"Rey, lo mau di kelas aja, atau mau ikut gue ke kantin?" tanya Diva.
"Lo bisa panggil gue Lin aja, gue nggak biasa dipanggil Rey. Ayo deh ke kantin, gue udah laper banget nih," ujar Reyline.
Tadinya Reyline hanya ingin berdiam diri di kelas sambil tidur-tiduran. Tetapi akhirnya ia memilih untuk ikut pergi ke kantin, kebetulan ia juga sedang sangat lapar.
"Mau pesan apa Lin?" tanya Diva.
"Lo mau traktir gue?" tanya Reyline balik, tentu saja ia hanya bercanda.
"Boleh, hari ini gue yang traktir deh." jawab Diva serius.
"Eh, nggak-nggak. Gue bercanda kali Div."
"Gapapa santai aja."
"Nggak usah. Gue bisa pesen sendiri."
"Buruan ntar keburu bel bunyi, lo mau pesen apa? Biar gue-" ucapan Diva terhenti karena tiba-tiba ada Reynald duduk di samping Reyline dan memotong ucapannya.
"Yaudah gue aja yang traktir," celetuk Reynald, membuat kedua gadis itu terdiam sejenak.
"Eh? nggak usah kak," ujar Diva menolak tawaran Reynald, sementara Reyline hanya diam. Ia mengingat jelas siapa dan apa yang sudah dilakukan laki-laki itu kepadanya.
Banyak orang menatap Reyline tajam, dan orang-orang yang menatap Reyline saat ini kebanyakan adalah para 'pemuja' Reynald.
Siapa di sekolah itu yang tidak mengenal Reynald beserta keempat temannya yang bernama Alvin, Dimas, Keno, dan Leon itu?
5 orang laki-laki itu terkenal bukan hanya karena mereka merupakan pemain basket saja di sekolah ini, tetapi mereka juga terkenal karena ketampanan yang mereka miliki. Ketampanan mereka berlima hanya beda tipis, tetapi yang paling memiliki banyak penggemar adalah Reynald.
"Bakso 7 mangkok, jus jeruknya 7 gelas," bukan, bukan Reynald yang menjawab pertanyaan dari Diva, tetapi Leon. 4 teman Reynald itu sedang duduk di meja yang bersebelahan dengan meja yang Reynald tempati bersama Reyline dan Diva saat ini.
"Div, gue nggak jadi pesen deh, nanti aja," ujar Reyline kepada Diva.
"Emang gue nawarin lo?" tanya Reynald.
"Emang gue merasa ditawarin sama lo? Gue ngomong sama Diva, bukan sama lo!" balas Reyline ketus.
Tiba-tiba Leon mendapatkan jitakan pada kepalanya oleh Alvin.
"Tolol, lu mesen nggak tau diri banget!" ujar Alvin.
"Goblok lu, 7 mangkok buat kita berlima sama mereka. Bukan buat gue doang!" ujar Leon sambil menjitak balik kepala Alvin.
"Lagian kan Reynald yang bayarin. Ngapa lu yang repot sih?" tambah Leon.
"Emang gue bilang gue traktir kalian berempat juga?" tanya Reynald. Keempat temannya langsung melongo mendengar Reynald berkata seperti itu.
"Nald..." ujar Leon memohon dengan puppy eyes nya.
Alvin, Dimas, Keno, dan Leon bersorak senang setelah berhasil membujuk Reynald. Jarang-jarang Reynald mau mentraktir mereka. Berhubung Reynald sedang bersebelahan dengan gadis cantik, jadi Reynald harus terlihat baik. Katakanlah Reynald sedang carmuk alias cari muka, karena memang itu benar adanya.
"Tapi lu berempat bantuin...emm, siapa nama lu?" tanya Reynald kepada Diva.
"Diva," jawab gadis itu.
"Sialan, dijadiin babu kita. Tapi yasudahlah demi kepuasan lidah, tenggorokan, dan perut gue rela diginiin," ujar Leon dan mendapat jitakan lagi di kepalanya, kali ini bukan dari Alvin, tetapi dari Keno.
"Banyak omong nih si kuda nil, buruan!" ujar Keno.
"Bangsat lu semua!" umpat Leon, lalu keempat temannya itu tertawa mengejek.
***