DUA PULUH DEPALAN

671 38 3
                                    

"Ace!!"

"Ace!!"

"Ace!!"

Mata Ace terbuka ketika sebuah suara terus memanggilnya. Napasnya tidak beraturan, sedangkan wajahnya dipenuhi peluh.

"Ace." panggil Alice sekali lagi ketika Ace masih belum sadar akan dirinya.

Ace langsung memandangi wajah Alice yang terlihat cemas, "Alice?!" terkejutnya, kemudian duduk dan memeluk Alice seerat-eratnya.

"Jangan tinggalin aku!" ucap Ace terdengar ketakutan.

Alice merasa bahwa Ace bermimpi buruk. Ia mengusap punggung Ace lembut, "Kamu kenapa? Aku nggak akan tinggalin kamu."

Ace melepaskan pelukannya, lalu membolak-balikan tangan Alice dengan raut cemas. Sedangkan Alice masih kebigungan.

"Kenapa Ace?"

"Tangan kamu nggak terluka, kan?" Ace menatap Alice.

"Kamu ini kenapa, sih? Kamu mimpi buruk, ya?" bukannya menjawab, Ace malah kembali memeluk gadis itu.

"Ck! Mimpi Sialan!" umpat Ace dalam hatinya.

Setelah mengumpat di dalam hati, Ace melepaskan pelukannya terkejut, "Sekarang jam berapa?"

"Jam setengah 8 mungkin" jawab Alice.

"malam?" Alice menggeleng.

"pagi?" Alice mengangguk.

"Serius? Berarti aku telat bangun?" dengan polos Alice mengangguk.

"Kenapa kamu nggak bangunin aku? Jadinya, nggak sekolah, kan, karena telat." Ace baru sadar kalau Alice memakai baju sekolah dan siap untuk berangkat.

"Aku udah bangunin kamu, tapi kamu nggak bangun-bangun." mendengar hal tersebut Ace memejamkan matanya, tidak menyangka dia tidak bangun karena mimpi sialan itu. Ini pertama kali untuknya.

Alice menepuk pelan bahu Ace, "Udah nggak apa. Aku udah bilang Shila lewat handphone kamu kalau kita nggak masuk karena ada urusan. Jadinya, keterangan kita izin." jelas Alice. Untung saja dia sempat kepikiran hal itu tadi ketika melihat handphone Ace tergeletak di atas meja lampu. Dan lebih untungnya handphone Ace tidak memakai kunci untuk dibuka.

"Maaf," lirihnya pelan.

"Iya, nggak apa Ace..." jawab Alice sembari mengusap rambut Ace.

~~~

Karena, tidak sekolah Alice dan Ace memilih untuk pergi ke pantai. Pantai ketika pertama kali mereka datangi. Ide ini muncul dari Alice, karena dia sangat bosan di rumah. Awalnya Ace menolak memilih untuk di rumah saja menghabiskan waktu berdua. Namun karena, Alice terus memujuknya akhirnya ia mengiyakan ajakan Alice.

"Ace! Fotoin aku di sini!" pinta Alice pada Ace yang sedang memfoto sesuatu. Padahal tanpa, diminta pun Ace sudah memfotokannya.

Ace mengangguk, kemudian mengatur arah camera handphonenya.

Ckrek!

"Aku mau liat!" Alice berlari ke Ace untuk melihat hasilnya.

"Ih jelek... Hapus!!" ketika Alice ingin menghapus Ace langsung menjauhkan handphonenya.

"Cantik. Jangan dihapus." tolak Ace.

"Jelek! Cantik dari mananya?" jawab Alice sedikit kesal.

"Pokoknya cantik." keukeh Ace.

"Tapi, bagi aku jelek."

"Kalau kata aku cantik berarti cantik. Kamu bagaimanapun tetap cantik," perkataan tersebut membuat pipi Alice merona merah. Rasa kesal itu menjadi hilang.

Secret Aceel [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang