BAGIAN TUJUH

3K 183 15
                                    

Alice baru saja datang ke sekolah, dan kini dia sedang berjalan di koridor. Sepanjang perjalanan Alice merasa di tatap oleh siswa yang dia lewati. Bukan tatapan memuja melainkan tatapan sinis dan menjijikan. Alice merasa gelisah dengan tatapan yang mereka berikan padanya. Apa ada yang aneh dengan dirinya sehingga mereka menatapinya seperti itu?

Mereka juga sepertinya membisikannya, namun Alice tak bisa mendengarkan bisikan mereka. Hal itu membuat Alice berjalan sambil menundukkan kepalanya.

Di tengah-tengah perjalanan seorang cowok menghampiri Alice membuat langkah Alice terhenti. Alice mendongak untuk melihat orang tersebut, ternyata dia Raka.

Sebuah senyuman Alice berikan pada Raka. Namun, Raka tak membalas senyuman Alice. 

"Hai, Ka," sapa Alice.

"Ini beneran lo?" Alice mengernyitkan dahinya tak mengerti maksud dari Raka.

"Maksud kamu?" Bukannya menjawab Raka langsung menarik tangan Alice untuk  meperlihatkan sesuatu pada gadis itu.

Raka melepaskan tangan Alice ketika dia membawa gadis itu di depan mading.

"Coba bilang sama gue kalau itu bukan lo, Al," sebentar melirik Raka, Alice langsung memandangi mading.

Mata Alice seketika membulat sempurna melihat foto-foto yang terpampang jelas di mading sekolah. Foto dirinya yang sedang tidur berdua dengan seorang cowok. Cowok itu tidak memakai baju begitupun dengannya. Tubuhnya hanya di alas dengan tanktop hitam. Dia dan cowok itu saling berpelukan dan juga ada beberapa foto yang menunjukkan dia dan cowok itu saling berciuman. Di foto itu memang dirinya, wajahnya terlihat jelas di sana. Namun wajah cowok itu diburami, sehingga tidak tahu siapa cowok yang tidur dengannya itu.

Alice tidak mengingat semuanya, dia tidak tahu apa yang terjadi padanya malam tadi. Saat, bangun semuanya terlihat biasa saja bahkan dia memakai baju tidurnya saat bangun. Lalu, bagaimana semua ini bisa terjadi? Apakah sekarang ini dia sedang dijebak oleh seseorang?

"Al itu bukan lo, kan," ulang Raka sekali lagi.

Alice menoleh ke Raka dengan mata yang berkaca-kaca.

"Raka a-aku bisa jelasin. Aku nggak tahu apa-apa demi Tuhan," Alice tak kuat menaha air matanya, sehingga telah membasahi pipinya.

Raka menggeleng tak percaya. Dari wajahnya terlihat jelas bahwa cowok itu kecewa pada Alice.

"Gue nggak nyangka lo kayak gitu. Jijik Al," Setelah itu, Raka langsung pergi namun tangannya langsung ditahan oleh Alice.

"Raka aku beneran nggak tahu apa-apa. Aku nggak ingat..."

"Tapi, di foto itu lo, kan?!" Alice tak bisa menjawab ketika Raka yang membentaknya. Dan setelah itu, Raka langsung melepaskan tangan Alice dan pergi dari hadapan cewek itu.

"Raka!!!" Alice berteriak memanggil Raka, namun cowok itu tidak memperdulikannya, membuat tangisannya semakin menjadi.

Alice menarik kuat rambutnya, lalu mencabut kasar foto-foto menjijikan yang tertempel di mading sekolah. Semua orang memandangi Alice dengan tatapan jijik. Alice yang di pandangi seperti itu semakin cepat mencabut foto-foto dirinya yang menjijikan itu.

Kemudian setelah itu, Alice langsung pergi dari sana sambil berlari. Tangisannya masih juga belum berhenti. Siapa orang yang sangat tega menjebaknya seperti ini? Alice sungguh merasa malu, dan sangat dilecehkan.

Dari jauh Ace memandangi itu semua. Dari Raka yang menunjukkan foto itu sama Alice sampai Alice pergi dari hadapan mading sekolah. Ace memandanginya. Ada rasa sedikit kasihan melihat gadisnya yang menangis seperti itu. Tapi, ya harus bagaimana ini adalah jalan satu-satunya membuat Alice dibenci semua orang. Dia jahat? Haha, tidak, dia tidak jahat. Dia hanya ingin Alice menjadikannya satu-satunya bukan salah satunya. Ini memang sedikit egois. Tapi, tidak masalah asalkan Alice hanya untuknya.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang