BAGIAN DUA PULUH

1K 68 5
                                    

Ace berjalan di lorong yang ramai dengan kedua tangan dimasukan ke dalam kantong celana sekolahnya. Aura Ace berjalan begitu dingin dan terlihat menakutkan sebab tatapannya begitu tajam.

Walaupun Ace tidak terkenal di sekolah, namun ada banyak siswi menyukainya, karena ketampanannya, namun mereka hanya diam saja sebab Ace selalu menunjukkan wajah dingin, tajam, bahkan menyeramkan. Mereka kadang hanya melihat Ace tersenyum hanya dengan seorang gadis, tentu saja mereka kenali gadis itu, siapa saat ini yang tidak mengenali Alice? Namanya sudah beredar di mana-mana di sekolah ini sebab kasus yang dia alami.

Brukkk!!!

Sebuah tumpukan buku menabrak Ace membuat buku tersebut terjatuh dan berserakan di lantai. Tatapan tajam tadi semakin tajam melihat seseorang yang sangat ceroboh karena telah menabraknya seperti ini.

"Maaf!!! Maaf!! gue nggak sengaja," gadis itu menundukan kepalanya, ya dia seorang perempuan.

Kemudian gadis itu menegakkan kepalanya memandang Ace, Ace hanya berdecih memandangi wajah gadis itu, lalu pergi tanpa mengeluarkan kata.

Gadis itu terdiam beberapa saat, setelah itu membereskan tumpukan buku yang berjatuhan di lantai.

Sebenarnya, Ace ingin sekali memberi gadis itu pelajaran karena telah menabraknya dengan tumpukan buku sialannya itu. Mungkin hatinya sedang berbaik hati maka itu, Ace hanya membiarkannya saja.

Dan hatinya semakin membaik melihat senyuman gadisnya yang sedang melambaikan tangan padanya.

Alice berlari menghampiri Ace, dan kini dia sudah di hadapan cowok itu.

"Tumben lama ke kelas aku?" tanya Alice.

Sebelum menjawab Ace mengambil tangan mungil gadisnya untuk digenggam, "Ada masalah tadi,"

"Masalah apa?" tanya Alice. Saat ini, mereka berbicara sambil berjalan.

"Hal kecil," jawab Ace seadahnya.

"Nggak aneh-aneh, kan?" gadis itu menatap Ace curiga.

Ace menatap Alice balik, dia tersenyum kecil, "Nggak," Lalu setelah itu, Alice bernafas lega.

~~~

Di rooftop sekolah, Alice sedang memandang langit biru di atas sana, terlihat sangat indah. Sedangkan Ace, dia menatap Alice, dibandingkan langit itu ciptaan Tuhan di depannya ini lebih indah.

"Tadi aku nggak sengaja dengar teman kelas aku bicara nengenai pasar malam. Memang ada pasar malam, ya?" tanya Alice sambil mengalihkan pandangannya ke Ace.

"Aku nggak tahu," jawab Ace. Sebenarnya Ace tahu bahwa memang ada pasar malam.

"Padahal aku mau ke sana," jawab Alice bernada sedih.

"Ngapain?" tanya Ace.

Alice terseyum cerah sambil membayangkan menaiki wahana yang ada di pasar malam tersebut, pasti itu sangat seru.

"Ada banyak wahana di sana, aku mau naik, terus beli jajanan. Seruu, banget Ace di sana!!!" jawabnya kegirangan.

Ace hanya menjawab, "Oh," Bagi Ace itu semua tidaklah penting.

"Aku mau pergi lihat nanti malam, apa benaran ada apa nggak,"

"Gue nggak ijinin!" nada suara Ace seketika berubah mendengar lontaran kata tersebut.

"Kenapa? Aku, kan perginya sama kamu. Nggak boleh juga?" wajah Ace berubah drastis mendengar itu. Dia pikir Alice akan pergi seorang diri.

"Lo nggak pergi sendiri?" tanya Ace dengan nada kembali rendah.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang