DUA PULUH DUA

735 59 4
                                    

Di dalam rumah, lebih tepatnya di ruang televisi Ace duduk di sofa, dia terlihat fokus sama laptop di pangkuannya. Ntah, apa yang dibuatnya pada laptop tersebut, mungkin tugas sekolah.

Alice sedari tadi di kamar. Sudah ada 15 menit dia bolak-balik di dalam kamarnya. Sebenarnya dia ingin sekali keluar, cuma dia takut bertemu Ace nanti. Apalagi cowok itu tengah marah padanya. Pandangan Ace sangat tajam padanya sejak kejadian di sekolah tadi.

Flasback on

Ace menyalipkan rambut Alice di belakang telinga sambil sedikit membisik, "Aku nggak akan marah kalau kamu nggak bohong,"

Mendengar bisikan tersebut Alice membulatkan matanya. Tubuhnya menegang. Jadi, Ace sudah tahu. Tapi, tau dari mana?

"K-kamu..." pandangan cowok itu tajam, sangat tajam membuat Alice langsung menundukkan kepala, "Maaf..." lirihnya.

"Nggak mau kejadian yang dulu terulang, kan?" Alice tersentak, dia menatap Ace sambil menggeleng kepala kuat.

Ace menatap coklat di tangan Alice, dia merampas coklat tersebut. Kemudian, menginjaknya kuat sampai hancur. Alice hanya memandang coklat itu sedih.

"Jauhin dia atau lo mau dia berakhir seperti coklat ini?" Alice menggeleng pelan. Jujur dia takut apalagi tatapan tajam Ace belum berhenti memandangnya.

Ace mencengkam pergelangan tangan Alice, "Ac... Shit!!!" tak sempat bicara sebab Ace semakin kuat mencengkam pergelangan tangannya.

Belum berhenti mencengkamnya, tatapannya semakin tajam, "Ace sakit.... lepasin!" ujarnya menahan tangis.

Ace melepaskannya, lalu pergi setelah itu meninggalkan Alice sendiri. Setelah kepergian Ace, Alice melihat tangannya sangat merah.

Flasback off

Alice kembali melihat tangannya yang dicengkam kuat oleh Ace, tangan itu masih merah.

"Keluar nggak, ya? keluar nggak, ya?" Alice masih bigung. Dia sangat haus, air di kamarnya tidak
ada. Ingin ke dapur tapi takut jika tidak sengaja bertemu Ace.

Setelah berperang pada pikirannya, Alice memilih untuk turun. Melihat dari atas tangga, ada Ace di sofa televisi. Karena, cowok itu terlihat sangat fokus sama laptopnya, Alice memilih tetap turun karena mungkin Ace tidak akan menyadarinya.

Turun secara perlahan dari tangga sampai ke bawah. Berjalan pelan-pelan takut Ace menyadari keberadaannya.

"Mau ke mana?" suara dingin nan berat itu membuat langkah Alice berhenti di pertengahan jalan. Sial, Ace menyadarinya padahal cowok itu masih menatap fokus laptopnya.

"Ma_mau ke dapur ambil air," jawab Alice dengan jantung berdebar.

Ace beralih menatapnya, tatapannya sangat dingin membuat Alice menelan ludah susah payah. Kemudian, Ace kembali menatap laptopnya. Melihat itu Alice bernafas lega dan kembali berjalan menuju dapur.

Di dapur Alice menyandar ke dinding sambil meminum air. Setelah selesai, dia mengurut dadanya merasa lega.

"Serammm..." gumamnya pelan.

Lalu setelah itu, Alice keluar dari dapur. Alice melihat Ace sangat fokus pada laptopnya membuat dia penasaran. Ingin bertanya tapi takut akhirnya dia memilih diam, kembali berjalan ke atas menuju kamar.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang