ia kelepasan menggigit pipi Jeje.
"Menurut lo?" Ucap Jeje sambil mengelus pipinya yang sakit.
"Maaf! Maaf! Kelepasan"
Jeje mengerucutkan bibirnya lucu sambil bersedekap dada dan sedikit menggerutu karena kesal.
Leo harus menahan rasa gemasnya terhadap pemuda didepannya ini agar tak lagi menggigit pipi merah itu dan membuatnya marah
.
.
.
.
Malam ini Rendi sedang berada dirumahnya bersama Bagas,hanya berdua karena orang tua Rendi dan adiknya sedang pergi keluar kota.Mereka sedang berada di ruang tengah rumah Rendi,menonton tv dengan kepala Bagas yang berada dipaha Rendi.
Bagas sibuk menonton tv,sedangkan Rendi sendiri tengah menahan kantuknya dengan menopang kepalanya dipinggir sofa.
Bagas mengalihkan pandangannya kearah Rendi lalu menatap pemuda yang kini sudah berstatus sebagai pacarnya itu.
Kepala Rendi yang akan terjatuh dari topangan tangannya dan matanya yang tertutup rapat dengan mulut yang sedikit terbuka,sangat imut.
Bagas beralih dari paha Rendi,membuat empunya paha mengerjapkan matanya dan beralih menatap Bagas.
"Kenapa?"
"Lo ngantuk?"
Rendi mengangguk mengiyakan ucapan Bagas.
"Yaudah sono tidur,gue mau nonton bentar"
KAMU SEDANG MEMBACA
KAKEL||END
Teen FictionJeje yang ga sengaja nyium bibir kakak kelas yang dicap sebagai bad boy sekolah harus rela berurusan dengannya sekaligus menjadi pacar dadakannya. Warn! cerita bl/homo/gay kata lainnya cowok sama cowok