Alice kembali masuk sekolah, tentu saja sudah diijinin oleh Ace. Meski sudah sebulan Alice tak memasuki sekolah, dia tetap memberanikan diri menginjak tempat itu.
Sepanjang perjalanan Ace tidak melepaskan rangkulannya di pinggang Alice. Tatapan cowok itu tajam ke seluruh penjuru, sedangkan Alice dia hanya diam dan merasa risih disaat semua orang memperhatikannya.
Setiba di kelas gadis itu, Ace terpaksa melepaskan rangkulannya, meski berpisah hanya sementara namun sangat berat bagi cowok itu.
"Yang rajin belajarnya, nggak boleh tengok kanan-kiri cukup perhatikan guru menjelaskan aja," ujar Ace mengingati.
Alice tersenyum seraya mengangguk, "Iya," Ace mengusap rambut gadisnya, lalu memeluknya, kemudian pergi dari hadapan cewek itu.
Alice memasuki kelas, tatapan tak suka langsung ia dapatkan dari teman kelasnya.
"Gue pikir lo udah mati," ucap tajam seorang gadis yang duduk di depan.
Alice tak menghiraukan, ia hanya berjalan duduk ke bangkunya. Namun, setiba di bangkunya sudah ada tas seseorang di sana, dari bentuk tasnya seperti seorang cewek.
Alice memberanikan diri menanyai siapa yang duduk di bangkunya. Apa selama dia tidak masuk ada anak baru?
"Hm, yang duduk di sini siapa, ya?" teman kelasnya tidak menjawab bahkan tidak memandang seakan-akan tidak ada yang bicara.
Melihat reaksi teman yang menganggap ucapannya barusan seperti angin lalu merasa sedih, sehingga dia memilih bangku yang belum di duduki.
Ia menemukannya, nomor 3 paling ujung sebelah kanan, dengan segera Alice berjalan menuju bangku itu.
Saat, hendak duduk sebuah tangan menahan bahunya dari belakang."Itu tempat duduk aku," Alice menoleh ke sepemilik suara. Ternyata dia adalah Denis, seorang yang pernah di pukul habis oleh Ace.
Mata Alice sedikit berbinar melihat Denis yang sudah terlihat baik-baik saja.
"Denis! Kamu baik-baik aja, kan? Aku kangen sama kamu," girang Alice.
Denis hanya diam sambil menduduki dirinya di bangku, "Maaf Alice, jangan dekat-dekat sama aku lagi, aku nggak mau kena imbasnya,"
Jleb!
Perkataan Denis sungguh menusuk hati Alice. Dia hanya tersenyum kikuk, lalu mengangguk kecil, "I-iya, aku minta maaf sama kamu karena gara-gara ak..."
"Udah nggak apa-apa," potong Denis cepat. Lagi-lagi Alice hanya tersenyum kikuk, kemudian pergi dari hadapan Denis.
Alice melihat seorang gadis duduk di bangkunya, benar dia seorang anak baru.
Kring!!!
Kring!!!
Kring!!!
Suara bel masuk sudah berbunyi membuat semua murid memasuki kelas dan duduk di tempat masing-masing. Mata Alice kembali berbinar melihat ada satu bangku kosong yang terletak di paling pojok belakang. Alice segera menuju ke sana.
"Ini nggak ada yang duduki, kan?" tanya Alice pada seorang siswa di depan tempat duduk tersebut.
"Nggak ada," jawab siswa itu.
Alice tersenyum senang, kemudian duduk di bangku itu.
~~~
Bel istirahat berbunyi. Seorang siswi menghampiri Alice yang tengah merapikan buku di atas meja.
"Hai," sapanya.
Alice mendongak sebuah tangan sudah terjulur di hadapannya.
"Kenalin gue, Sasha," melihat juluran tangan tersebut Alice membalas sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Aceel [Hiatus]
RandomPermainan yang sangat rapi sehingga membuatnya tidak sadar bahwa dia pelaku sesungguhnya. Untuk mendapatkannya tidak perlu menggunakan cara kasar. Cara halus lebih baik. Obsesi ini sangat menggila, sungguh sangat-sangat gila. Melakukan apapun untuk...