BAGIAN TIGA BELAS

1.9K 111 18
                                    

Ace menoleh ke pintu ia mendapati ibunya yang memandanginya sendu. Ace menatap ibunya tajam, perempuan inilah yang membuat semua rencananya hancur.

Kinan mendekati anaknya yang terdiam di tempat sambil memandanginya tajam. Kinan meneguk salivahnya kasar. Jujur dia sedikit takut melihat tatapan Ace.

"A..."

"Ini yang Ibu mau, kan?" Ace memotong ucapan ibunya.

"Apa maksudmu?" tanya Kinan pura-pura tak paham.

Ace berdecih, "Cih, Ibu pikir aku bodoh? Aku tau Ibu merencanakan ini semua agar Alice tau siapa aku!"

"Bukan, ini semua tidak sengaja," Kinan sudah tau bahwa Ace pasti menuduhnya seperti ini.

Ace menghadap ibunya, jaraknya lebih dekat dengan ibunya dari pada tadi, "Ibu tidak pernah menyukai tindakanku. Ibu bilang tidak sengaja? Ibu pikir aku percaya, hah?!"

Mata Kinan mulai berkaca-kaca melihat Ace membentaknya. Hatinya sangat sakit setiap Ace membentaknya.

"Ibu tidak bohong. Ibu tanpa sadar menyuruh Alice masuk saat itu. Ibu tidak berbohong, Ace,"

Ace tersenyum smirk, "Apapun yang Ibu katakan aku tidak percaya. Tapi, Ibu tidak perlu takut aku tidak akan marah sama Ibu bagaimanapun Ibu tetaplah Ibuku, kan?" Kinan sedikit tersenyum mendengar ucapan Ace. Namun senyuman itu pudar mendengar bisikan Ace ditelinganya.

"Jangan pernah menganggu atau menghentikanku, jika tidak aku akan membunuh ibu tidak peduli jika Ibu adalah Ibuku," Ace menjauhkan wajahnya dari telinga Kinan. Ace dapat melihat dahi ibunya yang mengeluarkan peluh.

"Aku menyanyangi Ibu," ucapnya tersenyum sebelum meninggalkan kamar.

~~~

Sudah 4 hari setelah kejadian itu, luka di tubuh Alice juga sudah sangat mengering. Saat ini, Alice tengah di kamar, sudah seminggu dia tidak masuk sekolah dan juga tidak bertemu nenek dan bibinya, Alice merindukan mereka.

Cklek!

Ace berdiri di depan pintu memandangi Alice yang sedang temenung.

"Selamat pagi," sapa Ace sambil mendekati Alice.

Alice mendongak menatap Ace, "Ace," panggil Alice pelan.

Sambil tersenyum Ace menjawab, "Hm?"

"Emph... Aku ingin bertemu nenek dan bibi aku merindukan mereka," Senyuman itu seketika pudar.

"Gue nggak izinin lo untuk bertemu mereka." jawab Ace.

"Kenapa?" tanya Alice kecewa dia pikir Ace akan mengizinkannya.

"Gak ada jawabannya,"

"Ace ijinkan aku bertemu mereka. Mereka bibi, nenek aku. Cuma mereka yang aku punya di dunia ini. Kamu nggak boleh larang aku bertemu mereka. Kamu nggak berhak," Dengan tegas Alice mengatakan itu pada Ace. Kali ini dia akan mencoba melawan Ace agar cowok itu tidak seenaknya dengan dirinya.

"Lo pikir gue peduli?" cuma itu yang Ace katakan meski dia sangat marah mendengar ucapan Alice.

"Lo juga punya gue, bukan mereka aja, iyakan Sayang?" lanjut Ace sambil menaiki dagu Alice menggunakan jari telunjuknya.

Alice menurunkan jari telunjuk Ace yang menyentuh dagunya, lalu dia beralih memeluk erat pergelangan tangan Ace dengan tangannya. Ace tentu terkejut apa yang dilakukan Alice.

"Jika nggak boleh untuk jumpa nenek dan bibi, tolong jumpai aku sama nenek aja. Aku khawatir sama nenek. Tolong jumpai aku sama nenek, Ace," Pandangan memohon ditambah tatapan menyedihkan itu hampir membuat pertahanan Ace hancur apalagi Alice memegang erat tangannya.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang