BAGIAN TUJUH BELAS

1.2K 93 16
                                    

Di dapur Alice sedang memegang sebuah botol kaca kecil. Dia sedang bigung apakah dia harus memasuki obat itu ke dalam makanan yang sedang di hadapannya.

Sudah seminggu lebih ini Alice bersikap bagaikan gadis manis yang penurut, dan Ace memperilakukan Alice bagaikan ratu. Siapa yang tahu bahwa sebenarnya sikap Alice selama ini hanya sandiwara? Dia berpura-pura untuk melancarkan aksinya agar bebas dari Ace. Namun, siapa sangka jika Alice terjebak dari aksinya sendiri? Karena, sikap Ace yang begitu lembut padanya Alice berpikir dua kali untuk menyingkirkan cowok itu.

Masih berpegang pada botol kaca kecil itu, yang isinya sebuah racun. Alice selalu tidak jadi memasuki racun tersebut ke dalam makanan, makanan yang ingin dia berikan kepada Ace. Alasannya, ya karena dia ragu.

Alice menghela napas kasar sebelum suara datang membuat tubuh seketika menegang.

"Apa yang ada di tangan lo?"

Itu adalah suara dia, Alice segera membalikan tubuhnya, dan menyembunyikan tangannya ke belakang.

"Eng_enggak..." gugup Alice. Dia tidak tau harus berkata apa.

"Lo pikir gue percaya?" Tatapan Ace begitu mengintimidasi rasanya sebuah tetesan air meleleh di keningnya.

"I_ini...."

Alice tidak jadi melanjutkan ucapannya karena tangan Ace langsung merampas apa yang ada di balik tangannya.

Ace berdecih melihat botol kecil kaca itu, "Cih, mau bunuh gue, ya?" Ace kembali memandang Alice sambil tersenyum miring.

Dengan cepat Alice menggelengkan kepalanya, "Bukan! Aku nggak ada niat mau bunuh kamu. Itu... itu.."

Prang...

Tak menunggu Alice menyelesaikan ucapannya. Ace langsung membanting benda yang ada di tangannya dengan kuat sehingga menimbulkan sedikit bunyi pecah.

Alice mulai bergetar melihat itu, apalagi tatapan tajam Ace. Tatapan yang sudah tidak dia lihat lagi selama seminggu lebih ini, dan kini dia kembali melihatnya.

"KALAU NIAT LO NGGAK BUNUH GUE APA HAH?!! LO MAU MASUKIN RACUN KE DALAM MAKANAN GUE, KAN, SIALAN?!!!" Ace meneriaki Alice sampai-sampai urat lehernya terlihat.

"LO!!!!!!" Ace menunjuk Alice dengan tatapan tajam penuh luka.

"ARGH!!!"

Prang!!!

Ace menjatuhkan makanan yang disiapkan Alice. Makanan itu tercecer membuat lantai menjadi kotor. Sebab makanan yang dibuat Alice berupa Spegeti.

"A_Ace... aku nggak bermaksud..."

"DIAM!!!"

"Berani banget lo permainkan perasaan gue! ARGH!!! SIALAN LO ALICE!!!" Ace menarik rambutnya kuat. Dia begitu frustasi mengetahui fakta menyakitkan ini, niat Alice sesungguhnya hanya ingin membunuhnya agar dia bebas dari dirinya.

Air mata tiba-tiba jatuh di kelopak mata Alice melihat Ace menarik rambutnya sendiri. Alice segera melepaskan tangan Ace dari rambutnya.

"Ace udah! Jangan nyakitin diri kamu!" Ace berhenti menarik rambutnya, dia memandangi Ace sambil tersenyum smirk.

"Akh!" ringisan keluar dari mulut Alice ketika Ace tiba-tiba menjambak rambutnya.

"Orang kayak lo nggak usah ingatin gue, Sialan! Lo yang buat gue kayak gini, Brengsek!"

"Lo mau bebas, kan? Itu semua hanya mimpi!!" Ace melepaskan jambakannya, dia beralih mencengkeram leher Alice, hingga Alice kesusahan bernapas dan lehernya begitu sakit.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang