"Reyline ada di dalem?" tanya Reynald kepada Mira, teman sekelas Reyline.
Sekarang adalah jam istirahat, tetapi Reynald tidak melihat Reyline sampai jam istirahat hampir berakhir.
Reynald pun berinisiatif untuk membelikan makanan dan minuman untuk Reyline, lalu membawakannya ke kelas gadis itu.
"Ada tuh, lagi tidur dia nya," jawab Mira.
"Gue masuk," ujar Reynald. Bukan untuk meminta izin, tetapi hanya sekadar untuk memberitahu saja.
"Dia tidur?" tanya Reynald kepada Diva yang sedang duduk di bangku sebelah Reyline.
Dapat Reynald lihat Reyline sedang menelungkupkan wajahnya di antara lipatan kedua tangannya.
"Ngapain lo di sini?" tanya Diva dengan nada yang tidak bersahabat.
"Gue mau nyamperin Reyline, emangnya kenapa, nggak boleh?" tanya Reynald balik, membuat Diva memutarkan kedua bola matanya malas.
"Minggir bentar," ujar Reynald kepada Diva.
"Kelas, kelas gue juga. Enak banget lo ngusir gue. Nggak mau, sono lo pergi!" ujar Diva yang kesal dengan Reynald. Sampai-sampai suaranya membangunkan Reyline yang tadinya sedang tertidur pulas.
"Kenapa sih Div?" tanya Reyline sambil menoleh ke sampingnya.
Diva hanya diam sambil melirik Reyline dan Reynald bergantian.
"Bentar doang Div," ujar Reynald.
Diva memutarkan kedua bola matanya malas, lalu memberikan tempatnya untuk Reynald.
Reyline yang melihat Reynald mengambil posisi duduk di sebelahnya, lantas kembali memposisikan dirinya seperti tadi. Ia enggan untuk menatap apalagi berbicara dengan Reynald untuk saat ini.
"Masih marah sama gue?" tanya Reynald sambil menatap tubuh Reyline yang membelakanginya.
Reyline menatap Reynald sebentar, lalu berkata, "Gue ngantuk, jangan ganggu."
"Oke. Gue bawain ini buat lo. Jangan lupa dimakan," ujar Reynald sambil memberikan makanan dan minuman yang dibelinya tadi, lalu ia mengacak-acak rambut Reyline.
"Lo boleh pergi sekarang," ujar Reyline sambil menepis pelan tangan Reynald yang berada di kepalanya.
"Kenapa sih lo masih marah sama gue? Bahkan lo nggak mau dengerin penjelasan gue dulu," ujar Reynald yang mulai kesal.
"Gue udah pernah bilang kan, kenapa gue harus dengerin lo? Gue siapanya lo? Lo siapanya gue?" tanya Reyline sambil menatap Reynald tajam.
"Gue juga udah pernah bilang, ya karena gue suka sama lo!" jawab Reynald dengan meninggikan nada bicaranya.
"Kenapa jadi ribet gini sih? Lo tinggal dengerin dan percaya sama gue apa susahnya?" tambah Reynald.
"You wasted my time! Get out!" ujar Reyline.
"Oke," ujar Reynald pelan lalu ia pergi dari sana.
Reyline menatap nanar kepergian Reynald dari sana.
"Ngapain lo natap dia kayak gitu? Nyesel nyuruh dia pergi?" tanya Diva yang kembali mengambil posisi duduknya di sebelah Reyline.
Reyline mengedikkan bahunya acuh, lalu kembali pada posisinya yang tadi.
"Ini nggak mau dimakan? Apa mau gue buang aja?" tanya Diva sambil mengangkat makanan dan minuman yang Reynald bawakan tadi.
"Ehh, jangan. Gue lagi laper banget.. Lumayan lah, daripada nanti mag gue kambuh lo juga kan yang repot," ujar Reyline beralasan lalu dengan cepat merebut keduanya dari tangan Diva.
"Reynald diusir, giliran makanannya aja cepet banget diambil," ujar Diva sambil geleng-geleng kepala melihat temannya itu.
***