BAGIAN DUA

6.2K 314 13
                                    

Dengan perasaan yang puas Ace berjalan menuju pintu keluar rumah Lisa. Dia berjalan sambil membawa satu kantong besar yang berisi daging Lisa yang akan dia beri untuk kucing besarnya.

Namun saat, ingin sampai di depan pintu langkah Ace terhenti karena mendengar suara seseorang dari luar yang ingin meminta untuk dibukakan pintu rumah ini. Pemilik suara itu adalah, Alice. Alice yang dari luar berteriak memanggil Lisa untuk segera membuka pintu rumahnya, sebab pintu rumah dikunci oleh Ace saat dia memasuki rumah ini.

"Lisa bukak pintunya, kamu nggak papakan di dalam?!" Suara teriak Alice dari luar.

"Lisa ini aku Alice, aku datang untuk nolong kamu. Cepat bukak pintunya, Lisa!" Ace yang mendengarkan teriakan Alice dari luar hanya diam sambil tersenyum smirk.

Alice yang berada di luar sudah berkeringat karena terlalu khawatir sama keadaan temannya, Lisa. Dia takut jika Lisa diapa-apakan sama seseorang yang Lisa ucapkan tadi.

Rasanya Alice ingin menangis karena tidak ada sahutan sama sekali oleh Lisa dari dalam. Apakah Lisa sudah diapa-apakan sama orang tersebut? Tidak, Alice mohon jangan sampai itu terjadi.

Sibuk dengan perasaan yang begitu cemas, tiba-tiba ada yang menepuk bahu Alice dari belakang, hal itu sontak membuat Alice terkejut dan reflek menoleh ke belakang.

"Kamu siapa?" tanya Alice, melihat seorang pria jakung yang berdiri di depannya dengan menggunakan hoddie berwarna abu-abu.

"Gue Ace, gue samperin lo karena lihat lo teriak-teriak di rumah ini," jawab pria itu, yang ternyata adalah Ace. Bagaimana Ace ada di luar? Bukankah tadi dia di dalam? Jawabannya adalah, Ace keluar dari pintu belakang, dan sebelum keluar Ace mengangganti pakaiannnya terlebih dahulu di dalam kamar mandi milik rumah ini.

Tidak perduli dengan Ace yang baru mengenali namanya, Alice langsung meminta Ace mendobrak pintu rumah ini agar terbuka untuk melihat keadaan temannya di dalam.

"Iya, aku teriak karena teman aku tadi minta tolong lewat telepon karena, katanya ada orang jahat yang mau bunuh dia. Aku mohon sama kamu tolong dobrak pintu ini, karena dari tadi aku manggil teman aku, gak ada sahutan dari dia di dalam," ucap Alice memandangi Ace dengan sorot penuh permohonan.

"Minggir lo biar gue dobrak pintunya," Alice mengangguk cepat sambil memundurkan dirinya ke belakang. Saat, Alice sudah memundurkan dirinya, dengan cepat Ace mendobrak pintu rumah tersebut, sekali tolakkan pintu rumah langsung terbuka.

Melihat pintu rumah yang sudah terbuka, dengan cepat Alice masuk ke dalam, namun tangannya langsung ditahan oleh Ace membuat Alice menoleh padanya.

"Sama gue masuknya, bahaya," ucap Ace. Alice mengangguk setuju, kemudian mereka masuk ke dalam sambil barengan.

Ketika sudah masuk ke dalam rumah besar itu, keadaan sangat sunyi dan begitu gelap, membuat Alice sedikit merasa takut dengan keadaan rumah ini.

"Ace, kita langsung ke kamarnya aja," ajak Alice. Ace mengangguk setuju, "Yaudah, ayok," Lalu, mereka menuju ke kamar Lisa dengan Alice yang memberitahu di mana letak kamar Lisa, sebab Ace yang tidak tahu. Bukan tidak tahu, lebih tepatnya pura-pura tidak tahu.

Ketika Alice membuka pintu kamar, dia dikagetkan dengan darah yang bergelinang di kamar ini, namun keberadaan Lisa tidak ada.

Sedangkan, Ace dia pura-pura terkejut padahal di dalam hatinya dia sedang merasa senang melihat wajah gadisnya yang kaget melihat apa yang tengah dia lihat sekarang.

"Nggak mungkin," ucap Alice sambil menggeleng berbarengan dengan air mata yang jatuh membasahi pipinya.

Langkah Alice memasuki kamar itu. Bau kamar yang begitu anyir membuat pikiran Alice berpikir bahwa temannya Lisa sudah terbunuh.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang