DUA PULUH ENAM

592 53 6
                                    

Di kelas Alice sedang mengerjakan tugas yang diberikan oleh gurunya sebelum pergi. Ya kelasnya saat ini, sedang jam kosong. Begitu ribut, namun Alice masih fokus mengerjakan tugas.

Denis menghampiri meja Alice. Alice mendongak karena merasa ada seseorang yang berdiri di depan mejanya. Seketika Alice menjadi gugup, Denis tersenyum padanya.

"Fokus banget, Al," Alice tersenyum kikuk, "I-iya."

"Kamu kenapa?" tanya Denis karena melihat kegugupan gadis itu.

Alice berusaha menetralkan perasaannya, dia harus bersikap normal, "Memangnya aku kenapa?"

"Kamu kayak gugup gitu."

"Haha, perasaan kamu aja mungkin." kemudian, Alice kembali melanjutkan mengerjakan tugasnya. Pikirannya berkata cepatlah pergi Denis dari hadapannya. Alice ingin menjauh darinya, namun Alice tidak berani secara terang-terangan mengatakannya pada Denis. Dia takut cowok itu tersinggung.

"Aku udah siap kamu boleh nyontek punya aku, Al," Denis meletakkan tugasnya yang sudah selesai di meja Alice.

Alice melihat buku itu, kemudian tersenyum kepada Denis, "Aku kerjain sendiri aja, Den. Lagian aku juga mau siap."

Denis tersenyum simpul mendengar balasan Alice. Dia ingin mengambil bukunya lagi, namun langsung diambil oleh Shasa.

"Kalau Alice nggak mau gue aja yang pinjam," ucapnya tersenyum pada Denis.

Pandangan Denis berubah menjadi dingin. Dia mengambil bukunya kasar dari Shasa, "Kerjain sendiri!" ketusnya lalu pergi dari hadapan mereka berdua.

Alice menelan ludahnya ketika Denis menatap dingin Shasa. Tatapan dingin itu seperti menusuk. Shasa tersenyum miring ketika Denis pergi. Kemudian, dia menatapa Alice.

"Sekarang lo aman, kan?" ujar Sahsa seperti tau isi hati Alice.

"I-iya. Makasih, ya, Shasa." Alice tersenyum.

"Santai aja gue, kan, emang buat ngejagain lo," Shasa memegang pundak Alice membuat gadis itu tersenyum.

~~~

Seseorang menatap tajam pada sebuah foto. Dia menusuk foto tersebut dengan pisau.

"Setelah gue bunuh mereka, lo selanjutnya, sialan!"

di tempat lain di waktu yang sama, yaitu malam hari Alice baru saja membeli sesuatu dari supermaket di kawasan rumah Ace. Gadis itu berjalan cepat dengan mengeluarkan keringat dingin bagaimana tidak seseorang tengah mengikutinya dari belakang. Ketika dia melihat ke belakang memang tidak ada orang tapi Alice merasa yakin bahwa ada yang mengikutinya. Alice mempercepat langkahnya untuk sampai di rumah.

Langkah itu semakin mendekat membuatnya ingin menangis sekarang juga.

"Tolong Alice Ya Tuhan..." ucapnya dalam hati berdoa memohon perlindungan.

Sebuah tangan menyentuh pundaknya membuat Alice segera menepis dan ingin berlari, namun tangannya di tahan oleh orang itu.

"Alice!" suara nan tegas itu membuatnya seketika membalikkan tubuh. Ace berdiri di depannya sambil menatapnya khawatir.

Tanpa mengucapkan apapun Alice langsung memeluk tubuh kekar itu erat. Ace membalas pelukannya, dia bisa merasakan tubuh Alice yang gemetar bahkan bajunya basah membuat cowok itu melepaskan pelukan Alice.

"Kamu kenapa nangis?" tanya Ace semakin khawatir. Siapa yang berani membuat gadisnya ini nangis?

Mata Alice melihat ke sana-ke sini ke mana orang itu pergi? Alice yakin ada orang yang mengikutinya tadi.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang