DUA PULUH TIGA

672 50 3
                                    

Alice duduk termenung di sofa ruang televisi. Dia menuggu kedatangan Ace. Akhir-akhir ini cowok itu sering sekali keluar. Ketika ditanya Ace hanya menjawab 'Ada urusan' atau enggak 'Ada yang aku urus' Alice tak bisa menanya lebih karena dia takut cowok itu akan marah.

Pikiran Alice tertuju pada ucapan tentangga rumahnya. Tadi Alice sempat keluar untuk menghilangkan rasa bosan. Dia kepikiran untuk melihat rumahnya yang dulu sudah habis terbakar.

Saat itu, dia tengah melihat rumahnya yang sudah hancur tiba-tiba seorang bapak-bapak menghampirinya, dia adalah tentangga rumahnya. Bapak itu berkata, bahwa rumah itu terbakar bukan karena kecelakaan atau semacamnya, tapi ada seseorang yang sengaja membakar rumah itu. Ciri-cirinya seperti anak remaja, terlihat dari postur tubuhnya dia cowok, menggunakan hoodie hitam dan menutupi kepalanya dengan kupluk hoodie tersebut.

Bapak itu memang tidak melihat dia membakarnya, tapi dia melihat seseorang itu keluar dari rumahnya ketika api sudah membesar. Bapak tersebut ingin mengejar, namun tak sempat karena dia sudah hilang tanpa jejak. Ingin menjadi saksi, namun takut tidak akan ada percaya sebab bukti tidak ada. Lagian kebakaran itu dideteksi disebabkan karena listrik yang konslet.

Ketika pemeriksaan ada korban jiwa apa tidak, ditemukan cuma satu dalam keadaan luka bakar yang parah di seluruh tubuh. Dilihat dari tubuhnya seperti wanita paru baya. Itu berarti bibinya, lalu neneknya? Apa mungkin sudah menjadi debu karena kebakaran tersebut?

Jika benar kebakaran tersebut disebabkan oleh seseorang. Apa mungkin itu Ace? Alice jadi bigung sendiri memikirkannya.

"Al!" panggilan suara yang cukup besat itu membuat Alice tersentak. Dia menoleh mendapati Ace yang berdiri di sampingnya.

"Ace, kamu sejak kapan pulang?" tanya Alice.

"Sekitar lima menit," Ace duduk di samping Alice, "Kamu mikirin apa?" lanjut cowok itu bertanya.

"Ace..." panggil Alice.

"Iya, kenapa?"

"Ace, kamu harus tau kalau rumah aku itu terbakarnya disebabkan ada seseorang yang sengaja membakarnya," ucapan Alice membuat Ace terkejut.

"Kamu tau dari mana?" tanya Ace.

"Maaf, tadi aku keluar sebentar soalnya bosan di rumah. Terus ke rumah aku untuk lihat-lihat aja, jadi ada bapak-bapak samperin aku, dia tentangga aku katanya, kalau rumah itu terbakar karena seseorang. Dia lihat ada orang yang keluar dari rumah saat api sudah besar. Bapak itu bilang dia terlihat seperti anak remaja laki-laki," ujar Alice menjelaskan.

Ace cukup lama terdiam mendengar penjelasan Alice. Lalu, dia menatap Alice.

"Terus kamu curiga sama aku?" kata Ace tiba-tiba.

"Bu_bukan aku nggak curiga sama kamu, tapi—"

"Tapi, apa? Jelas kamu curiga sama aku. Kamu pasti ngira anak remaja itu aku, iyakan, Al?!" Ace menaiki volume suaranya sedikit.

Benar ucapan Ace bahwa dia curiga sama dirinya. Bagaimana tidak cowok itu sangat terobsesi sama dirinya sampai ingin menghapuskan orang terdekatnya. Kemungkinan memang Ace pelakunya, kan?

"Orang seperti aku mana mungkin kamu percaya," lanjut Ace kembali melihat Alice hanya diam.

"Maaf, aku cuma.." ucapan Alice terhenti.

"Cuma apa?" jawab Ace cepat.

"Maaf..." lirih Alice merasa bersalah.

"Cih," Ace bedecih, kemudian dia bangkit dari duduknya.

"Kamu mau ke mana?" tanya Alice melihat Ace ingin pergi.

"Emang penting buat kamu?" setelah mengatakan itu, Ace langsung pergi dari hadapan Alice. Dia kembali pergi dari rumah dan tinggallah Alice sendri.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang