07: saling kenal

112K 11.9K 604
                                    

"Papa sama kak Leo saling kenal?" Ucap Jeje yang masih belum mengerti dengan situasi ini.

"Tuan mud-" Leo memotong ucapan Jaya.

"Saya sudah bilang pada Pak jaya untuk tidak memanggil saya dengan sebutan tuan muda"

Jaya hanya tersenyum menanggapi ucapan Leo agar tak memanggilnya dengan sebutan itu.

"Jadi?" Tanya Jeje yang belum mendapat jawaban atas pertanyaannya.

"Papanya eum... nak Leo itu rekan bisnis papa,tapi kalau bisa dibilang dia juga jadi rekan bisnis papa"

"Ga mungkin! Kak Leo tuh masih sekolah,iya kan kak?"

Leo hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Tuh kan!"

"Nak Leo itu emang masih sekolah,tapi dia hebat bisa bantu papanya kerja ngurusin perusahaan"

Jeje menganga tidak percaya,Leo bisa mengurus perusahaan?

"Loh Jeje udah pulang? Eh ada tamu toh? Kok ga disuruh duduk malah pada berdiri kek patung?" Ucap Dira yang baru turun dari kamarnya yang berada dilantai dua.

"Oh iya lupa! Silahkan duduk nak Leo"

Leo mengangguk lalu ia duduk disofa rumah Jeje.

"Ini anaknya tuan Luke rekan bisnis papa,nak Leo" ucap Jaya memperkenalkan Leo pada istrinya yang kemudian dijawab anggukan dan senyuman oleh Dira.

"Keren! Namanya keluarganya kak Leo inggris semua"

Perkataan Jeje mendapat kekehan dari Leo membuat Jaya takjub sekaligus tidak percaya,setaunya Leo adalah pribadi yang dingin,galak,dan jarang tersenyum apalagi tertawa seperti ini.

"Je! Jangan gitu ga sopan" tegur Dira pada Jeje.

Jeje mengangguk sambil memberikan ibunya cengirin lucu yang lagi lagi mendapat atensi dari Leo.

"Nak Leo makan malam dulu disini jangan buru buru pulang" ucap Dira memberi tau agar Leo makan malam dan tak pulang terlebih dahulu.

"Hm,baiklah" terima Leo.

"Je! Ganti baju dulu gih" suruh Dira melihat Jeje yang malah akan ikutan duduk dengan Leo dan Jaya.

Jeje kembali menampilkan cengiran lucunya,membuat Leo harus pintar pintar untuk menahan kegemasannya pada pemuda itu.

"Kak Leo tunggu sini,gue mau ganti baju dulu" ucap Jeje yang langsung melesat menuju kamarnya.

Setelah kepergian Jeje,Leo meminta ijin pada Jaya untuk menyusul Jeje kekamarnya.

"Saya boleh kekamar Jeandra?" Tanyanya meminta ijin.

"Oh boleh saja,mau saya antarkan?"

"Jika boleh saya akan mencari kamar Jeandra sendiri"

"Tentu,silahkan"

Setelah mendapat ijin,Leo langsung berdiri dan mencari keberadaan kamar Jeje.
.
.
.
.
Leo berhenti ketika melihat kamar dengan pintu berwarna putih dengan tulisan yang dipajang didepan pintu tersebut yang bertuliskan 'kamarnya Jeje ganteng'.

Leo lagi lagi terkekeh,lalu dirinya masuk kedalam kamar tanpa mengetuk pintu,hal pertama yang ia lihat adalah ranjang Jeje yang berukuran sedang dan terlihat nyaman.

Suara gemelicir air terdengar dikamar mandi menandakan jika sang empu sedang melakukan ritualnya.

Leo mendudukkan pantatnya diranjang Jeje lalu kembali berdiri untuk melihat meja belajar yang berisi buku buku Jeje dan foto foto yang sengaja pemuda itu pasang.

Ceklek

Suara pintu kamar mandi Jeje terbuka menampilkan Jeje yang masih mengenakan handuk yang terlilit di area pinggangnya.

Sepertinya pemuda manis itu belum menyadari keberadaan Leo bahkan ia tak sungkan mengganti bajunya didepan Leo.

Sedari tadi Leo memperhatikan bentuk dan lekuk tubuh Jeje yang sepertinya lebih mirip tubuh perempuan.

Perut langsing,kulit putih polos tanpa luka,juga pantat sintal yang sama sama mulus.

Leo meneguk ludahnya sendiri membayangkan bagaimana tubuh kecil Jeje saat berada dibawahnya.

Jeje menolehkan kepalanya saat dirasa sudah berganti baju dan betapa terkejutnya ia mendapati Leo sedang berdiri didalam kamarnya.

"K-kak Leo?!! Ngapain disini?!! Kak Leo liat kan?? Iya kan?" Tanya Jeje berturut turut,wajah Jeje sudah memerah seperti kepiting rebus antara panik juga malu terpampang jelas di wajahnya.

Leo berdehem menetralkan ketegangannya yang ketahuan melihat Jeje berganti pakaian.

"Maaf,ga sengaja"

"Ya kan lo bisa ngomong,kalau lo lagi disini!"

"Emang kenapa? Lo kan cowok,gue juga cowok kenapa harus malu" ucap Leo sambil mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Jeje.

Jeje melangkahkan kakinya menjauh dari tubuh Leo,hingga ia terjatuh diatas ranjang.

Leo yang melihatnya langsung menindih tubuh Jeje,sedangkan Jeje memejamkan matanya membuat Leo tersenyum miring.

"Lo lagi mikirin apa?" Bisik Leo disamping telinga Jeje membuat empunya membuka mata perlahan.

Leo beranjak dari tubuh Jeje sambil terkekeh,Jeje sendiri malah memilih menengkurapkan tubuhnya agar tak melihat wajah Leo.

"Jangan gitu,pengap Jeandra!"

Jeje tak menghiraukannya,membuat Leo mengambil tindakan dengan cara memegang pinggang Jeje dan membalikkan tubuh itu menjadi telentang.

Leo terkekeh melihat Jeje yang malah menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Je! Ayo makan!" Ucap Dira yang tiba tiba masuk kedalam kamar Jeje.

"Loh,nak Leo disini juga ternyata maaf tadi ga ngetok pintu soalnya udah kebiasaan"

Leo mengangguk,Jeje bernafas lega karena Dira tidak masuk ketika Leo menindih tubuhnya tadi.

"Silahkan makan malam dulu,Jeje kamu juga"

Jeje mengangguk anggukkan kepalanya,lalu Dira meninggalkan keduanya didalam kamar.

Leo akan beranjak dari kamar Jeje jika Jeje tak menahan tangannya.

"Kenapa?"

"Mau ngomong bentar"

Leo mengangguk dan menunggu Jeje mengatakan perkataannya.

"Kak,gue g-ga mau pacaran s-sama cowok" ucap Jeje gugup.

"Terus?"

Jeje menatap Leo yang malah dengan santainya mengatakan kata 'terus'.

"Ya,jadi gue ga mau pacaran sama lo"

"Bukan urusan gue" nada bicara Leo kembali dingin,dan tajam membuat Jeje ketakutan dan enggan menatap kedua mata tajam bak elang milik Leo.
____________________

Tbc...

Vote+komen+follow!

KAKEL||ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang